GURU NGAJI KAMPUNG PERLU DIDUKUNG

0
532

JIC, JAKARTA — Pakar Alquran Indonesia Prof Ahsin Sakho mengatakan, keberadaan guru ngaji kampung perlu dukungan. Tak hanya insentif bulanan tetapi juga jumlahnya perlu ditambah.

Guru ngaji kampung biasanya mengajarkan Alquran dan kitab kuning baik mengenai fiqih, tasawuf maupun akidah. “Di kampung-kampung banyak ngaji kuping, jadi masyarakat hanya mendengarkan saja bukan untuk mendalami satu kitab atau kaderisasi,” jelas dia.

Berbeda dengan guru ngaji yang mengajarkan Alquran, biasanya mereka yang belajar harus bisa membaca Alquran dengan tajwidnya. Sangat penting bagi guru ngaji yang mengajarkan Alquran untuk semua kalangan baik anak-anak maupun dewasa yang belum bisa membaca Alquran. Sehingga bisa menjadi contoh teladan di sebuah kampung. “Bagaimanapun juga ulama-ulama besar yang ada saat ini, mereka belajar saat anak-anak dari guru ngaji kampung,” jelas dia.

Dari kampunglah Islam kecil kemudian berkembang besar. Guru ngaji kampung turut menjaga di sekolah tetap ada pelajaran agama Islam.

Permasalahannya, saat ini belum ada pemetaan kebutuhan guru ngaji di kampung. Seharusnya setiap RW dapat didata anak-anak sesuai usia yang belum bisa mengaji hingga orang dewasa.

Sehingga pemerintah melalui penyuluh keagamaan dapat menempatkan guru ngaji di setiap RW sesuai dengan kebutuhan. Minimal satu RW ada tiga pos pengajian dengan guru yang bergantian mengajar.

Dengan pemetaan tersebut dapat diketahui presentasi masyarakat yang belum dapat membaca Alquran dan efektivitas guru ngaji yang sudah ada. Data ini pun nantinya memudahkan mengetahui anggaran yang disiapkan untuk mereka sebagai dukungan dari pemerintah.

Prof Ahsin Sakho juga mengatakan guru ngaji kampung perlu terus ditambah kuantitasnya.  Karena guru ngaji keberadaannya penting untuk menciptakan lingkungan agamis.

“Ditengah kesibukkan orang tua, anak-anak membutuhkan guru mengaji di luar jam pelajaran sekolah, malah terkadang orang tua pun membutuhkan guru ngaji agar bisa membaca Alquran,”jelas dia. Guru ngaji biasanya mengajar dengan berceramah atau mengajarkan Alquran.

Selain menciptakan lingkungan yang agamis, keberadaan guru mengaji juga penting untuk mengajar anak-anak yang memiliki waktu luang. Zaman yang dinamis dengan kemajuan teknologi turut mempengaruhi perilaku anak-anak.

Mengaji agama baik alquran dan ilmu agama lainnya sangat penting untuk menjaga akhlak anak-anak. “Minimal dengan mengaji anak-anak kita tidak menjadi anak-anak nakal karena mengerti adab sopan santun,” ujar Rektor IIQ ini.

Sumber ; republika.co.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

4 × one =