MENIKAH TANPA PACARAN? MUNGKINKAH? (PART I)

0
311

JIC – Indahnya menikah tanpa pacaran, ketika berulang kali kami menyampaikan hal ini, bahkan menuliskan buku tentang ini tak sedikit di antara para remaja, anak muda terlebih yang masih “jomblo” mengecam, beragam pertanyaan dan pernyataan muncul beberapa diantaranya seperti berikut:

“Mungkinkah menikah tanpa pacaran di zaman sekarang?”

“Bagaimana mau kenal semua sifat calon pasangan kita jika tidak pacaran?”

“Akankah menikah tanpa pacaran akan bahagia?””Bagaimana jika kita tidak mencintai orang yang kita nikahi?”

“Menikah tanpa pacaran?, kayaknya susah deh”

“Menikah tanpa pacaran?, gimana caranya?”

“Memang kenapa gak boleh pacaran?”

“Apakah ada masalah dengan pacaran?”

Serta beragam lagi pernyataan dan pertanyaan serupa yang intinya adalah ragu, tidak percaya dan merasa mustahil dengan konsep indahnya menikah tanpa pacaran. Bagi anda yang mungkin juga merasa bingung tentang hal ini, Insya Allah pada tulisan kali ini kita akan mengupas menikah tanpa pacaran. Kenapa tidak boleh pacaran?

Benar tidak semua pacaran berujung pada perzinaan, tapi semua perzinaan berawal dari pacaran (kecuali prostitusi), jadi bisa kita simpulkan kalau pacaran adalah gerbang utamanya zina, melakukan aktivitas pacaran adalah satu langkah menuju kepada perzinaan, di awali dengan zina-zina kecil seperti zina hati ketika mengingat pacar melebihi kita mengingat Allah, zina mata ketika bertemu dan pandangan-pandangan yang menggetarkan hati serta syahwat, zina fisik seperti tangan ketika saling pegangan, ketika berpelukan sampai dengan aktivitas-aktivitas zina lainnya hingga zina yang paling besar dan paling Allah murkai.

“Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Israa: 32)

Semuanya berawal dari hati, awalnya memang sekedar ketemu dan ngobrol biasa, berlanjut mencoba saling pegang, memang tidak dirasa, tidak disangka tapi ya begitulah syaitan menggoda hingga akhirnya tergadailah kehormatan, yang tersisa hanya penyesalan.

Ini adalah dasar utama  kenapa pacaran tidak dibolehkan dalam Islam karena isinya dari hilir sampai ke hulu maksiat, capek hati, capek pikiran dan berujung kekecewaan baik itu ketika tergadai harga diri atau diputus dan ditinggal atau mungkin dikhianati cintanya. Ya, intinya sama, sama-sama kecewa. Sementara sekecil-kecilnya maksiat pacaran adalah zina hati, mustahil rasanya jika orang yang pacaran bisa terbebas dari zina yang satu ini, karena pacaranpun dimulai karena keterpautan hati.

Sumber: www.kancyl.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

fifteen − 7 =