WAWANCARA KHUSUS WAPRES MA’RUF AMIN: TENTANG RADIKALISME, EKONOMI SYARIAH, KAUM MINORITAS DAN AHOK (1)

0
286

BBC INDONESIA

JIC, JAKARTA — Radikalisme dan pengembangan ekonomi syariah menjadi prioritas tugas Ma’ruf Amin, yang baru saja dilantik pada 20 Oktober lalu, untuk mendampingi Presiden Joko Widodo sebagai Wakil Presiden.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin berjanji untuk menangani deradikalisasi terhadap perempuan dan anak-anak, setelah kelompok teroris Jamaat Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan ISIS, mengerahkan perempuan dan anak-anak untuk melakukan serangan teror dalam dua tahun terakhir.

“Kita tidak boleh membiarkan potensi berkembangnya radikalisasi, walaupun kecil, termasuk penggunaan anak-anak, penggunaan perempuan. Karena itu, langkah-langkah [deradikalisasi] yang dilakukan menyangkut itu,” ujar Ma’ruf Amin dalam wawancara khusus dengan Ayomi Amindoni, Endang Nurdin, Dwiki Marta dan Anindita Pradana dari BBC News Indonesia di kantornya, Rabu (30/11).

 

Di usianya yang menginjak 76 tahun, Ma’ruf Amin menjadi wakil presiden tertua dalam sejarah pemerintahan Indonesia. Namun, kiprah ulama ini dalam dunia politik tak perlu diragukan lagi.

Sebelum menjabat ketua Majelis Ulama Indonesia pada 2015, Ma’ruf yang lahir di Kresek, Tangerang, pada 11 Maret 1943 sempat menjadi dosen dan menjabat sebagai anggota legislatif selama beberapa periode.

Pria yang sering kali terlihat mengenakan sarung ini juga pernah menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) selama dua periode pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pelantikan 20 Oktober 2019Hak atas fotoANTON RAHARJO/NURPHOTO VIA GETTY IMAGES
Image captionPresiden Joko Widodo (kiri) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin (tengah) bersama dengan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada saat pelantikan 20 Oktober 2019.

Sebagai tokoh ulama Indonesia, Ma’ruf Amin telah aktif di Nahdlatul Ulama sejak lama. Di organisasi tersebut, Ma’ruf Amin telah menduduki berbagai jabatan strategis.

Di usia yang tak lagi muda, Ma’ruf amin berjibaku dengan jadwal yang sangat padat sebagai wakil presiden, termasuk harus mengikuti cara kerja Presiden Joko Widodo yang terkenal kerja cepat.

Dia mengatakan, kini bukan saatnya lagi ‘alon-alon asal kelakon’ dan menganggap tugas barunya ini “sebagai suatu tanggung jawab, bukan beban”.

Ma'ruf AminHak atas fotoANTON RAHARJO/ANADOLU AGENCY VIA GETTY IMAGES
Image captionMa’ruf Amin mengatakan kini bukan saatnya lagi ‘alon-alon asal kelakon’ dan menganggap tugas barunya sebagai tanggung jawab, bukan beban.

“Saya tidak merasa kelelahan karena merasa seperti tidak ada beban,” ujarnya.

“Saya tentu menjaga stamina saya. Makan harus teratur, tidak boleh makan yang tidak menyehatkan, kemudian harus olahraga, juga jalan pagi. Dengan begitu diharapkan bisa menjaga kondisi sehingga bisa bekerja dengan baik,” jawabnya ketika menjawab pertanyaan tentang trik menjaga stamina ditengah jadwal yang padat.

Ma'ruf AminHak atas fotoBBC INDONESIA
Image captionMa’ruf Amin memperlihatkan ruang kerjanya kepada BBC News Indonesia di Istana Wakil Presiden, Rabu (30/100

Dalam wawancara yang berlangsung selama hampir satu jam itu, Ma’ruf Amin membeberkan pandangannya tentang radikalisme, ekonomi syariah, kalangan minoritas dan hubungannya dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Berikut petikan wawancaranya:

Bapak sudah menjadi orang nomor dua di Indonesia selama sepuluh hari, mungkin bapak bisa menceritakan apa saja agendanya selama sepuluh hari menjabat?

