ROSHDUL QIBLAT HANYA DAPAT DILAKUKAN DI INDONESIA BARAT DAN TENGAH

0
325

kiblat-copy

JIC – Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama (Kemenag) Muhammadiyah Amin mengatakan matahari akan melintas tepat di atas Ka’bah, Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi pada (27/5). Peristiwa ini tepat terjadi pukul 16.18 WIB dan 17.18 WITA. 

“Roshdul Qiblat hanya terjadi satu tahun sekali, dan hanya bisa dilakukan di Indonesia bagian barat dan tengah, sedangkan wilayah Indonesia bagian timur tidak mengalaminya karena hari telah gelap saat peristiwa itu terjadi,” jelas dia kepada Republika.co.id, Kamis (26/5).

Amin yang juga Sekretaris Jenderal Pembimbingan Masyarakat (Bimas) Islam mengatakan shalat menghadap kiblat yakni Ka’bah di Masjidil Haram merupakan perintah. Sehingga pihaknya mengimbau agar umat muslim kembali meluruskan kiblat.

Dia juga mengimbau kepada seluruh pengurus masjid dan mushola di Indonesia bagian barat dan tengah. Umat Muslim dapat melakukan pengukuran ulang arah kiblat dengan meletakkan benda tegak lurus dengan dasar yang rata. 

“Umat muslim harus menunggu tepat di jam yang telah disebutkan, jika kurang bahkan melewatinya maka Roshdul Qiblat tidak dapat dilakukan,” jelas dia. 

Roshdul Qiblat merupakan salah satu metode untuk menentukan arah Kiblat yang berada di Ka’bah, Masjidil Haram, Makkah di Arab Saudi. Roshdul Qiblat  biasanya memang terjadi pada 27/28 Mei setiap tahun.

“Insya Allah Roshdul Qiblat terjadi pada hari Jum’at, 27 Mei 2016 jam 16:18 WIB,” kata Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta,  belum lama ini.

Ia menjelaskan, pada waktu tersebut matahari akan tepat berada di atas Ka’bah, sehingga semua benda yang berdiri tegak akan menunjukkan arah Kiblat. Semisal tongkat, lanjut Ghazalie, nanti ujung bayangannya sampai ke benda tersebut akan menunjukkan arah Kiblat sejati.

Ghazalie mengajak umat Islam di Indonesia menggunakan kesempatan ini, untuk mengukur arah Kiblat masjid, mushola dan tempat ibadah lain. Apabila arah Kiblat yang ada selama ini tidak sama dengan Roshdul Qiblat, ia meminta garis shaf disesuaikan dengan arah Kiblat yang baru.

Terkait arah Kiblat yang mungkin berubah, ia menyarankan umat Islam di Indonesia agar tidak perlu mengubah atau membongkar bangunan yang dijadikan tempat ibadah. Umat cukup mengubah atau memiringkan garis shaf yang ada, seperti yang sudah sering dilakukan di Indonesia.

Kementerian Agama (Kemenag) Muhammadiyah Amin  menjelaskan, mengukur arah kiblat dapat dilakukan melalui tiga cara.”Pertama, pastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus atau pergunakan lot atau bandul,” ujar Amin.

Kedua, kata dia, permukaan dasar harus betul-betul datar dan rata. Terakhir, lanjut Amin, jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI, atau Telkom.

Sumber ; republika.co.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

thirteen + twenty =