{ وَأَن لَّیۡسَ لِلۡإِنسَـٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ }
“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya“
[Surat An-Najm: 39]
JIC– Sebagaimana dosa orang lain tidak akan dibebankan kepadanya, maka seorang manusia juga tidak akan mendapatkan pahala melainkan dari apa yang diusahakannya sendiri. Ayat ini merupakan penjelasan pahala amal-amal saleh dan ganjaran setiap bentuk amal. Amal baik diberi pahala dan amal buruk diberi hukuman.
Seseorang tidak dihisab kecuali berdasarkan usaha, upaya dan amalnya. Dia tidak memperoleh tambahan sedikitpun dari hasil usaha orang lain dan tidak dikurangi sedikit pun karena diberikan kepada orang lain. Allah ta’ala memberikan kesempatan hidup di dunia untuk beramal usaha.
Dua ayat berikutnya yaitu ayat 40-41 menyempurnakan penjelasan ayat 39 ini, ketika Allah ta’ala menegaskan setiap amal usaha tidak ada yang sia-sia dan tidak ada satu pun yang luput dari ilmu Allah dan timbangan-Nya. Setiap manusia akan menerima balasan usahanya secara penuh dan lengkap, tidak dikurangi dan tidak dizalimi.
“Dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna” [Surat An-Najm: 41-42].
Dari Abu Hurairah ra ia berkata, Rasulullah saw bersabda,
“Jika seseorang wafat, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara yaitu; anak saleh yang mendo’akannya, sedekah jariyah setelahnya, dan ilmu yang bermanfaat,” (HR. Muslim).
Menurut Ibnu Katsir ketiga perkara tersebut pada hakikatnya merupakan usaha dan kerja kerasnya semasa hidup, sebagaimana hadis, “Sesungguhnya sebaik-baik yang dimakan oleh seseorang adalah (makanan yang) berasal dari hasil usahanya, dan sesungguhnya anaknya itu termasuk dari hasil usahanya.”
Menjelang datangnya tamu agung bulan Ramadan, tentu ada beberapa persiapan yang yang harus dilakukan. Korelasi dengan ayat 39 An-Najm ini, agar ikhtiar, usaha yang dilakukan akan berbuah apresiasi dari Allah ta’ala di Akhirat kelak.
Beberapa persiapan menyambut datangnya Ramadhan;
- Hati yang bersih
Sebelum memasuki bulan suci Ramadan menata hati agar bisa menyesuaikan dengan indahnya Ramadan dalam aneka ragam paket ibadah di dalamnya. Kebaikan demi kebaikan membuat hati tenteram dan lapang
{ قَدۡ أَفۡلَحَ مَن زَكَّىٰهَا }
“Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu)”
[Surat Asy-Syams: 9]
- Bahagia
Ekspresi rasa syukur atas anugerah Allah berupa hadirnya 29-30 hari yang istimewa dengan bonus lengkap bagi setiap ibadah di bulan Ramadan termasuk rezeki malam Qadar. Tubuh menjadi lebih sehat, kumpul keluarga menjadi lebih intens, ibadah lebih rajin
Sahabat Umar bin Khattab ra berkata, “Selamat datang kepada penghapus dosa-dosa kami”
- Persiapan amal
Yaitu latihan puasa sunnah, memperbanyak tilawah Al-Qur’an, salat-salat sunnah dan pembiasaan bersedekah. Agar di saat tiba Ramadan menjadi terbiasa untuk berpuasa, tilawah khatam di akhir Ramadan, dan menghidupkan malam-malam Ramadan dengan bertahajjud, salat-salat sunnah lainnya serta memiliki empati dan kasih sayang
- Persiapan mental
Membiasakan sabar, mengurangi hal-hal yang kurang penting dan berpotensi mengikis pahala puasa. Mulai memprioritaskan aktifitas yang lebih bermanfaat dan memproduksi pahala
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, “Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar saja (HR. Ahmad)
- Persiapan ilmu
Memahami fikih puasa (rukun, pembatal puasa, sunnah-sunnah puasa, macam-macam puasa), tarawih, zakat infak sedekah dan wakaf, i’tikaf dan Idul Fitri
- Memperbanyak do’a
Semakin dekat Ramadan semakin sering berdo’a,
اللهم بارک لنا فی رجب و شعبان وبلغنا رمضان
“Ya Allah berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah usia kami hingga memasuki Ramadan”
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda,
“Ada tiga manusia yang do’a mereka tidak akan ditolak; 1. Do’a orang yang berpuasa sampai dia berbuka, 2. Pemimpin yang adil, 3. Do’a orang teraniaya” (HR. Tirmidzi)
- Menyiapkan mental anak-anak
Puasa Ramadan menjadikan istirahat mereka lebih sedikit. Bangun lebih awal, tidur bakda salat terawih bahkan mungkin setelah tadarusan. Mengurangi beberapa kebiasaan mereka yang dilakukan di hari biasanya seperti memegang gadget dialihkan menjadi banyak memegang mushaf Al Qur’an
- Membiasakan bangun lebih awal sebelum azan Subuh
Selama sebulan penuh akan dilalui dengan bangun lebih awal, melaksanakan salat malam dan untuk bersiap santap sahur
Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah saw bersabda,
تسحروا فإن فی السحور برکة
“Bersahurlah kalian, karena pada santap sahur itu ada keberkahan”
(HR. Bukhari Muslim)
Semoga Allah ta’ala sehatkan dan mudahkan dalam mempersiapkan diri, keluarga dan umat menyambut tamu agung Ramadan. Aamiin
*Tulisan merupakan materi Ayat-Ayat Pendidikan edisi ke-23 yang ditulis oleh Ustaz Arief Rahman Hakim, M.Ag (Kepala Sub Divisi Pendidikan dan Pelatihan PPPIJ)












