INDONESIA SUPERDARURAT HOAKS (2)

0
169

JIC, JAKARTA- Detail yang menarik, menggerakkan saya untuk mengangkat hal tersebut dan mengaitkan dengan betapa buruknya budaya percaya dan takut hantu terhadap kehidupan bermasyarakat. Akibat tidak berpikir logis, saat mendengar suara menangis bukannya segera mencari malah sampai pada kesimpulan tidak logis.

Syukurlah anak ini akhirnya ditemukan. Jika tidak, bisa-bisa bayi tersebut keburu tewas akibat masyarakat sekitar takut hantu.

Keinginan membahas topik di atas goyah, saat menyelusuri data lebih jauh. Saya menemukan beberapa hal yang meragukan. Salah satunya, sumber yang mengatakan kejadian tersebut nyata, kemudian mengoreksi keterangan waktu kejadian. Bukan dua pekan, melainkan beberapa hari setelah gempa. Secara medis lebih masuk akal, sebab mustahil rasanya bayi yang berusia beberapa bulan sanggup bertahan 14 hari tanpa mengonsumsi apa pun.

Saya tidak ingin salah dan justru menyebarkan hoaks. Berita dusta memang kadang sederhana. Cukup mengganti keterangan waktu, mengubah subjek atau obyek, atau latar tempat, tapi dampaknya bisa jauh berbeda.

Lalu, mengapa berita ini viral? Mungkin detail menakjubkan, keajaiban, atau banyak yang berlomba memberitakan agar akunnya kecipratan rezeki iklan. Kehebohan satu hoaks sendiri kadang bermula karena satu berita menarik lalu dibagikan atau di-copy paste ratusan atau ribuan akun.

Jemari saya yang terpaku ragu, akhirnya memutuskan untuk tidak menulis berita bayi tersebut. Namun, terlepas benar atau tidaknya, proses ini mengingatkan kembali betapa Indonesia sungguh berada dalam kondisi superdarurat hoaks, sampai-sampai sulit menggenggam informasi mana yang benar dan mana yang murni hoaks.

Sebagai catatan, perlu diingat, menjadi baik dan peduli saja tidak membebaskan kita dari pelaku penyebar hoaks. Setiap anak bangsa harus bertekad tidak menjadi pencipta berita bohong atau kaki tangan yang menyebarkannya.

Hati-hati menggerakkan jari, men-forward berita, menyalin sesuatu yang kita tidak tahu dengan pasti, dan kelak justru memberi dampak buruk untuk kita. Ajak tak hanya diri, tetapi keluarga untuk melakukan hal serupa. Katakan dengan tegas: Saya antihoaks! Semoga yang lain pun begitu.

 

sumber : republika.co.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

fourteen − 6 =