Tim Siber Bareskrim Mabes Polri menghadirkan tersangka saat merilis pengungkapan sindikat penyebar isu-isu provokatif di media sosial, di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Rabu (28/2/2018). Direktorat Tindak Pidana (Dirtipid) Siber Bareskrim Polri menangkap enam orang yang tergabung dalam grup WhatsApp The Family Muslim Cyber Army (MCA) dan tersangka kasus ujaran kebencian/SARA serta kasus yang diselesaikan secara restorative Justice. (ANTARA /Reno Esnir)
“Mereka rutin memposting penghinaan dan pencemaran nama baik terhadap Presiden Jokowi, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, pejabat pemerintah dan anggota DPR,” kata Fadil.
Dalam perkembangannya, Muslim Cyber Army ternyata tidak melulu soal hoaxatau kasus hukum biasa, tetapi sudah merambah ke dimensi lain yang lebih luas, termasuk politik dan kekuasaan, sampai-sampai para pejabat negara, termasuk Presiden Joko Widodo dan Ketua DPR Bambang Soesatyo, turut mengomentari kasus ini.
Berikut beberapa soundbite atau kutipan paling menarik berkaitan dengan isu ini yang disampaikan oleh para tokoh sejak kasus ini terungkap 26 Februari lalu.
PRESIDEN JOKOWIÂ di Sirkuit Sentul, 6 Maret 2018:Â
“Kalau pelanggaran hukum, saya perintahkan, entah itu Saracen, entah itu MCA, kejar, selesaikan, tuntas. Jangan setengah-setengah!”
Ketua Satgas Nusantara IRJEN POL GATOT EDDY PRAMONOÂ di Jakarta 5 Maret 2018;
“Dengan menyebarkan isu hoax mereka berharap dapat mendegradasi pemerintahan yang sah, menimbulkan keresahan di masyarakat, memecah belah bangsa yang akhirnya menimbulkan konflik sosial yang besar.”
Mantan Ketua Mahkamah Konstitisi MAHFUD MDÂ Â di Yogyakarta 5 Maret 2018:
“Kalau tidak ditangkap justru merusak (demokrasi).”
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan WIRANTOÂ di Jakarta 2 Maret 2018:
“Itu kejahatan. Itu namanya pengkhianat. Saya minta aparat kepolisian kejar, tangkap, dan hukum sekeras-kerasnya. Kelompok itu jelas akan mengganggu bangsa.”
Ketua Bidang Pimpinan Pusat Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) AHMAD NAWAWIÂ di Jakarta, 2 Maret 2018:
“Mereka telah membungkus kejahatannya dengan agama agar orang-orang dapat terperdaya…Ini yang disebut pseudoreligius, seolah-olah agama, padahal bertentangan dengan agama. Publik yang miskin `ilmu alat` dalam beragama sulit membedakan”
Ketua DPR BAMBANG SOESATYO, 1 Maret 2012 di Jakarta:
“Identifikasi kemungkinan adanya kelompok penyebar hoaks lain yang beraksi di media sosial!”
Wadir Reskrimsus Polda Jawa Timur AKBP ARMAN ASMARAÂ di Surabaya, 2 Maret, tentang modus penyebaran hoax oleh MCA:
“Modus yang dipakai semuanya adalah PKI akan menyerang ulama. Semuanya adalah hoaks. Facebook disalin link-nya lalu disebar di komunitasnya di whatsapp. Komunitas itu sudah lama.”
Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim POLRI BRIGJEN POL FADIL IMRAN, 28 Februari 2018 di Jakarta:
–Â Tentang kelompok inti MCA, Cyber Moeslim Defeat Hoax, yang sangat tertutup berjumlah 145 anggota dan berkomunikasi melalui aplikasi Zello.Â