SEBELUM BELAJAR, PELAJAR PURWAKARTA TADARUS ALQURAN DAN SHALAT DHUHA

0
295

_1934858_922418707795623_5041224006749210710_n

JIC, JAKARTA — Sejak 2008 silam, Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, telah membiasakan para pelajar yang beragama Islam untuk melaksanakan Shalat Dhuha setiap pagi. Upaya membiasakan shalat dhuha bagi seluruh pelajar yang beragama Islam di seluruh sekolah itu diatur dan tercantum dalam konsep pendidikan berkarakter.

Sebelum jam pelajaran dimulai, para pelajar di Purwakarta terlebih dahulu melaksanakan shalat dhuha dengan bimbingan gurunya masing-masing di sekolah setempat.

Dalam konsep pendidikan berkarakter, para pelajar wajib datang ke sekolah pada pukul 06.00 WIB. Di sekolah para pelajar diharuskan melaksanakan tadarus Alquran selama 15 menit yang dilanjutkan dengan membersihkan kelas selama 15 menit.

Kemudian, para pelajar dibimbing oleh gurunya masing-masing untuk bersama-sama melaksanakan shalat dhuha.
sebagai pengembangan konsep pendidikan berkarakter di daerah tersebut. Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta, menjelaskan, alasan dikeluarkannya kebijakan pembiasaan shalat dhuha tersebut karena dalam kaidah keilmuan terdapat dua unsur utama yang tidak bisa dipisahkan.

Unsur pertama ialah kaidah ilmu yang diperoleh secara material melalui perantara guru, alat peraga mata pelajaran, dan metoda klasikal yang selama ini dijalankan. Selanjutnya unsur yang kedua ialah, kaidah ilmu yang diperoleh secara spiritual melalui proses transendensi yang dijalani oleh pelajar di sekolah, sehingga melahirkan transformasi energi dalam ruang batin para pelajar.

“Kalau dua unsur ini tidak dilakukan, nalar spiritual anak-anak kita tidak akan pernah bisa terasah. Kelemahan sistem pendidikan kita ini kan tidak aplikatif, jadi cara ini kami tempuh agar pelajar mampu menangkap pelajaran dalam suasana kebatinan yang nyaman,” kata dia.

Pembiasaan shalat dhuha yang dimulai pada pukul 06.30 WIB itu dinilai memiliki nilai kerja keras, karena dilakukan saat menyongsong matahari. Ia meyakini rezeki berupa ilmu akan diperoleh para pelajar Purwakarta jika konsisten menjalankan shalat dhuha.

“Sesuai dengan konsisten, karena dari rezeki ilmu itu kelak kita peroleh rezeki material. Bagi pelajar nonmuslim, tentu ada ruang untuk itu. Jadi silakan pelajar non-Muslim menjadikan pagi hari sebagai ruang kontemplatif agar diri kita siap menerima pelajaran,” katanya

Sumber : Antara

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

3 × 1 =