IN MEMORIAM KH. HASYIM MUZADI

0
371

JIC, Jakarta — Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menilai sosok almarhum sebagai ulama yang tidak hanya ahli ilmu agama, tapi juga sangat peduli dengan keindonesiaan dan kerukunan.

Menurutnya, KH Hasyim adalah negarawan yang sangat konsen dengan masalah keindonesiaan. “Beliau sangat peduli dengan bagaimana agar Indonesia tetap terjaga dan terpelihara sebagai bangsa yang religius dan rukun di tengah-tengah keragaman,” kenang Menag setibanya di Balai Kartini Jakarta, Kamis (16/03), untuk menjadi pembicara pada Kongres Nasional Kebangsaan Beragama dan Berkeyakinan Tahun 2017 di Jakarta.Kongres Nasional yang digelar Komnas HAM ini juga diawali dengan mengheningkan cipta guna mendoakan almarhum.

“Di banyak forum, baik nasional maupun internasional, beliau selalu berbicara tentang bagaimana kedamaian dan kerukunan antar umat beragama senantiasa dirawat dengan baik,” tambahnya.

Menag mengaku sangat kehilangan dengan wafatnya salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) ini. Apalagi, dengan keluasan ilmu dan sikap kenegarawanan yang dimilikinya, kata Menag, KH Hasyim ahli dalam mengartikulasikan ide dan pikiran hingga bisa dipahami seluruh lapisan masyarakat.

“Beliau bisa menyampaikan pokok-pokok pikiran baik untuk kalangan akademisi maupun masyarakat awam. Kita merasa kehilangan dan mudah-mudahan kita bisa meneladaninya,” ucapnya.

Waki Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Saadi mengatakan umat Islam Indonesia telah kehilangan seorang ulama besar, putra terbaik bangsa.

“Beliau adalah seorang yang telah mewakafkah sepenuh hidupnya untuk perjuangan kemaslahatan umat dan bangsa,” ujarnya, Kamis (16/3).

Hasyim dinilai teguh dan tegas dalam membela kebenaran dan melawan setiap kebatilan dengan tetap mengedepankan semangat persaudaraan dan mendahulukan kepentingan umat dan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan. Almarhum, kata dia, selalu tampil memberikan solusi kebaikan atas persolan yang membelit bangsa.

Zainut menyebut, Hasyim adalah seorang mujahid (pejuang) yang tidak pernah mengenal lelah sampai akhir hayatnya. Di akhir hidupnya, almarhum masih memikirkan nasib umat Islam dan bangsa Indonesia. Ini menjadi saksi atas kebesaran dan keluasan jiwa serta tanggung jawab beliau sebagai ulama dan pemimpin umat.

“Bapak KH Hasyim Muzadi telah menyempurnakan semua pengabdiannya untuk umat dan bangsa Indonesia dengan amal saleh dan keteladan yang baik. Semoga Allah SWT meridhoinya dan menjadikan akhir perjalanan hidupnya menjadi husnul khotimah dan memberikan pahala surga bersama para kekasih-Nya,” kata Zainut.

Sektetaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengenal pribadi KH Hasyim Muzadi,  sebagai sosok yang santun. “KH Hasyim ini adalah sosok ulama, pemimpin Muslim, dan tokoh bangsa yang sangat alim, santun, teguh pendirian, moderat dan bersahaja. Secara pribadi, saya sangat kehilangan,” kata Mu’ti.

Mu’ti mengatakan, Kiai Hasyim juga seorang yang akrab tanpa melihat selisih usia. Banyak hal yang bisa dicontoh dari kebaikan sosok Hasyim yang pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama tersebut. “Secara pribadi saya dekat dengan beliau. Walaupun usianya sangat jauh di atas saya, tapi beliau sangat akrab dan dalam berkomunikasi dan berinteraksi seperti tidak ada perbedaan usia,” kata dia.

Dikatakan Mu’ti, dirinya kerapa berada dalam satu forum dengan KH Hasyim. Karenanya, dia mengaku, banyak belajar dari sosok Hasyim yang santun dan memiliki kepribadian yang baik. Bahkan dalam beragama, kata dia, KH Hasyim adalah sosok yang moderat, terbuka dan teguh pendirian. Kecintaan dan pembelaannya terhadap Islam sangat tinggi.

