LGBT LAHIRKAN MASALAH EKONOMI DI EROPA

0
405

biosymbols001

JIC, JAKARTA — Ketum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Mohammad Siddiq meyakini, perilaku Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) menjadi salah satu penyebab masalah ekonomi di Eropa.

Ia mengatakan, makin banyak pelaku LGBT maka jumlah manusia akan semakin sedikit karena tak adanya reproduksi. Implikasinya, manusia yang berusia lanjut usia akan lebih banyak ketimbang generasi muda lantaran minimnya angka kelahiran. Alhasil, proporsi pembayaran pajak pun tidak imbang karena generasi muda lah yang akan membayar lebih banyak.

“Jadi sedikit anak-anak yang lahir. Penduduk seperti piramida terbalik, yang tuanya banyak yang lahir sedikit. Ini buat generasi muda harus tanggung biaya ekonomi karena banyak orang tidak kerja. Harus dapat subsidi lewat jaminan sosial. Akhirnya, beban pajak pekerja lebih tinggi,” katanya pada Republika, Rabu (7/9).

Jika dirunut berdasarkan catatan sejarah, menurutnya, perilaku LGBT belum begitu terasa di tahun 1970-an. Kala itu, tanggung jawab pajak antara golongan pekerja dan tuna karya masih proporsional.

“Dulu era 70-an berdasarkan perhitungan proporsi pajak, pajak dari satu anak muda yang bekerja bisa ntuk tanggung satu orang tua. Sekarang satu orang anak muda kerja, tanggung dua atau tiga orang,” ujarnya.

Dia menyebut, negara-negara di Eropa yang mengesahkan kehadiran LGBT, mulai merasakan dampak tersebut. Selain itu, negara-negara industri di Asia seperti Korea Selatan dan Jepang pun mulai terpengaruh pola hidup LGBT.

“Beberapa negeri penduduknya sangat kurang, bisa diukur lewat statistik. Ini terjadi juga di Korea (Selatan) dan Jepang, negara-negara industri terpengaruh dan kena penyakit LGBT, tidak mau berumah tangga dengan kebiasan gay, lesbian,” ujarnya. Rizky Surya

Sumber ; republika.co.id/Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

1 + five =