JIC – Manusia lahir ke dunia dibekali banyak kemampuan. Salah satunya lisan untuk berbicara dan berkomunikasi dengan sesamanya. Lewat lisan, kita bisa menyampaikan keinginan. Orang juga bisa memahami kehendak kita. Tetapi, dengan lisan pula tersebar keburukan. Ini terjadi apabila lisan tidak terjaga. Seringkali kita mendapat nasihat untuk menjaga lisan. Sebisa mungkin, kita tidak mengeluarkan kata-kata bermakna buruk, mengandung makna yang menyakiti hingga memicu permusuhan.
Dikutip dari Dream.co.id, lisan merupakan anggota tubuh yang mudah digerakkan. Lisan akan mengucapkan suara tertentu dari geraknya, yang kita kenali dengan kata-kata. Mudahnya lisan digerakkan ternyata mengandung potensi berbahaya. Sehingga, wajar jika setiap orang sangat dianjurkan menjaga lisannya. Bahkan anjuran itu sangat ditekankan hingga mendekati wajib. Ini mengingat besarnya bahaya yang terkandung di dalamnya.
Ibn Abdil Barr dalam kitab Bahjatul Majalis wa Ansul Majalis mengingatkan mengenai orang yang tidak bisa menjaga lisannya.
“Orang yang tidak bisa menjaga lisannya dengan baik, pasti tak bisa juga menjaga apapun selain lisannya.”
Lisan, Kunci Keselamatan Manusia
Lisan juga merupakan cerminan keperibadian seseorang. Jika tak bisa digunakan dengan baik, maka lisan dapat mendatangkan kesusahan bagi pemiliknya. Lisan yang berbohong akan diikuti anggota tubuh lainnya. Bahkan perilaku seseorang menjadi aneh demi menutupi kebohongan yang dibuatnya.
Rasulullah Muhammad SAW pernah berpesan kepada umat Islam. Pesan itu tertuang dalam hadis riwayat Imam Bukhari.
“Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan.”
Pada dasarnya, lisan bisa membawa kebaikan sekaligus keburukan. Semua bergantung pada cara manusia memanfaatkan lisannya. Sehingga, kita perlu berhati-hati dalam menggunakan lisan. Jangan sampai lisan mendatangkan keburukan bagi diri karena ucapan yang buruk atau mengandung kebohongan.
Sumber : dream.co.id