MAKNA KEHADIRAN AYAH BAGI ANAK

0
561

JIC – Ayah adalah bagian yang tak terpisahkan dalam keluarga. Keluarga bukan hanya urusan para Ibu, sementara urusan Ayah adalah mencari nafkah. Pembagian peran yang kaku antara Ayah dan Ibu tidak memadai dan bukan zamannya lagi. Baik Ayah maupun Ibu, semuanya menjalani peran-multi di dalam keluarga.

Ada 4 peran Ayah di dalam keluarga sebagaimana yang dinyatakan oleh Najeela Shihab. Peran tersebut adalah:

  1. Player (teman bermain)
    Sebagai player, Ayah menjadi teman bermain bagi anak-anaknya. Permainan membuat anak merasa nyaman dan menjadi sarana membangun ikatan. Semakin sering Ayah bermain dengan anak, biasanya semakin berkualitas mental anak.
  2. Teacher (sebagai pendidik dan pengasuh)
    Seorang ayah yang baik juga harus bisa berperan sebagai guru. Guru itu berarti sumber pengetahuan bagi anak. Peran penting Ayah sebagai guru bukan hanya untuk mentransfer pengetahuan, tetapi juga untuk memelihara rasa keingintahuan anak. Bidang-bidang yang biasanya dikuasai Ayah dan lebih baik dari Ibu adalah pelajaran ABCD (Ally/sekutu, Boundaries/batas, Challenge/tantangan, Dreams/mimpi).
  3. Protector (pelindung)
    Setiap Ayah pasti memiliki naluri untuk melindungi anaknya sejak lahir. Tapi fungsi Ayah sebagai pelindung bukan hanya itu. Justru, yang terpenting adalah mengajarkan anak-anak untuk melindungi dirinya sendiri karena orangtua tak mungkin bersama mereka setiap waktu.

Sebagai pelindung, Ayah perlu mengenali dunia anak: mengetahui apa kesukaannya, apa yang dibencinya, teman-teman dekatnya, dan dunia yang ditekuni anak. Semakin Ayah mengetahui dunia anak, semakin mudah menjalin komunikasi dan koneksi dengan mereka. Sebaliknya, semakin Ayah tak mengetahui dan asing dengan dunia yang sedang disenangi anak, semakin jauh hubungan Ayah dan Anak.

  1. Partner (mitra)
    Sebagai partner, fungsi Ayah bukanlah mendukung Ibu dalam pengasuhan anak, tetapi equal partner. Artinya, Ayah memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dengan Ibu. Sebagai partner, Ayah tidak boleh hanya berharap dan bergantung pada Ibu, tetapi juga terlibat aktif. Ayah juga memiliki hak untuk bermain bersama anak, tak hanya berfungsi sebagai “bad cop” untuk menakut-nakuti anak.

Karena Ayah dan Ibu adalah partner, maka peraturan rumah tangga pun perlu disepakati dan tidak boleh berseberangan. Ayah dan Ibu perlu punya suara sama. Jika Ayah mengatakan tidak, Ibu juga mengatakan yang sama. Demikian sebaliknya.

Kehadiran ayah dalam kehidupan anak, ternyata punya makna yang besar sekali. Hal ini karena ayah mengambil peran yang berbeda dengan ibu dalam kehidupan anak, di antaranya adalah:

  1. Kasih ibu bersifat tidak bersyarat sedangkan Cinta Ayah lebih bersifat kualitatif dan melekat pada performance anak.
  2. Ibu khawatir tentang bagaimana bayinya bisa bertahan hidup sedangkan Ayah berpikir bagaimana anaknya dapat menghadapi masa depan.
  3. Ibu mendisiplin anak-anak waktu demi waktu sedangkan Ayah mendisplin anak dengan peraturan.
  4. Dari ibu, anak belajar segi emosinya sedangkan dari Ayah, anak belajar untuk hidup di tengah masyarakat.
  5. Ibu memberitahukan anak-anak untuk hati-hati ini dan itu di dalam bermain sedangkan Ayah justru mendorong anak untuk berani mencoba sesuatu yang baru.

Jadi, dari keberbedaan kualitatif antara apa yang dilakukan ibu dan ayah terhadap anaknya tersebut di atas, menunjukkan betapa pentingnya kehadiran ayah di tengah-tengah anaknya.

Sumber: salimah.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

20 − 16 =