Di bulan Oktober ini, media massa ramai memberitakan tentang satu tahun kepemimpinan Ir.H. Jokowi Widodo atau Jokowi bersama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai orang nomor satu dan nomor dua di DKI Jakarta sejak mereka berdua dilantik pada tanggal 15 Oktober 2013 .
Khusus Jokowi, ia memang bintang yang sedang bersinar, seorang news maker. Tidak ada satu pun gubernur di Indonesia ini yang selama satu tahun sejak dilantik tiap gerak-geriknya di luar rumah menjadi berita selain dirinya. Bahkan ada beberapa media massa yang menghitung hari-hari yang dilalui Jokowi dari hari pertama sampai keseratus. Lazimnya memang seratus hari, tetapi, Jokowi memang benar-benar news maker yang dapat mendongkrak nilai jual media massa yang meliputnya, jadi kelaziman itu pun ditabrak: sampai saat ini pun hari-hari yang dilalui Jokowi tetap dihitung.
Dua persoalan utama yang diangkat oleh media massa untuk menilai satu tahun masa kepemimpinan Jokowi-Ahok menurut Rustika Herlambang seperti yang dilansir oleh Republika Online adalah kemacetan dan banjir. Menurutnya, dari 34.656 jumlah pemberitaan tentang Jakarta, kemacetan menempati porsi 26 persen seluruh pemberitaan, lalu disusul banjir sebanyak 21 persen; lainnya adalah persoalan-persoalan yang meresahkan yang melingkupi PKL (16,8 persen), Tawuran (5,4 persen), sampah (16,9 persen), dan premanisme (12,6 persen).
Namun bagi umat Islam di Jakarta yang terpenting juga dari satu tahun kepemimpinan Jokowi-Ahok adalah dukungan mereka berdua terhadap syiar, aktivitas Islam dan umat Islam di Jakarta. Karena umat Islam sebagai penduduk mayoritas di Jakarta menjadi kekuatan penting yang kepentingan-kepentingannya harus diperhatikan oleh Jokowi-Ahok. Selama satu tahun ini, dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Jakarta Islamic Centre (JIC), Jokowi-Ahok memiliki rapor yang cukup bagus dalam mendukung syiar, aktivitas Islam dan umat Islam di Jakarta.
Oleh: H. Rakhmad Zailani Kiki, S.Ag, MM
Kepala Bidang Pengkajian dan Pendidikan JIC
Memang di awal kepemimpinan mereka berdua, khususnya Ahok, sempat mendapatkan penolakan dari sebuah ormas Islam agar tidak menjadi pembina dari lembaga-lembaga Islam yang berada dalam naungan Pemprov. DKI Jakarta, seperti JIC dengan alasan bukan orang Islam. Dukungan mereka terhadap syiar, aktivitas Islam dan umat Islam di Jakarta sempat diragukan oleh tokoh dan sebagian umat Islam Jakarta ketika pada perayaan tahun baru 2013, Bundaran HI dan sepanjang jalan sekitarnya dijadikan ajang perayaan yang dianggap tidak Islami, ulama dan tokoh agama tidak dilibatkan. Maka saat Bundaran HI kebanjiran pada hari Kamis, 17 Januari 2013, musibah ini dijadikan amunisi oleh pihak-pihak tertentu untuk menyudutkan Jokowi-Ahok yang beredar di media sosial, seperti Facebook, Twitter, BBM, dan lain-lain yang dikaitkan-kaitkan dengan murka Allah terhadap even tahun baru tersebut. Namun keraguan itu meredup saat Pemprov. DKI Jakarta kbekerjasama dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan kegiatan Jakarta Night Religious Festival dalam rangka takbiran dan tabligh akbar Idul Adha h 1434H di Bundaran HI dan Silang Monas . Bahkan Jokowi dengan mengenakan surban putih .dan baju putih ala ulama secara tegas menyatakan bahwa ia ingin menciptakan Jakarta sebagai kota yang religius dan kegiatan serupa akan diadakan lagi pada tahun 2014. Esok harinya, selain Jokowi, Ahok juga memberikan satu ekor sapi ke JIC untuk disembelih di hari raya Idul Adha sebagai simbol dan bukti walau ia ditolak oleh ormas Islam tertentu untuk menjadi pembina JIC namun ia memiliki kepedulian terhadap JIC dan umat Islam di sekitar JIC.
