JIC–Seorang pria Yahudi, yang anaknya dilecehkan di kereta bawah tanah London, mengatakan ia ingin berjumpa dengan Muslimah yang membela anaknya.
Pria Yahudi yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan “ia sangat berterima kasih” kepada Asma Shuweikh karena membela mereka.
Tanpa campur tangan Asma, kata pria itu, hinaan yang mereka terima dapat menjadi kekerasan fisik.
Keluarga Yahudi itu tengah dalam perjalanan dari London utara ke pusat ibu kota Inggris itu saat menghadapi konfrontasi dari seorang pria Jumat (22/11) pagi.
Pria yang tampak dalam gambar video itu tampak membacakan ayat dalam Injil kepada dua anak laki-laki yang mengenakan kipah Yahudi.
Kepolisian Inggris menahan pria tersebut setelah video beredar di media sosial.
Dalam video itu, tersangka mengeluarkan kata-kata yang diduga bernada melecehkan terhadap anak-anak Yahudi.
Polisi belum mengumumkan jati diri tersangka, tetapi hanya menyebutkan pria itu sekarang masih ditahan setelah dibekuk di Birmingham, kota berjarak sekitar 200 kilometer dari London.
Ia ditahan atas tuduhan mengganggu ketertiban umum dengan menyampaikan komentar bernada rasis.
Anak-anak Yahudi itu tengah bersama ayah dan ibunya ketika dilecehkan.
Dalam video itu, Asma Shuweikh tampak dengan tenang mengkonfrontasi terduga pelaku pada Jumat (22/11).
‘Saya ingin berterima kasih secara langsung kepada Asma‘
Ayah anak-anak Yahudi itu mengatakan, “Kami sangat berterima kasih kepada perempuan Muslim yang mengenakan jilbab, yang sekarang kami tahu bernama Asma, yang turun tangan.”
“Kami yakin tanpa campur tangannya, pria tersebut akan terus melecehkan dan ini dapat menjadi kekerasan fisik.”
“Saya ingin bertemu dan berterima kasih secara langsung kepada Asma,” katanya.
Ia menambahkan, “Perasaan saya tentang masyarakat campur aduk dalam perjalanan di kereta bawah tanah ini.”
“Di satu sisi, istri, anak-anak dan saya sendiri menjadi bahan pelecehan di tengah gerbong kereta yang penuh, namun saya berterima kasih kepada mereka yang membela saya,” katanya.
Asma Shuweikh sendiri mengatakan ia ingin orang lain membelanya bila menghadapi situasi seperti itu.
“Terus terang, saya rasa itu merupakan tugas saya sebagai seorang ibu, sebagai seorang Muslim dan sebagai warga negara ini untuk mengatakan sesuatu,” kata Shuweikh.
Penumpang kereta Chris Atkins, yang merekam insiden itu, menggambarkan Shuweikh sebagai seseorang yang tegas dan terus berupaya.
“Dewasa ini, kita menerima informasi bahwa masyarakat tidak toleran satu sama lain dan semua agama saling membenci, dan yang kita saksikan adalah seorang perempuan Muslim membela anak-anak Yahudi,” katanya.
‘Tidak bisa tinggal diam’
Aksi berani Asma Shuweikh mendapat pujian luas dari masyarakat dan dalam wawancara dengan BBC ia mengatakan tidak “akan ragu-ragu untuk melakukannya” lagi dan menginginkan lebih banyak orang turun tangan dalam peristiwa semacam ini.
“Jika semua orang melakukannya, saya menduga itu tidak akan bereskalasi seperti itu,” ujarnya.
Hak atas fotoCHRIS ATKINS/PAKetika ditanya apa yang membuatnya memberanikan diri, padahal seorang pria yang sempat campur tangan justru diancam terduga pelaku, Shuweikh mengaku tidak bisa tinggal terutama karena sasarannya adalah anak-anak.
“Sebagai seorang ibu dari dua anak, saya paham bagaimana rasanya berada dalam situasi seperti itu dan saya menginginkan seseorang membantu jika saya menghadapi situasi seperti itu.”
“Ketika saya berbicara dengan anak tersebut saya berpikir, ‘tidak, saya harus mengatakan sesuatu’. Sebagai seorang ibu dari dua anak, kejadian itu mengerikan, saya tidak bisa tinggal diam dan menonton apa yang terjadi.”
“Terus terang saya pikir itu adalah tugas saya sebagai ibu, sebagai Muslim yang taat, sebagai warga negara di negara ini, untuk mengatakan sesuatu,” tuturnya.
Chris Atkins merekam pertengkaran itu di kereta bawah tanah jalur Northern Line sebelum bertukar tempat duduk dengan bocah yang berada di dekat pelaku.
Para pengguna media sosial menyebut Shuweikh sebagai seorang “pahlawan”.
Sumber : bbcindonesia.com
















