PISAHKAN MURID SAAT KELAS KEBUGARAN, SEKOLAH MUSLIM DI SWEDIA MALAH DIKECAM

0
264
epa04544908 Two young girls carrying leaflets reading 'don't touch my mosque' participate in a demonstration at the house of parliament in Stockholm, Sweden, 02 January 2015. Police have tightened security around some of Sweden's main mosques, after the mosque suffered a firebomb attack a day earlier, one of three arson attacks targeting the muslim community in Sweden since Christmas Day. EPA/FREDRIK SANDBERG SWEDEN OUT
epa04544908 Two young girls carrying leaflets reading 'don't touch my mosque' participate in a demonstration at the house of parliament in Stockholm, Sweden, 02 January 2015. Police have tightened security around some of Sweden's main mosques, after the mosque suffered a firebomb attack a day earlier, one of three arson attacks targeting the muslim community in Sweden since Christmas Day.  EPA/FREDRIK SANDBERG SWEDEN OUT
epa04544908 Two young girls carrying leaflets reading ‘don’t touch my mosque’ participate in a demonstration at the house of parliament in Stockholm, Sweden, 02 January 2015. Police have tightened security around some of Sweden’s main mosques, after the mosque suffered a firebomb attack a day earlier, one of three arson attacks targeting the muslim community in Sweden since Christmas Day. EPA/FREDRIK SANDBERG SWEDEN OUT

JIC, STOCKHOLM — Sekolah Muslim Swedia memperkenalkan kelas kebugaran terpisah untuk laki-laki dan perempuan. Sayangnya, langkah ini malah dikecam pejabat Swedia yang menyebutnya tidak mencerminkan toleransi.

Pemisahan kelas kebugaran antara murid laki-laki dan perempuan oleh Al Azhar di Swedia, tengah menjadi perbincangan hangat di Swedia beberapa hari terakhir. Padahal, pemisahan itu dikarenakan murid perempuan tidak bisa melepas kerudung atau memakai kaos, saat ada murid laki-laki.

Salah seorang guru di Al Azhar Stockholm, Nina Da Mata, mengatakan langkah itu dilakukan agar murid-murid perempuan tidak merasa risih saat kelas kebugaran. “Gadis-gadis merasa lebih aman ketika mereka berada dalam kelompok mereka sendiri,” kata Nina seperti dilansir Russia Today, Rabu (1/9).

Ia menerangkan, murid-murid perempuan ingin bisa melepas cadar mereka, memakai celana pendek dan kaos oblng saat berada di kelas kebugaran. Hal itu, lanjut Nina, tentu tidak bisa dilakukan kalau ada murid atau guru laki-laki, di tempat yang sama selama kelas kebugaran berlangsung.

Sebelumnya, informasi pemisahan jenis kelamin untuk siswa ini pertama kali muncul di media Swedia pada hari Ahad, dan menjadi perbincangan setelahnya. Lucunya, orang tidak dikenal melaporkan informasi itu ke inspektorat lantaran khawatir sekolah melanggar hak asasi manusia.

Hal ini semakin menjadi viral saat pihak berwenang Swedia yang tidak senang dengan praktik pemisahan jenis kelamin, melancarkan protesnya di media-media lokal. Bahkan, Menteri Pendidikan Swedia, Gustav Fridolin, menilai aturan pemisahan jenis kelamin sudah usang.

“Kami harus memiliki tanggung jawab untuk bekerja melawan norma-norma gender yang usang dan membangun lingkungan yang aman untuk anak perempuan dan laki-laki bertemu,” ujar Fridolin.

Sumber ; republika.co.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

5 × three =