ISEF 2025, BUKTI INDONESIA SIAP JADI PUSAT EKONOMI SYARIAH NOMOR SATU DUNIA

0
47
Pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (8/10/2025). - (Eva Rianti/Republika)

Jakarta (islamic-center.or.id) – Bank Indonesia (BI) kembali menggelar Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) untuk ke-12 kalinya pada 2025. Dalam momentum muhasabah, BI menilai ekonomi dan keuangan syariah Indonesia terus berkembang pesat hingga kini menempati posisi tiga besar dunia. Ke depan, BI menargetkan Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah nomor satu di dunia.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, industri ekonomi dan keuangan syariah terus menunjukkan perkembangan positif. Salah satu pendorongnya adalah konsistensi penyelenggaraan ISEF setiap tahun sebagai ajang sinergi dan edukasi publik.

“BI, para stakeholder, bersama masyarakat secara berjamaah terus mendorong Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah global,” kata Perry dalam Pembukaan ISEF 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (8/10/2025) lalu.

Perry menuturkan, ISEF pertama kali digelar pada 2014 dan kini menjadi festival ekonomi syariah terbesar di dunia. Selama 12 tahun, ISEF berkontribusi besar terhadap pengembangan halal value chain, zakat, infak, sedekah, wakaf (ziswaf), serta ekonomi pesantren.

“Dua belas tahun lalu kita tidak tahu apa-apa. Sekarang Alhamdulillah, Indonesia naik dari peringkat 10 ke 3 ekonomi syariah global dalam 10 tahun. Insya Allah, ini dicatat sebagai amal jariyah kita bersama,” ujarnya.

Perry menjelaskan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, ekonomi dan keuangan syariah menjadi salah satu strategi utama untuk mendorong Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah global. BI pun mengembangkan tiga pilar utama, yakni halal value chain berkelanjutan, optimalisasi blended finance ziswaf, serta akselerasi digitalisasi syariah.

“BI berkomitmen memperkuat sinergitas jamaah agar ekonomi syariah kita terus maju dan memberi manfaat bagi umat. ISEF menjadi bukti kepemimpinan Indonesia di level internasional,” tegas Perry.

Dalam kesempatan itu, Perry meminta arahan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto terkait empat agenda strategis ISEF tahun ini: peluncuran Master Plan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (MEKSI) 2025–2029, sinergi pusat-daerah, peningkatan investasi melalui sukuk dan operasi moneter syariah, serta peluncuran database ziswaf terintegrasi.

“Dalam ISEF ke-12 ini, niat kita adalah terus berjamaah dan berbuat kebaikan agar ekonomi syariah semakin berdaya,” ujarnya.

ISEF 2025 menjadi puncak rangkaian kegiatan yang dimulai sejak Juni 2025 melalui Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) di tiga kawasan, yakni Sumatra (Lampung), Kalimantan Barat, dan Jawa Timur. Festival ini berlangsung lima hari, 8–12 Oktober 2025, menampilkan ratusan pelaku UMKM syariah, pameran produk halal, serta modest fashion show yang menghadirkan 11 desainer internasional dan lebih dari 1.000 karya nasional.

Menuju Nomor Satu Dunia

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, ISEF menjadi ajang strategis untuk memperkuat sinergi dan memperbesar kontribusi ekonomi syariah terhadap perekonomian nasional.

“Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 8 persen. Untuk itu, seluruh potensi ekonomi perlu dioptimalkan, termasuk sektor syariah yang menjadi engine baru pertumbuhan,” ujarnya.

Airlangga mengapresiasi capaian Indonesia yang menempati posisi ketiga dalam State of Global Islamic Economy Report. Ia menilai, Indonesia memiliki keunggulan pada industri modest fashion, pariwisata ramah muslim, serta farmasi dan kosmetik halal.

“Kalau kita terus dorong sharia compliance, dalam waktu tidak lama, dari nomor tiga kita bisa menyalip ke nomor satu,” kata Airlangga disambut tepuk tangan hadirin.

UMKM bidikan ISEF 2025 targetkan pendapatan tiga digit

ISEF yang dibuka pada 8 Oktober 2025 merupakan puncak serangkaian acara yang dimulai sejak Juni 2025. Sebelumnya, BI telah menggelar Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) di tiga wilayah di Indonesia, yakni Sumatra yang dikonsentrasikan di Lampung, kawasan timur yang dipusatkan di Kalimantan Barat, dan Jawa yang dipusatkan di Jawa Timur.

ISEF 2025 digelar selama lima hari, yakni 8–12 Oktober 2025. Dalam gelaran tersebut, terdapat puluhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menghadirkan produk-produk syariah. BI juga menampilkan modest fashion show selama lima hari penuh. Ada sebanyak 11 desainer internasional, sekitar 150 desainer nasional, serta 1.175 kreasi modest fashion.

Salah satu UMKM yang menghadirkan produknya di ISEF 2025 yakni Wening’s Line. Wening’s Line merupakan salah satu brand fesyen dalam Industri Kreatif Syariah Indonesia (IKRA) binaan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Pemilik Wening’s Line, Wening Angga Wikaningtyas, mengungkapkan telah mengikuti gelaran ISEF besutan BI sejak 2016. Ia mengaku gelaran ISEF merupakan wadah untuk semakin mengenalkan brand-nya yang berasal dari daerah kepada pasar yang lebih luas, baik secara nasional maupun internasional.

