JIC – Menikahi seorang Mualaf Chinese tidaklah mudah bagi putra sulung KH. Arifin Ilham, Alvin Faiz yang mengenal Larissa Chou yang saat ini telah menjadi istrinya dari chatting media sosial AskFM. Larissa yang pada saat itu bertekad masuk Islam, dibantu oleh Alvin Faiz yang juga mengakui bahwa Larissa adalah mualaf pertamanya Alvin. Mengenal keluarga Larissa membuat Alvin semakin merasa bahwa kondisi Larissa di tengah keluarganya menjadi muslimah seorang diri merupakan sebuah perjuangan. Hingga pada akhirnya Alvin meyakini bahwa Larissa merupakan wanita muslimah berprinsip.
“Saya berdo’a pada saat itu kepada Allah, ‘Ya Allah, jodohkanlah aku dengan wanita muslimah yang seperti Larissa’ dan akhirnya Allah mengabulkan saya menikahi Larissa Chou, mualaf yang taat dan berprinsip.” ujar Alvin saat talkshow dalam acara OFF AIR Halaqah Cinta.
Hal yang dipersiapkan Alvin sebelum menikah muda tentu diantaranya yakni mental dan finansial. Berbekal keahlian berbisnis sejak dini membuat Alvin sampai saat ini mampu menafkahi istri dan membiayai pernikahannya secara mandiri. Ia juga menyarankan untuk memikirkan baik-baik pernikahan muda dengan segala kesiapan yang matang dan maksimal. Dengan komitmen saling memahami, saling mengerti dan saling mengalah menjadi bekal pernikahan yang dibingkai dengan syariat Islam bagi pasangan muda Alvin – Larissa.
Meski usia terpaut tiga tahun lebih dewasa, Larissa mengaku bahwa Alvin tetap imam yang harus dipatuhi baginya.
“Kami berdua memang memiliki perbedaan, saya cenderung perfeksionis dan sampai saat ini saya memahami bahwa suami saya sama usianya dengan teman-teman sepantarannya yang lain, tetapi dari segi kedewasaan malah dia yang lebih dewasa.” Kata Larissa yang akrab disapa Cici
Meskipun pernikahan ini banyak menuai kontroversi karena usia yang masih belia, namun pasangan ini menepis semua argumen negatif dengan selalu menyampaikan bahwa pernikahan muda bukan juga sebagai sebuah provokasi melainkan harus memikirkan secara betul-betul dan matang. Sebab pernikahan merupakan janji suci yang kokoh dan kuat atau Mitsaqan Ghaliza, bukan hanya sekedar penyaluran aspek biologis manusia tetapi kebersamaan saling melengkapi dan menyemangati di dunia menuju akhirat dengan bingkai pernikahan yang Islami. (ZS)