Yang pertama, tentu kita berada di lingkungan yang berbeda dari sebelumnya. Sebelumnya saya kan lingkungan kiai, sebagai Rois PBNU dan Ketua Majelis Ulama Indonesia. Nah sekarang kita berada di birokrasi dan begitu dilantik, saya langsung ke Jepang mewakili Presiden untuk hadir di penobatan kaisar Jepang.

Satu hari di sana langsung pulang terus mengikuti pengumuman dan pelantikan para menteri dan langsung berikutnya sidang kabinet, berikutnya lagi [pengumuman dan pelantikan] wamen (wakil menteri) dan terus menerima tamu, dan terus bekerja, dan sidang kabinet, kemudian tadi juga sidang kabinet

Ma'ruf AminHak atas fotoADEK BERRY/AFP VIA GETTY IMAGES
Image captionUsai pelantikan, Ma’ruf Amin langsung disibukkan dengan jadwal padat, termasuk mendampini Presiden Joko Widodo mengumumkan dan melantik menteri kabinet baru

Artinya jadwalnya sendiri kan sangat padat, bagaimana trik untuk mengatur jadwal yang begitu padat?

Ya kita jalankan saja sesuai dengan aturan, sesuai dengan jadwal dan saya merasa semua itu tidak menjadi beban. Jadi kita semua menjalankan tugas dengan baik, dengan riang gembira, dengan suasana yang nyaman. Saya tidak merasa seperti punya beban yang berat.

Pak Ma’ruf sekarang menjadi orang kedua Pak Jokowi sebagai wakil presiden, bagaimana pembagian tugasnya?

Sebenarnya pembagian tugas itu kami melanjutkan seperti yang dilakukan Pak Jokowi di periode pertama. Sistem yang dilakukan Pak Jokowi itu, wakil presiden secara keseluruhan membantu presiden dalam semua aspek, prioritas dan sasaran yang ingin dicapai, kita membantu Presiden.

Hanya wapres diberikan tugas-tugas khusus dalam beberapa aspek, dalam beberapa sektor, seperti tentang radikalisme, kemiskinan, pemberdayaan ekonomi kerakyatan, kesehatan menyangkut stunting, dan lain-lain, yang diberikan berdasar Perpres dari presiden itu sebagai tugas-tugas khusus yang harus ditangani langsung, termasuk bencana.

Widodo, Ma'ruf AminHak atas fotoJEVAYONA DELITA / BARCROFT MEDIA VIA GETTY IMAGES
Image captionOleh Presiden Joko Widodo, Ma’ruf Amin ditugasi untuk menangani beberapa sektor, antara lain radikalisme, kemiskinan, pemberdayaan ekonomi kerakyatan, kesehatan

Bapak tadi menyebut radikalisme sebagai salah satu tugas bapak. Terkait dengan deradikalisasi, apa yang paling mendesak untuk dilakukan?

Menurut saya, penanggulangan radikalisme itu harus dilakukan secara komprehensif, dari hulu ke hilir, dan juga struktural maupun kultural. Karena itu tidak hanya menangani dari hilir, yaitu deradikalisasi, tapi juga harus merupakan penangkalan. Kontra-radikalisme untuk mencegah orang-orang supaya tidak terpapar, jadi pencegahan.

Kemudian, bagi mereka yang terpapar dilakukan deradikalisasi supaya mereka kembali kepada jalan benar, kepada cara berpikir yang benar, kepada komitmen kebangsaan yang benar, yang kita ingin bangun seperti itu.

 

lanjut ke bagian 2

 

 

sumber : bbcindonesia.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

one × 5 =