JIC — Dikit-dikit left grup. Dikit-dikit ngambek. Dikit-dikit drama. Dikit-dikit merasa teraniaya, tersakiti, dan jadi korban.Terus, muslimah apa dong?
- Ibunda Siti Khadijah: sosok muslimah tangguh, berprinsip, sangat mendukung perjuangan suami (Rosulullah) bahkan di saat yang lain meragukan/belum mendukung, & mandiri (entrepreneur).
 - Ibunda Fatimah: tidak takut hidup susah padahal semua orang tahu beliau siapa (anak kesayangan Rosulullah yang notabene bisa manja, tetapi tidak), menjaga kesucian hatinya (diceritakan dalam sebuah riwayat bahwa beliau hanya mencintai Ali, tidak pernah yang lain) padahal sangat cantik, & beliau juga bukan istri yang penuntut (harus dibeliin pesawat, harus diajak jalan-jalan ke Mars, harus ke Mall beli semua baju tiap hari, enggak gitu)
 - Ibunda Aisyah: muslimah cerdas (wanita periwayat hadits terbanyak)
 - Ibunda Asiyah: bersuamikan Firaun yang … yaa tahu sendirilah ya kejamnya seperti apa, tapi beliau istiqomah dengan ketaatannya yang hanya pada Allah walau nyawa taruhannya. Allahu Akbar
 - Ibunda Hajar: ditinggal sendiri di tempat yang jauhh hanya dengan bayi mungil lucu bernama Ismail, enggak mungkin bisa ngeluh di medsos karena dulu belum ada, tapi beliau menerima takdir dan perintah Allah tsb dengan ikhlas dan enggak banyak keluhan hingga keberkahan dan kebahagiaan pun datang
 - Daann, masih banyak lagi
 
Kita jadi merasa malu ya kalau mengingat beliau-beliau alias wanita-wanita (muslimah) tangguh tsb.
Jadi, apakah muslimah harus cengeng? Enggak
Apakah muslimah boleh bersedih dan mengeluh? Tentu boleh karena kita bukan Xena The Warrior Princess atau Elektra, yang penting mengeluhnya dikasih tenggat waktu alias enggak terus-terusan dan mengeluhnya ke pihak yang tepat
Apakah muslimah itu berarti enggak butuh laki-laki? Tidak. Karena laki-laki dan wanita diciptakan untuk menjadi tim yang solid dalam membangun peradaban dan bukannya sendiri-sendiri.
Lalu, muslimah yang seperti apa? Yang LEMPER (lembut dan perkasa). Kelembutan seorang muslimah akan sangat berguna dalam menguatkan suami dan mengajari anak-anaknya sedangkan keperkasaan muslimah akan membuatnya tegar dalam menjalani takdir kehidupan yang itu artinya menyerahkan segala keputusan hanya sama Allah setelah berusaha dengan sebaik-baiknya.
Selamat menjadi muslimah lemper!
Penulis:
Miyosi Ariefiansyah atau @miyosimiyo adalah istri, ibu, penulis, & pembelajar. Rumah mayanya ada di www.rumahmiyosi.com
Sumber ; ummi-online.com











