PEDULI HOAKS, KETUM MUI TERIMA PENGHARGAAN KPI

0
181
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin berbicara dihadapan peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pusat Inkubasi Bisnis Syariah Majelis Ulama Indonesia (Pinbas MUI) di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (14/2). Rakernas PINBAS MUI ini merupakan langkah realisasi atas program redistribui aset, kemitraan antara pengusaha kecil dan para konglomerat nasional yang difasilitasi oleh Pemerintah dan MUI. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/pd/18
Kiai Ma’ruf memiliki perhatian besar terhadap penangkalan hoaks di televisi.

JIC, PALU — Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memberikan penghargaan kepada Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Ma’ruf Amin sebagai Tokoh Penyiaran 2018. Kiai Ma’ruf dianggap layak menerima penghargaan tersebut karena memiliki kepedulian besar terhadap dunia penyiaran di Tanah Air, khususnya terkait dengan penangkalan isuĀ hoaks.

Penghargaan diberikan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara dan Ketua KPI Pusat Yuliandre Darwis, kepada perwakilan KH Maruf Amin pada acara puncak Peringatan Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) ke-85 yang berlangsung di Ballroom Hotel Mercure, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), Ahad (1/4).

Menurut Komisioner KPI Pusat sekaligus Ketua Panitia Harsiarnas ke-85, Ubaidillah, alasan KPI mendaulat Kiai Ma’ruf sebagai Tokoh Penyiaran 2018 lantaran memiliki perhatian besar terhadap penangkalanĀ hoaksĀ di televisi. “Beliau tak kenal lelah mengimbau televisi untuk tidak serta menggoreng informasi palsu atauĀ hoaksĀ sebagaimana yang terjadi di media sosial,” ujar Ubaid dalam siaran pers yang diterimaĀ Republika.co.id, Senin (2/3).

Selain itu, Kiai Ma’ruf juga dinilai selalu menekankan pemberantasan terhadap radikalisme dan juga memiliki perhatian terhadap tayangan Ramadhan. Menurut Ubaid, Kiai Ma’ruf selama ini ingin memastikan lembaga penyiaran harus diawasi dan dikontrol atas konten siarannya sehingga masyarakat benar-benar menerima tayangan yang edukatif, informatif serta menghibur.

“Keseriusan MUI tersebut dibuktikan dengan dibentuknya tim internal MUI bekerja sama dengan KPI untuk melakukan pengawasan terhadap konten siaran pada bulan Ramadhan,” ucap Ubaid.

Kiai Ma’ruf juga mendorong adanya kontrol kualitas terhadap da’i yang siaran di televisi. Sebagian da’i yang tampil di televisi masih dinilai kurang mumpuni dalam menyampaikan pesan-pesan agama. Bahkan tak jarang da’i memonopoli tafsir nilai-nilai agama yang bertendensi mendorong ideologi-ideologi yang bertentangan dengan Pancasila sebagai ideologi bangsa.

KH Maruf Amin mengamini pentingnya pelatihan dan standardisasi bagi da’i di TV. “Beliau juga meminta KPI Pusat memperhatikan dan menegur lembaga penyiaran yang menayangkan program seperti itu,” kata Ubaid.

Sumber : Republika.co.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

sixteen − twelve =