JIC – Sayyid Abu Bakar bin Muhammad Syatha dalam Kitab Kifayah atqiya mengisahkan bahwasannya, Dulu, ada seorang lelaki buta yang sangat gemar sekali mengikuti shalat berjamaah. Begitu besar kegemaran ini, sehingga dia tidak memperdulikan kondisi dirinya yang buta dan dia mendatangi tempat didirikannya shalat berjama’ah sekalipun tanpa bantuan orang lain yang menuntun.
Suatu ketika kecelakaan menimpa dirinya, ia terjatuh di jalanan sampai kepalanya terluka. Selanjutnya oleh penduduk yang menyaksikan kejadian tersebut laki-laki buta ini dipapah diantarkan ke rumahnya.
Istrinya sangat terkejut akan hal yang telah menimpa suaminya itu. Dia pun khawatir dan tidak mau kejadian serupa terulang lagi atas sang suami. Berkatalah sang istri, “Wahai suamiku… Sungguh shalat berjamaah tidaklah wajib atas dirimu, karena kondisimu seperti ini (buta)”. Nampaknya sang suami ini bersikeras tidak mau meninggalkan kebiasaan shalat berjamaahnya, dengan nada tinggi dia pun menjawab, “Jika Allah telah mengambil cahaya dari pengelihatanku, maka ketahuilah wahai istriku, sesungguhnya Dia senantiasa menetapkan cahaya di mata hatiku. Aku tidak akan berhenti dari kebiasaanku ini”.
Kemudian di malam itu laki-laki buta ini bermimpi berjumpa dengan Rasulullah SAW. Di dalam mimpi itu Rasul bertanya, “Wahai hamba Allah, Mengapa kamu bertengkar dengan istrimu?”. laki-laki ini menjawab, “Karena aku ingin menjalankan sunahmu yaa Rasul”.
Lantas Rasul pun mengusapkan kedua tangan mulianya pada kedua mata laki-laki ini, kemudian berkat barokah Nabi Muhammad SAW dan barokah sunah Nabi yang selama ini dia jalankan dengan penuh keikhlasan, kedua mata laki-laki buta ini kembali bisa melihat lagi. Masya Allah.
Ya Allah Semoga Engkau senantiasa memberikan pertolongan kepada kita semua agar bisa melaksanakan (membiasakan) shalat berjamaah dan menuntut ilmu agama, jauhkanlah kami dari meninggalkannya, jagalah kami dari segala keburukan. Aamiin.
Sumber: Sejarah Ahlul Bait Rasulullah
