MUSLIMAH INI BAKAL JADI PRESIDEN PEREMPUAN PERTAMA DI SINGAPURA

0
409

JIC, Singapore — Kiprah seorang muslimah di dunia kini semakin membanggakan. Baru-baru ini, seorang muslimah berdarah campuran Melayu-India dipastikan akan menjadi presiden Singapura. Dia adalah Halimah Yacob, mantan anggota serikat dan Ketua Parlemen Singapura yang mencatatkan sejarah baru sebagai presiden wanita pertama di Negara tersebut.

Kepastian ini sebagaimana pernyataan Departemen Pemilu Singapura (ELD) yang menyatakan hanya Halimah Yacob yang memenuhi syarat untuk menjadi presiden di Singapura. Ia akan menggantikan Tony Tan yang telah 6 tahun menjabat pada Rabu (13/09/2017). Kemudian, dia akan mulai bekerja pada keesokan harinya.

Halimah didaulat menjadi presiden setelah dua kandidat presiden lainnya, Mohamed Salleh Marican dan Farid Khan dinyatakan gagal lolos. Pemilu presiden Singapura sedianya digelar pekan kedua September 2017. Dia adalah satu-satunya kandidiat yang menerima Sertifikat Kesesuaian dan Sertifikat masyarakat. Dengan demikian dia akan menjadi presiden kedelapan Singapura dan wanita pertama yang memegang posisi kepala negara di Singapura.

Momen ini menjadi penting karena selama ini tidak ada orang keturunan Melayu muslim yang menjadi pimpinan di negara tersebut. Bahkan untuk menjabat di jajaran eselon teratas di pemerintahan maupun tentara nasional.

Etnis Melayu diketahui terakhir memegang kursi kepresidenan di Singapura pada 1965 dan 1970, di bawah pimpinan presiden Yusof Ishak. Kala itu adalah tahun-tahun awal kemerdekaan Singapura. Hingga kini wajah Yusof masih menghiasi uang kertas di negara tersebut.

Wanita kelahiran 23 Agustus 1954 itu kini berusia 63 tahun. Ia merupakan mantan anggota Partai Aksi Rakyat yang sempat menjadi anggota parlemen antara tahun 2001 hingga 2017 untuk dua konstituen berbeda.

Karir tertinggi dalam politik Singapuranya adalah menjabat sebagai Ketua Parlemen Negeri Singa itu sejak Januari 2013 hingga Agustus 2017. Ia mundur dari posisi di parlemen untuk bertarung dalam pemilu presiden. Dalam visinya, Halimah akan fokus dalam mempersatukan Singapura. Untuk itu, ia berharap rakyat Singapura bisa bekerjasama dengannya dalam membangun negeri.

“Tentunya ada pekerjaan yang harus saya lakukan, tapi yang terpenting adalah saya ingin warga Singapura bekerjasama dengan saya. Presiden mewakili seluruh ras, agama, dan komunitas di Singapura,” ujarnya seperti dilansir dari publikasi Reuters, Selasa (12/9/2017).

Sosok Halimah Yacob

Halimah dididik di Singapore Chinese Girls’ School dan Tanjong Katong Girls’ School, sebelum melanjutkan ke University of Singapore di mana dia menyelesaikan gelar LLB (Bachelor Legum Of Law) pada tahun 1978. Pada tahun 2001, dia menyelesaikan gelar LLM (The Master of Laws) di National University of Singapore, dan mendapat gelar Doktor Kehormatan dari National University of Singapore pada tanggal 7 Juli 2016.

Perempuan ini pernah bekerja sebagai praktisi hukum di Kongres Serikat Perdagangan Nasional pada tahun 1992. Dia ditunjuk sebagai direktur Institut Studi Ketenagakerjaan Singapura (sekarang dikenal sebagai Institut Studi Ketenagakerjaan Ong Teng Cheong) pada tahun 1999.

Halimah memasuki politik pada tahun 2001 saat dia terpilih sebagai anggota parlemen untuk Konstituensi Perwakilan Jurong Group (GRC). Pada pemilu 2015, dia menjadi satu-satunya calon minoritas untuk PAP.

”Saya berjanji untuk melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan untuk melayani masyarakat Singapura dan itu tidak berubah, apakah ada pemilu  atau tidak ada pemilu. Semangat dan komitmen saya untuk melayani rakyat Singapura tetap sama. Saya tetap berkomitmen penuh untuk melayani Singapura,” ujarnya.

Selain menjadi wanita pertama yang menjabat sebagai presiden, Halimah juga akan menjadi warga keturunan Melayu pertama yang menyandang jabatan presiden dalam kurun 47 tahun terakhir.

Hingga kini, sudah 7 figur yang pernah menjabat sebagai Presiden Singapura. Mereka adalah Yusof Ishak (1965-1970), Benjamin Sheares (1971-1981), C. V. Devan Nair (1981-1985), Wee Kim Wee (1985-1993), Ong Teng Cheong (1993-1999), Sellapan Ramanathan (1999-2011), dan Tony Tan Keng Yam (2011-2017).

Sumber ; gomuslim.co.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

fifteen − thirteen =