Sempat juga terjadi ketidakpercayaan umat Islam yang berbuah kepada ketegangan, khususnya yang berada di sekitar dan menjadi jama`ah Masjid Baitul Arif Jatinegara, terhadap pemprov. DKI Jakarta, Jokowi-Ahok, karena masjid tersebut dibongkar. Kasus pembongkaran masjid yang berdiri di atas lahan pemprov. DKI Jakarta eks Perkantoran Suku Dinas Teknis telah sampai ke Komnas HAM yang ternyata hal itu tidak perlu terjadi karena hanya miskomunikasi saja. Pemprov. DKI Jakarta membongkar dan menghancurkan masjid tersebut karena merupakan milik Pemprov. yang di atas lahan eks masjid tersebut akan dibangun rusun dan juga masjid penggantinya dan hal ini tidak tersosalisasikan dengan baik. Begitu pula pembongkaran dan penghancuran Masjid Amir Hamzah di TIM yang akan dibangun lagi dengan masjid yang lebih indah dan modern dari sebelumnya.
Satu program dari Jokowi-Ahok yang sangat membantu kehidupan aktivis Islam di DKI Jakarta, khususnya para marbot masjid, adalah pemberian dana hibah kepada DMI Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp. 8,6 milyar untuk disalurkan kepada 3.148 marbot masjid di tahun 2013 ini yang berarti setiap marbot mendapatkan uang sebesar Rp. 2,7 juta. Jika dilihat untuk satu tahun, uang tersebut memang sangat kecil, tetapi sebagai bentuk kepedulian, ini merupakan terobosan dan kepedulian pemprov. DKI Jakarta dibawah kepemimpinan Jokowi-Ahok terhadap para marbot masjid.
Akhir kalam, tentu masih banyak lagi program dan kegiatan Jokowi-Ahok selama satu tahun kepemimpinan mereka di DKI Jakarta, seperti pembangunan Masjid Raya Betawi di Jakarta Barat, renovasi besar-besaran bangunan JIC, ba syiar, aktivitas Islam dan umat Islam di Jakarta nt syiar, aktivitas Islam dan umat Islam di Jakarta bantuan hibah kepada lembaga-lembaga dan ormas Islam, dan lain-lain. Namun, tentu saja tanpa dukungan masyarakat, khususnya umat Islam, program-program Jokowi-Ahok dalam mendukung syiar, aktivitas Islam dan umat Islam di Jakarta tidak bisa berjalan lancar. Untuk itu, JIC mengajak umat Islam di Jabodetabek untuk dapat memberikan gagasan mengenai penguatan syiar, aktivitas dan umat Islam di DKI Jakarta dengan mengikuti lomba penulisan artikel dengan tema “Islam Membangun Jakarta.” Naskah diketik di MS Word, bentuk huruf times new roman dengan ukuran 12, tulisan judul ditebalkan dengan ukuran 16, rata sisi masing-masing 2 cm, ukuran kertas A4, spasi 1,5 cm, tulisan naskah sebanyak tiga halaman full diemail ke jicpena@islamic-center.or.id yang bisa mulai dikirim paling lambat tanggal 31 Oktober 2013.
Hadiah bagi pemenang juara 1 adalah uang tunai sebesar Rp. 2.500.000,- , juara 2 sebesar Rp. 2.000.000,-, juara 3 Rp. 1.500.000,- , juara harapan 1 sebesar Rp. 1.000.000,-, juara harapan 2 sebesar Rp. 750.000,- , juara harapan 3 sebesar Rp. 500.000,-, Pemenang akan diumumkan tanggal 8 Nopember 2013 di situs Jakarta Islamic Centre (www.islamic-center.or.id.) dan di media lainnya. ***