Hasyim yang merupakan anggota Dewan Pertimbangan Presiden, kata dia, tetap mampu membangun hubungan baik dengan pihak yang berbeda pendapat dan keyakinan. Menurut dia, KH Hasyim tidak segan menyatakan pendapat yang sesuai dengan prinsip Islam. Bagi almarhum, perbedaan bukan penghalang untuk membangun persahabatan.

Cendekiawan Muslim, Hidayat Nur Wahid mengaku memiliki kenangan yang tak terlupakan atas sosok KH Hasyim Muzadi sebagai seorang da’i. Menurutnya KH Hasyim merupakan da’i yang tegas sekaligus mampu menyampaikan khutbahnya dalam bahasa yang mudah dipahami. Bahkan terkadang ceramah yang disampaikan melalui pendekatan yang membuat orang terhibur.

“Saya pernah menghadiri perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di istana negara. Dari semua yang pernah saya hadiri, itulah peringatan maulid yang paling mengena. Beliau menyampaikan beberapa pesan tapi sekaligus membuat para tamu bahkan presiden terpingkal-pingkal. Tapi tidak keluar dari inti yang beliau sampaikan,” ujar Hidayat.

Ia melanjutkan, banyak sikap keagamaan yang mampu diteladani oleh umat Islam Indonesia dari sosok Kiai Hasyim. Menurut Hidayat, dia mampu menghadirkan Islam yang ramah. Keramahan yang ditampilkan beliau merupakan ciri-ciri ahlulsunnah wal jamaah (Aswaja).

Keramahan juga ciri bangsa Indonesia dan solusi atas keberagaman. Kiai Hasyim, Hidayat mengatakan menyadari sikap yang tidak ramah tidak akan menyelesaikan masalah. “Kia Hasyim juga merupakan tokoh yang mampu mengokohkan Ukhuwah Islamiyah. Organisai PBNU atau ICIS yang dikembangkan beliau merupakan suatu bukti bahwa Islam menjaga ukhuwah Islamiyah dengan  kelompok masyarakat. Baik dengan kelompok non beragama Islam, dunia internasional maupun dengan umat Islam di Indonesia sekalipun berbeda  ormasnya,” katanya.

Selain itu, prinsip Aswaja yang dianut Kiai Hasyim tidak menjadikannya antipolitik atau tidak terlibat dalam membangun bangsa, negara dan demokrasi. Kiai Hasyim, kata Hidayat, memberikan contoh bagaimana beragama yang baik dan benar tetapi juga peduli dengan nasib, bangsa , negara dan rakyat.

“Karena sikap anti demokrasi, ekslusif dan menarik diri dari permasalahan bangsa dan negara adalah sesuatu yang tidak dicontohkan Kiai Hasyim Muzadi,” katanya.

Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini mengatakan sosok KH Hasyim Muzadi dikenal sebagai ulama yang terus berupaya membangun kesejukan umat.

“Kami sangat berduka sekali. Kami kehilangan sosok ulama besar yang selama ini memimpin umat yang menyejukkan, menenangkan. Salah satu ulama yang terus mengajak, membangun ukhuwah persaudaraan dengan siapa pun, agama apa pun,” ujar Helmy.

Helmy mengenang gaya ceramah Hasyim yang begitu membekas bagi banyak orang. Sebab, Hasyim kerap menyisipkan lelucon dan membuat isi ceramah dapat dimengerti.

“Beliau selalu punya cara yang menjelaskan hal rumit dengan mudah dengan guyonan khas. Selalu dikenang dengan umat dengan metodologi dakwah yang selama ini lebih mudah diterima oleh masyarakat awam,” kenangnya.

Sekjen PPP Arsul Sani mengatakan bahwa Hasyim Muzadi merupakan sosok ulama dan pemimpin yang menjauhkan umat dari paham-paham radikal yang menegasikan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan pemahaman keislaman dan ke-Indonesiaan yang tidak bisa dipisahkan. “Beliau menjadi garda terdepan dalam upaya menjauhkan umat Islam dari paham-paham radikal yang cenderung menegasikan NKRI dengan menggunakan pemahaman-pemahaman ke-Islaman yang diimpor dari tempat lain,” katanya.

