Home News Update ROUND UP – PENOLAKKAN RUU BERUJUNG RICUH DI JAKARTA (2)

ROUND UP – PENOLAKKAN RUU BERUJUNG RICUH DI JAKARTA (2)

0
197

Polisi dengan dua mobil water canon berusaha mengurai massa mahasiwa di Jakarta, Selasa (24/9/2019). Bentrokan terjadi saat polisi berusaha membubarkan aksi mahasiswa yang menolak sejumlah Undang-undang yang diusulkan DPR ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/ama. (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

Jakarta, JIC

Rusak Fasilitas Umum

Demonstran yang sudah tidak terkendali semakin berani dengan membakar pos pintu tol dalam Kota Penjompongan yang berada tidak jauh dari Gedung DPR/MPR RI sekitar pukul 20.00 WIB.

Kepolisian mengerahkan dua mobil taktis watercannon untuk memadamkan api yang melalap bangunan pos pintu tol Pejompongan.

Selain itu, aparat tidak hentinya melontarkan gas air mata untuk mendorong mundur para demonstran yang berada di kawasan Slipi dan Jembatan Layang Gerbang Pemuda Senayan.

Aksi massa tetap berlanjut dengan membakar ban, spanduk, bahkan merusak sepeda motor yang berada tidak jauh dari lokasi unjuk rasa tersebut.

Pengunjuk rasa juga membakar pos polisi yang berada di wilayah Palmerah, Jakarta Barat, serta ban di atas rel kereta listrik kawasan Stasiun Palmerah.

Sementara itu, pendemo mencari perlindungan ke dalam Stasiun Palmerah sehingga pengelola stasiun menyediakan tempat evakuasi dan perawatan karena sejumlah penumpang dan pengunjuk rasa terkena asap gas air mata yang tertiup angin ke arah stasiun.

Situasi di Stasiun Palmerah sempat ricuh karena banyak calon penumpang KRL yang batuk, sesak, dan mata perih karena terdampak asap gas air mata yang ditembakkan petugas.

Bahkan rangkaian KRL di Stasiun Palmerah yang menuju Serpong maupun Tanah Abang sempat terhenti beberapa saat karena situasi yang ricuh di dalam maupun luar stasiun.

Berdasarkan informasi yang dihimpun ANTARA di lapangan, hingga pukul 23.00 WIB tercatat sedikitnya lima unit fasilitas publik rusak akibat dibakar hingga aksi vandalisme.

Dua unit gardu di Gerbang Tol Pejompongan diketahui hangus diduga sengaja dibakar oleh oknum sekitar pukul 20.30 WIB.

Api melalap seluruh fisik bangunan selama 15 menit hingga dipadamkan oleh dua unit mobil water canon kepolisian.

Selain itu pos polisi Palmerah, Jakarta, juga mengalami kondisi serupa. Sekitar pukul 20.00 WIB, pos yang terletak di sekitar Kompleks DPR Senayan Jalan Tentara Pelajar hangus dibakar oknum tidak dikenal.

Sementara pos polisi di Jalan Gerbang Pemuda Senayan juga hangus terbakar pada pukul 19.00 WIB.

Satu unit bus milik Yonif Mekanis 202 dibakar massa tidak dikenal di Jalan Lapangan Tembak Senayan, namun belum diketahui waktu kejadiannya.

Satu unit tiang listrik di kawasan Gelora Bung Karno Jakarta juga tampak mengeluarkan api diduga dirusak oleh oknum sekitar pukul 21.00 WIB.

Api yang keluar dari tiang listrik tersebut sulit dipadamkan karena mengeluarkan percikan korsleting listrik.

Fasilitas lainnya yang juga mengalami kerusakan adalah pagar gedung DPR RI yang menjadi sasaran amuk mahasiswa menjelang sore hari.

Aksi vandalisme tampak di sejumlah median jalan tol dalam kota Jakarta, tepatnya di sekitar GT Pejompongan yang terbakar.

Coretan-coretan tampak di sekitar pagar Gedung DPR/MPR, namun kini telah dibersihkan petugas.

Ditunggangi

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah meyakini demonstran yang terlibat bentrok dengan personel kepolisian sudah bukan berasal dari mahasiswa.

“Saya percaya ini bukan mahasiswa. Mahasiswa itu pada dasarnya datang dengan motif dialog dan atas suatu yang konstruktif,” ujar Fahri.

Fahri menyatakan kericuhan yang terjadi di depan Gedung DPR/MPR RI bukan cara yang biasa dilakukan mahasiswa, tetapi sudah berbentuk tindakan anarkis seperti pembakaran bus, pos polisi, dan pos pintu tol.

Menurut dia, kalau pericuh sudah bukan mahasiswa dan kejadian di luar jam demonstrasi atau malam hari, maka cara mengatasinya, yakni dengan cara ketegasan dari aparat.

“Kejadian malam ini kita sayangkan. Akhirnya ini sudah bukan tindakan dialog yang kita kehendaki,” katanya.

Rencana awal, Fahri akan menemui pendemo namun urung dilakukan karena terkena gas air mata di halaman Gedung DPR/MPR RI.

Sedangkan, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly menduga aksi mahasiswa menolak RUU KUHP yang dilakukan di sejumlah daerah ditunggangi pihak tertentu untuk tujuan politis.

“Isu demonya dimanfaatkan untuk tujuan politis,” tutur Yasonna.

Yasonna menekankan agar mahasiswa tidak terlibat agenda politik dari pihak tertentu yang memanfaatkan gerakan mahasiswa.

Yasonna mempersilahkan mahasiswa yang kontra terhadap RUU KUHP maupun revisi UU KPK dan lainnya untuk berdiskusi langsung dengan DPR RI atau Menkumham.

“Kalau mau bertanya tentang RUU dateng ke DPR, dateng ke saya. Bukan merobohkan pagar,” ujar Yasonna.

Yasonna juga menyinggung demo mahasiswa sebelumnya yang tidak ditemui DPR pada Senin (23/9). Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR sudah menemui perwakilan pengunjuk rasa.

sumber : Antaranews.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

7 + sixteen =

toto

toto

Situs Toto

Situs Toto