TRUMP: SAYA TIDAK SETUJU DENGAN TERIAKAN ‘PULANGKAN DIA’ TERHADAP ILHAN OMAR (3)

0
211

Sebuah resep untuk kampanye yang beracun

Analysis box by Anthony Zurcher, North America reporter

JIC, JAKARTA— Tiga tahun lalu, kerumunan orang dalam kampanye Donald Trump menyerukan hukuman penjara bagi lawan politik. Pada hari Rabu, mereka meneriakkan agar anggota partai oposisi diusir dari negara itu.

Ini bukan perilaku yang melambangkan demokrasi yang sehat dan berfungsi dengan baik.

Pembela presiden telah menguraikan bahasanya yang memicu amarah sebagai upaya untuk menjelaskan mengapa memberi tahu orang-orang untuk “pulang” ke “tempat yang benar-benar rusak dan penuh kejahatan dari mana mereka berasal” bukan hanya iterasi terbaru dari makian rasis kuno.

Mereka bersikeras itu hanya sentuhan ala Trump pada slogan “suka atau tinggalkan”

Namun, ketika retorika menyaring kerumunan presiden yang vokal, nuansa seperti itu hilang.

Trump adalah politisi dengan pendekatan insting yang merasakan kelemahan dan peluang dan sering bertindak sebelum sebuah strategi terbentuk sepenuhnya.

Namun, tujuannya jelas.

Dia mencoba untuk menabur perpecahan dalam jajaran Demokrat sekaligus membangun basis yang antusiasmenya akan diperlukan dalam pemilihan mendatang.

Cara seperti itu bukannya tanpa risiko. Tindakannya dapat memotivasi dan menyatukan lawan yang jumlahnya sama banyaknya dengan basis pendukungnya.

Ini adalah resep untuk kampanye beracun dan memecah belah yang akan menjadi buruk – dan cepat.

Presentational grey line

Apa lagi yang dikatakan Trump?

Dalam sebuah wawancara dengan Daily Mail, tepat sebelum kampanye di Greenvile, Trump mengatakan dia “bukannya tidak senang” dengan bagaimana perselisihan itu berjalan dan menyebut dia yakin dia “memenangi perseteruan politik…. dengan telak”.

“Saya tidak menyukai pertarungan,” kata Trump. “Saya menikmatinya karena saya harus menyampaikan kepada orang-orang Amerika. Dan Anda harus menikmati apa yang Ada lakukan. Saya menikmati apa yang saya lakukan.”

trumpHak atas fotoGETTY IMAGES
Image caption“Saya tidak punya tulang rasis dalam tubuh saya!” cuit Trump.

Apa latar belakangnya?

Dalam serangkaian cuitan pada hari Minggu, presiden mengatakan empat perempuan anggota kongres – yang dia tidak sebut nama-namnya – “berasal dari negara-negara yang pemerintahnya adalah bencana” dan harus “pulang”.

Presiden membantah tuduhan bahwa cuitan itu rasis, tetapi DPR yang dikuasai Demokrat meloloskan pernyataan sikap yang mengecam “komentar rasis Trump yang telah melegitimasi ketakutan dan kebencian terhadap orang Amerika dan orang kulit berwarna”.

pelosiHak atas fotoAFP/GETTY IMAGES
Image caption“Komentar-komentar dari Gedung Putih sangat memalukan, menjijikkan, dan komentar-komentar ini rasis,” cetus Ketua DPR, Nancy Pelosi.

Sebuah jajak pendapat yang dirilis bulan ini oleh Pew Research Center menemukan bahwa sementara 62% orang Amerika secara keseluruhan percaya keterbukaan terhadap orang-orang dari seluruh dunia “penting bagi siapa kita sebagai suatu bangsa”.

Adapun 57% responden dari Partai Republik mengatakan bahwa AS berisiko “kehilangan identitas kita sebagai bangsa “jika terlalu terbuka.

Sebelumnya pada hari Rabu, upaya untuk meluncurkan proses pemakzulan terhadap Trump diblokir di DPR AS setelah gagal memenangkan dukungan yang cukup, dengan hanya 95 Demokrat yang mendukung.

 

 

sumber : bbcindonesia.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

8 − 6 =