Kesan Politis dalam Salat di Monas
JIC, JAKARTA- Tanggapan serupa dengan Cholil disampaikan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti. Ia berpandangan kegiatan salat Tarawih berjemaah di Monas malah dapat menimbulkan persepsi negatif mengingat publik tengah dihadapkan potensi polarisasi di 2019.
“Salat Tarawih bersama Gubernur di Monas dalam konteks luas dan jangka panjang, menimbulkan kesan politis,” katanya kepada Tirto.
Tak hanya itu, Abdullah Mu’ti mengatakan, salat Tarawih bersama gubernur ini akan menjadi preseden untuk acara serupa dan acara-cara lain yang digelar agama lainnya.
Sementara Ketua PBNU Robikin Emhas setuju dengan yang diutarakan Cholil Nafis. Terlebih, menurut dia, masjid-masjid dibangun dengan tujuan untuk mensyiarkan Islam, serta dapat terbebas oleh kesan politik praktis.
“Keutamaan salat di masjid juga sudah banyak disampaikan para ulama. Jangan tinggalkan masjid dan berusaha mensyiarkan Islam di tempat lain. Lebih baik kita makmurkan masjid-masjid dengan cara terhormat. Termasuk untuk salat Tarawih,” ujarnya.
Dibatalkan
Tak berselang lama, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno akhirnya menyampaikan bahwa kritik dari kalangan Ulama dan Ormas Islam telah dibahas bersama Gubernur Anies Baswedan. Ia mengatakan salat Tarawih berjamaah itu rencananya dipindahkan ke Masjid Istiqlal.
“Kami lagi coba berkoordinasi dengan Masjid Istiqlal, apakah bisa melakukan suatu koordinasi supaya Tarawihnya bisa dilakukan di Masjid Istiqlal,” ujar Sandi, Senin siang.
Menurut Sandiaga, sebelumnya koordinasi terkait penyelenggaraan acara tersebut dilakukan oleh Biro Pendidikan, Mental dan Spritual DKI Jakarta (Dikmental). Termasuk, kata dia, saran dari para ulama untuk mengadakan shalat Tarawih berjamaah di Monas.
Sayangnya, Sandiaga enggan menyebutkan ulama mana saja yang mengusulkan penyelenggaraan acara tersebut. Ia hanya menyampaikan bahwa rencana shalat Tarawih di Pemprov dianggap dapat mempersatukan dan mempererat ukhuwah umat Islam.
“Ide itu tentunya masuk dari berbagai sumber ke kami. Juga datang dari beberapa ustaz yg kami temui dan ini yang menarik adalah karena ada sebagian yang menyatakan bahwa ada satu kebersamaan tersendiri kalau di Monas,” ujarnya.
Sumber : tirto.id













