JIC, SOLO — Gambar benda-benda peninggalan Rasulullah, rapi terpasang dalam puluhan figura. Terpajang di dinding dari papan kayu yang ditutup kain hitam. Ada sekitar dua puluh lebih gambar dari benda-benda yang dipajangkan. Benda-benda itu pernah digunakan Rasul semasa hidupnya. Misalnya saja tongkat, pedang, tempat minum dan lainnya.
Di bawah gambar-gambar itu, terdapat keterangan guna membantu pengunjung memahami sejarah hingga fungsi benda-benda tersebut. Ada juga beberapa poster berisi kisah singkat kehidupan sahabat Nabi, seperti Abu Bakar As Sidiq, Umar bin Khatab, Usman bin Affan, dan sayidina Ali. Semuanya tersusun rapi di pintu masuk ruang Pameran Replika Benda-Benda Bersejarah Peninggalan Rasulullah SAW yang di selenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Islam Diponegoro di Gedung Diponnegoro, Solo pada Sabtu (6/5).
Memasuki ruang pameran, replika bangunan ka’bah menyambut pengunjung. Bongkahan batu besar berserakan di sekeliling ka’bah. Memang sengaja dibuat begitu. Untuk mengisahkan, hancurnya berhala-berhala saat kelahiran Nabi Muhammad. Suasana ruang pameran pun di buat semenarik mungkin. Di ruangan ini, pengunjung akan mendengar suara burung-burung dan bacaan surat Al Fil. Bersamaan dengan itu, pemandu menjelaskan secara detail tentang kejadian saat Raja Abrahah dari Syiria hendak menghancurkan ka’bah.
Berlanjut ke ruangan lainnya, yakni ruang replika sejumlah benda-benda kepunyaan Rasul. Pengunjung dapat melihat replika perisai, pedang, dan tombak yang pernah digunakan Rasul ketika berperang. Ada juga baju, sandal, sepatu, sisir rambut yang terbuat dari kayu dan besi, dan cingcin yang berfungsi untuk stempel surat. Selain itu terdapat beberapa wewangian, siwak, celak serta tanaman Rayhan, tanaman berbau harum yang dipakai Rosul saat keluar rumah. Di bagian lain pengunjung dapat membaca langsung isi surat-surat yang ditulis Rasul untuk sejumlah raja.
Pada sisi lain ruangan pameran, di atas meja panjang berjejer rapi sejumlah makanan yang disukai oleh Rasul. Terdapat roti gandum, labu putih, daging, kacang-kacangan keju, kurma. Selain itu ada juga air zamzam, madu, perasan air kismis, cuka dan susu. Setiap sajian makanaan terdapat secarik keterangan tentang keutaman, manfaat dan kisah makan dan minuman itu.
Beranjak keruangan lainnya, yakni Gua Hira. Di ruangan ini pengunjung akan merasa seperti berada dalam sebuah gua. Ruangan yang gelap dan sempit, aroma wewangian serta bacaan surat Al Alaq yang diputar membawa pengunjung merasakan suasana ketika Rasul pertama kali menerima wahuyu dari Allah SWT.
Masih ada ruang lain di pameran tersebut. Yaitu kamar Rasulullah dan kamar Siti Fatimah. Pengunjung diajak untuk melihat kesederhanaan hidup Rasul melalui kamarnya. Sebab, sama sekali tak ada barang mewah yang terpajang di dalamnya. Hanya tempat tidur, satu bantal dan meja kecil serta satu cangkir yang digunakan beliau untuk minum. Desain kamar pun dibuat semirip mungkin. Begitu pun kamar putinya Siti Fatimah, penuh dengan kesederhanaan.
Selain dapat melihat-lihat berbagai replika benda bersejarah yang ada, pengunjung juga diajak untuk menyaksikan film sejarah Islam yang dapat memperkaya wawasan dan ilmu pengetahuan.
Namara Dirgantara salah satu pengunjung pameran mengaku takjub usai melihat-lihat seluruh koleksi replika yang dipamerkan. Apalagi saat memasuki ruangan bangunan Ka’bah, gua Hira dan kamar Rasulullah. Sebuah kerinduan muncul akan sosok Nabi yang menjadi panutan, membuatnya berharap satu saat dapat menjadi tamu di Tanah Suci.
“Ini pertama kali saya mendatangi pameran benda-benda sejarah, meski replika tapi sangat mirip. Saya merasa merinding begitu masuk kamar seperti benar ada di kamar nabi, begitu sederhana,” tuturnya. Â
Pameran replika benda-benda bersejarah peninggalan Rasulullah berlangsung mulai 6-13 Mei. Pengunjung dapat datang langsung ke Gedung Diponegoro Jalan Kapten Mulyadi 221 D Pasar Kliwon Solo. Pameran dibuka dari pukul 08.00 hingga 21.00. Pengunjung hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 15 ribu per orang untuk tiket masuk pameran.
Rindu Rasullullah adalah tajuk utama yang diangkat oleh Yayasan Pendidikan Islam Diponegoro dalam pameran tersebut. Melalui pameran itu, diharapkan muncul ghirah dalam beragama, mengenal lebih jauh Rasul, sehingga tumbuh kecintaan mendalam terhadap nabi akhirul zaman.
“Dengan mengetahui benda-benda yang sering digunakan dan dipakai Rasul, makanan dan minumannya, akan memberi gambaran betapa sederhananya beliau, seperti apa keseharian beliau. Agar pengunjung terutama generasi sekarang ini dapat melihat perbedaan hidup dulu dan sekarang yang super enak. Sehingga hati-hati mereka tergerak mengikuti ajaran Rasul,” kata ketua panitia pelaksana pameran, Abdul Kadir Assegaf dalam pembukaan pameran Sabtu (6/5).
Dia mengatakan, pameran replika benda-benda bersejarah peninggalan Rasulullah memang pernah juga diselenggarakan di Gedung Bustanul Asyiqin, Solo. Kendati demikian, replika yang diperlihatkan tak selengkap dibanding dengan pameran kali ini. Selain itu, menurut dia, pameran kali ini pun mempunyai keunggulan dari sisi desain tata ruang. Setiap ruangan dibuat semenarik mungkin untuk memberikan kesar mendalam kepada pengunjung.
“Kita yakin ini terlengkap dan terbesar di Solo, ini konsep yang pertama, kami mengambarkan bagaimana kelahiran dan kehidupan Nabi Muhammad,” katanya.
Adanya pameran replika itu pun diapresiasi Dewan Pendidikan Kota Solo. Salah satu anggotanya, Ismanto, bahkan berharap penyelenggara dapat mengundang seluruh sekolah-sekolah di Solo untuk dapat menghadiri pameran tersebut. Menurutnya melalui pameran reflika benda-benda peninggalan Rasulullah itu bermanfaat untuk membangun mental generasi muda di Solo, serta menjadikan Rasul sebagai panutan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
“Ini luar biasa, publikasinya harus ditingkatkan agar sekolah-sekolah juga bisa menikmati,” kata Ismanto. Dewan Pendidikan Kota Solo bersama Dinas Pendidikan Kota Solo pun siap menjadi motor penggerak mendorong pameran replika benda-benda bersejarah peninggalan Rasul itu pun dapat terlaksana kembali tahun depan. Bahkan menurutnya Pemerintah Kota Solo siap untuk mendorong pameran tersebut bisa terselenggara dalam skala besar untuk menarik pengunjung datang ke Kota Solo.
Sumber ; republika.co.id