Dia menilai, Hasyim Muzadi merupakan sosok ulama dan pemimpin yang berhasil membawa umat, paling tidak kaum nahdhiyin, pada pemahaman ke-Islaman dan ke-Indonesian menjadi dua hal yang tidak perlu dipertentangkan. Namun, menurut dia, di sisi lain, Hasyim Muzadi melakukan pembelaan terhadap kelompok Islam yang secara tidak adil dan tidak proporsional ditempatkan sebagi kelompok radikal dan anti-NKRI.

“Padahal mereka sebenarnya hanya bercara yang dianggap radikal dalam memperjuangkan prinsip amar ma’ruf nahi munkar, bukan kelompok yang memiliki agenda tertentu hendak mengubah keutuhan NKRI,” ujarnya.

Karena itu, menurut Arsul, tidak mengherankan meskipun Kiai Hasyim merupakan tokoh Islam moderat. Namun, silaturahminya dengan tokoh-tokoh yang dianggap keras seperti Habib Rizieq tetap terjaga dengan baik.

Anggota Komisi III DPR itu menilai, kemoderatan Kiai Hasyim dalam pandangan-pandangan keagamaannya, tidak menjadikannya sebagai sosok yang membenarkan atau tidak kritis terhadap kelompok-kelompok Islam liberal. “Beliau bahkan sama seringnya antara mengingatkan kelompok garis keras dengan kelompok Islam liberal,” katanya.

Kata Arsul, hal itu menjadi kelebihan Kiai Hasyim, karena beliau tidak terjebak pada pembelaan atau pemihakan terhadap satu kelompok, namun posisinya adalah moderat dan proporsional dalam keberagaman. Menurut dia, tidak banyak ulama yang mengambil posisi seperti kiayi Hasyim untuk menjaga keutuhan NKRI dan ke-Islaman ummat.

Direktur Program Pascasarjana Institut Hindhu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar Dr Ketut Sumadi menilai, pemikiran almarhum KH A Hasyim Muzadi patut diteladani dalam memantapkan kerukunan umat beragama dan menguatkan rasa persatuan bangsa Indonesia. “Pemikiran mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang juga menjabat anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu menyuratkan dan menyiratkan tentang hal-hal yang penuh toleransi dan saling menghormati di antara pemeluk agama di Nusantara,” kata Dr Ketut Sumadi.

Selain itu, pemikiran Kiai Hasyim juga mampu mencerminkan kehidupan beragama sesuai dengan kebudayaan di Indonesia dan senantiasa memberikan penekanan-penekanan, agar semua pihak tetap memelihara dan menjaga kebudayaan bangsa yang mempunyai kaitan erat dengan cara mengamalkan ajaran agama masing-masing. Oleh sebab itu, nilai-nilai kearifan lokal daerah yang tercermin dalam masing-masing ajaran agama di Indonesia tetap dapat terpelihara dengan baik.

Sumadi mengingatkan, semua pihak dapat melanjutkan perjuangan dan pemikiran almarhum KH A Hasyim Muzadi dalam menyikapi berbagai permasalahan keagamaan yang terjadi sekarang di Indonesia. “Upaya itu dilakukan dengan mengutamakan sikap toleransi kerukunan menuju kerukunan umat bersama, saling menghormati dan hidup berdampingan satu sama lain tanpa menimbulkan gesekan, ujar Ketut Sumadi.

KH Ahmad Hasyim Muzadi wafat pada Kamis (16/3) pukul 6.15 WIB di Malang, Jawa Timur. Rencananya jenazah Almarhum akan dimakamkan di Kompleks Pesantren Al Hikam 2 Kota Depok Jawa Barat. Berdasarkan informasi, jenazah KH Hasyim Muzadi akan diberangkatkan dari Malang sekitar pukul 13.00 WIB dan jenazah almarhum nantinya akan tiba di Pondok Pesantren Al Hikam 2 kurang lebih pukul 15.30 WIB.

Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Kamis ini dijadwalkan memimpin upacara pemakaman KH Hasyim Muzadi, di Pondok Pesantren Al-Hikam, Kota Depok, dimana saat ini jenazah Almarhum masih berada di Malang, Jawa Timur.

Sumber ; berbagai data

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

11 − eleven =