JIC, JAKARTA — Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma’ruf Amin bersama puluhan ribu umat Islam menghadiri acara Dzikir Nasional 2016 di Masjid At-Tin, Jakarta, Sabtu (31/12), malam. Di acara tersebut, jamaah mendengarkan tausyiah, berdzikir dan bermuhasabah sambil menyambut pergantian tahun.
KH Ma’ruf di sela-sela acara Dzikir Nasional 2016 menyampaikan, MUI akan tetap menjaga akidah umat Islam di tahun depan. Selain itu, MUI juga mengajak umat Islam untuk lebih baik lagi dalam segala hal di tahun 2017.
“Kita (MUI) tetap menjaga umat dari akidah dan cara berpikir yang menyimpang dan dari gerakan yang menyimpang,” kata KH Ma’ruf kepada Republika.co.id, Sabtu (31/12), malam.
Ia menerangkan, MUI juga akan melakukan perbaikian lagi kedepannya. Di antaranya, memperbaiki sumber daya manusia dan memperbaiki gerakan ekonomi umat. MUI juga akan mendorong umat agar lebih baik lagi dalam segala hal di tahun yang akan datang.
Selain itu, MUI akan tetap menjaga kesatuan umat Islam. Ia menegaskan, kesatuan dan persatuan umat Islam harus dijaga, jangan sampai antarumat Islam terjadi konflik. Kedepannya, KH Ma’ruf mengimbau agar ada gerakan umat Islam yang terkoordinasi dalam semua hal.
Menurutnya, kalau gerakan umat terkoordinasi dengan baik, maka akan menjadi gerakan dan kekuatan besar. “Kekuatan besar dalam menjaga moral dan mengembangkan ekonomi umat,” ujarnya.
Masyarakat Indonesia harus ikhlas dengan berbagai situasi yang terjadi. Masyarakat harus ikhlas dengan kebhinekaan karena Indonesia merupakan negara yang majemuk. Hal ini merupakan makna Indonesia Ikhlas menurut KH Ma’ruf.
“Oleh karena itu, kita harus menjaga kemajemukan dengan ikhlas,” kata KH Ma’ruf .Ia menerangkan, ketika masing-masing agama yang ada di Indonesia mengembangkan agamanya. Maka masyarakat Indonesia yang majemuk harus ikhlas. Ia menegaskan, ketika umat Islam ingin menguatkan akidah dan identitas umatnya, maka umat lain juga harus ikhlas.
Dikatakan dia, penguatan akidah yang dilakukan oleh para ulama jangan sampai dikatakan sebagai gerakan islamisasi. Hal tersebut bisa dikatakan sebagi sikap tidak menghormati kebhinekaan. “Jika seperti itu (dianggap islamisasi) namanya tidak ikhlas (dengan khibinekaan dan kemajemukan),” ujarnya.
KH Ma’ruf menjelaskan, setiap umat beragama berhak mengembangkan agamanya masing-masing. Umat beragama sebaiknya berlomba-lomba secara adil. Jadi, ikhlaslah menerima segala yang ada di Indonesia.
Ia menegaskan, segala sesuatu yang baik dan sesuatu yang berpotensi tidak baik harus dijaga bersama-sama. Agar sesuatu yang baik tetap baik dan sesuatu yang berpotensi tidak baik menjadi baik.