“Lewat ISEF, bersyukur diberikan kesempatan untuk tumbuh karena mungkin dari daerah tidak dikenal. Terus dibantu, Alhamdulillah, di-support oleh Bank Indonesia untuk bisa terus berkarya dan eksis,” kata Wening kepada Republika di lokasi acara ISEF di JIExpo Kemayoran, Jakarta.

Wening menjelaskan, model bisnis yang dibangunnya berkembang dari awalnya hanya private order dan ritel, kini telah bergerak ke arah business to business (B2B). Melalui gelaran ISEF, ia mengaku secara konsisten berhasil membangun hubungan dan jaringan dengan para konsumen yang kini menjadi pelanggan loyal.

“Dari awal waktu di ISEF, konsumen Alhamdulillah jadi royal consumer. Jadi bahkan saat mereka ke Yogyakarta, mereka datang ke store. Jadi kita maintenance,” tuturnya.

Wening’s Line kini telah merambah ke beberapa negara seiring perkembangan bisnisnya yang prospektif. Wening mengatakan, produk fesyennya pernah diekspor ke Brunei Darussalam serta ikut dalam exhibition dan fashion show di Paris pada 2023 dan Turki pada 2024.

Dalam acara ISEF, Wening menuturkan penjualan produk-produk fesyennya terbilang moncer. Ia menargetkan pendapatan dari pameran ISEF 2025 yang digelar selama lima hari pada 8–12 Oktober 2025 mencapai tiga digit. “Target pendapatannya kalau di lokasi ini (JIExpo) Rp 150 juta,” ungkapnya.

Wening berharap BI terus konsisten dalam membina UMKM binaannya serta melibatkan lebih banyak pelaku usaha agar dapat mengembangkan bisnisnya. Dengan demikian, dampaknya akan lebih luas terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional, mengingat UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.

“Ya jelas (ISEF mendongkrak pengembangan UMKM). Alhamdulillah, teman-teman UMKM sudah merasakan. Perkembangannya (bisnis) cukup signifikan,” katanya.

Selama empat hari pelaksanaan, ISEF mencatat capaian signifikan. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan nilai business matching ISEF 2025 tercatat Rp 2,6 triliun. Jika ditambahkan dengan hasil pra-kegiatan, total nilai komitmen pembiayaan, perdagangan, dan omset penjualan selama gelaran ISEF 2025 menembus Rp 3,1 triliun.

“Angka ini naik lebih dari 50 persen dibandingkan capaian tahun sebelumnya,” katanya saat penutupan ISEF 2025 di Ballroom 1, JIEXPO Convention Center, Jakarta, Ahad (12/10/2025).

Menurutnya, para pembeli internasional kagum terhadap produk fesyen syariah Indonesia. Apresiasi tersebut menjadi bukti industri modest fashion nasional telah bertransformasi menjadi salah satu kekuatan utama ekonomi syariah global.

Destry menegaskan, para buyer dari luar negeri memberikan testimoni positif terhadap desain dan kualitas produk fesyen Indonesia yang dinilai inovatif dan berdaya saing tinggi. Ia menyebut, Indonesia kini menempati posisi nomor satu di dunia untuk kategori modest fashion.

“Mereka sangat amaze, sangat kagum dengan produk modest fashion kita yang sekarang sudah menjadi nomor satu secara global,” ujarnya.

Selama empat hari pelaksanaan di JiExpo, sekitar 89 ribu pengunjung hadir secara langsung. Bila digabung dengan rangkaian Road to ISEF sejak Maret lalu, total partisipasi mencapai sekitar 450 ribu orang.

Destry menjelaskan, capaian tersebut menunjukkan ketahanan dan antusiasme pelaku industri syariah di tengah perlambatan ekonomi global.

“Faktanya, pembiayaan tetap solid, penjualan juga meningkat. Ini menandakan segmen ekonomi syariah masih tumbuh kuat,” ujarnya.

ISEF 2025 melibatkan 34 kementerian dan lembaga, 30 mitra internasional, serta lebih dari 700 pelaku UMKM dan industri. Tercatat 22 forum domestik dan internasional, 28 kegiatan pameran dan business linkage, 30 talk show, dan 20 parade fashion show dengan total 1.785 tampilan busana.

Destry menambahkan, keberhasilan ini menjadi hasil kolaborasi lintas sektor yang menerapkan prinsip inklusif, adil, dan transparan dalam pengembangan ekonomi syariah. Ia menilai nilai-nilai tersebut menjadi pondasi penting dalam membangun kepercayaan dan memperkuat peran Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah global.

“Kami ingin menjadikan ISEF bukan hanya milik BI, tapi milik bangsa dan negara. Kalau kita bekerja bersama, kita bisa menjadi leader dalam ekonomi keuangan syariah dunia,” tegasnya.

Sumber; Republika.co.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

5 × 2 =