JIC, Jakarta — Aktifnya pasar keuangan syariah Indonesia menjadi bukti perkembangan ekonomi syariah Tanah Air cukup positif. Baru-baru ini, Bank Indonesia (BI) menilai ekonomi syariah di Indonesia akan tumbuh besar ke depannya. Apalagi para pemangku kepentingan juga telah berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan ini.
Menurut Gubernur Bank Indonesia, Agus DW Martowardojo, komitmen dari institusi utama untuk pengembangan ekonomi syariah itu sudah sangat baik. Adanya Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) dinilai dapat mendorong peningkatan pangsa pasar ekonomi syariah di Indonesia.
“Pengembangan ekonomi syariah semakin bagus, kita sudah melihatnya di tingkat pemerintah. Itu komitmen yang baik dan akan membuat semua otoritas berkoordinasi dan kerja sama mengembangkan ekonomi syariah,” ujar Agus DW Martowardojo usai pemberian Penghargaan Bank Indonesia 2017 di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (18/7/2017).
Agus menambahkan, membaiknya kondisi ekonomi syariah ini membuat pemerintah dan instansi terkait terus berkoordinasi menjaga pengembangan ekonomi syariah. Bank Indonesia secara khusus membangun departemen ekonomi keuangan syariah yang akan turut mengembangkan ekonomi keuangan syariah, sehingga ia meyakini komitmen untuk pengembangan ekonomi syariah terus semakin baik di Indonesia. “Nanti kita akan lihat bagaimana secara pangsa pasar semakin luas dan besar,” ujar Agus.
Agus menjelaskan, dalam moneter terdapat sistem konvensional dan syariah. Salah satu bukti berkembangnya ekonomi Syariah di Indonesia yaitu dengan keaktifan perbankan syariah dalam operasi pasar dan kegiatan moneter.
Dalam acara tersebut, Bank Indonesia memberikan penghargaan kepada Bank Syariah Mandiri (BSM) yang dinilai aktif dalam mendukung pengendalian moneter.
“Sistem moneter kita ada yang konvensional dan syariah, tentu kita melihat keaktifan mereka dalam operasi pasar dan kegiatan moneter. Lalu ada kategori lagi yang terkait pendalaman pasar keuangan. Itu diberi penghargaan sendiri, kita betul-betul harapkan penghargaan ini dapat memacu kinerja mereka ke depannya,” tutur Agus.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah meluncurkan Roadmap Pengembangan Keuangan Syariah Indonesia 2017 sampai dengan 2019.
Tujuannya untuk mewujudkan industri jasa keuangan syariah yang tumbuh berkelanjutan, berkeadilan, serta memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional dan stabilitas sistem keuangan menuju terwujudnya Indonesia sebagai pusat keuangan syariah dunia.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, roadmap ini diharapkan mampu menjawab berbagai tantangan seperti meningkatkan pangsa pasar (market share) produk keuangan syariah, menambah suplai produk keuangan syariah, memperluas akses produk keuangan syariah, meningkatkan literasi keuangan syariah dan utilitas produk keuangan syariah.
Tahun ini, OJK juga menargetkan pertumbuhan aset jasa keuangan syariah bisa mencapai 14 hingga 15 persen. Direktur Pengawas Perbankan Syariah OJK, Sukro Tratmono, mengatakan angka tersebut lebih tinggi dari target pertumbuhan bank umum nasional yang sebesar 9 persen.
Sumber ; gomuslim.co.id












