Jakarta (islamic-center.or.id) — Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPIJ) kembali menggelar kegiatan Diskusi Islam dan Peradaban dengan tema “Pemberdayaan Pekerja Perempuan di Jakarta”, Jumat (24/10/2025). Kegiatan yang berlangsung di Lobby Convention Hall Jakarta Islamic Centre ini diikuti oleh 100 peserta yang sebagian besar merupakan pekerja perempuan dari berbagai sektor di Ibu Kota.
Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta, KH. Muhyiddin Ishaq, yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya perhatian terhadap peran strategis perempuan dalam membangun peradaban Islam modern.

“Perempuan tidak hanya menjadi tulang punggung keluarga, tetapi juga bagian penting dalam roda ekonomi dan sosial masyarakat. Islam memuliakan perempuan dan memberikan ruang luas untuk berkarya dan berdaya,” ujarnya.
KH. Muhyiddin Ishaq juga mengapresiasi inisiatif penyelenggaraan kegiatan ini sebagai bentuk nyata komitmen PPIJ dalam mendukung isu-isu aktual keumatan, khususnya yang berkaitan dengan hak dan pemberdayaan perempuan. Ia menegaskan bahwa pemberdayaan pekerja perempuan harus menjadi bagian dari gerakan peradaban Islam yang berkeadilan dan berkemajuan.
Sementara itu, Ketua Pelaksana acara Dr. Rina Uswatun Hasanah, MM dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan tidak hanya untuk memberikan wawasan intelektual, tetapi juga ruang bagi para pekerja perempuan untuk saling belajar dan berbagi pengalaman.

“Kami ingin menghadirkan forum yang membangun kesadaran bersama bahwa pekerja perempuan memiliki potensi besar untuk tumbuh, berdaya, dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Melalui edukasi dan diskusi ini, kami berharap lahir semangat baru untuk mandiri secara ekonomi dan terlindungi secara hukum,” ungkap Dr. Rina.
Diskusi ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Dr. Nurbaeti, MM, Dosen Institut Pariwisata Trisakti sekaligus praktisi di bidang pemberdayaan ekonomi perempuan, serta Wulansari, SH.MH, tenaga ahli pemenuhan hak korban kekerasan perempuan dan anak.
Dalam paparannya, Dr. Nurbaeti menekankan pentingnya peningkatan kapasitas dan kemandirian ekonomi bagi perempuan agar mereka dapat berdiri sejajar dan berperan aktif dalam pembangunan.
“Kemandirian ekonomi adalah pintu menuju kemuliaan. Pekerja perempuan perlu mendapatkan dukungan, akses pelatihan, dan perlindungan agar dapat tumbuh dengan martabat dan kepercayaan diri,” tuturnya.
Sedangkan Wulansari menyoroti pentingnya penguatan kebijakan perlindungan bagi pekerja perempuan yang masih menghadapi diskriminasi dan kekerasan di lingkungan kerja.
“Kita perlu memastikan sistem hukum yang berpihak pada pekerja perempuan benar-benar berjalan. Perlindungan bukan hanya di atas kertas, tapi harus dirasakan secara nyata,” tegasnya.
Kepala Divisi Pengkajian dan Pendidikan PPIJ, Dr. KH. Rasyidi, HY, SH, MM, MA, CPA, C.Med, turut menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menyebut bahwa tema pemberdayaan pekerja perempuan sangat relevan dengan dinamika sosial dan ekonomi di Jakarta saat ini.

“Melalui forum seperti ini, kita berharap muncul kesadaran baru tentang pentingnya pemberdayaan perempuan sebagai bagian dari pembangunan peradaban Islam yang berkeadilan,” ujarnya.
Kegiatan Diskusi Islam dan Peradaban ini menjadi bagian dari komitmen Jakarta Islamic Centre dalam mengedukasi dan memberdayakan masyarakat, khususnya perempuan, agar sadar akan hak-haknya, mampu beradaptasi dengan tantangan zaman, serta berperan aktif dalam memperkuat kesejahteraan keluarga dan bangsa.
Dengan semangat kolaborasi dan pencerahan, kegiatan ini diharapkan menjadi langkah konkret menuju masyarakat yang lebih adil, berdaya, dan berperadaban — sebagaimana pesan penutup KH. Muhyiddin Ishaq:
“Ketika perempuan berdaya, maka peradaban Islam akan maju.”













