JIC – Komunitas Muslim di Kentucky, Amerika Serikat (AS) akan merayakan ‘Hari Muslim’ atau ‘Muslim Day’ pertama kalinya pada bulan depan di ibukota negara bagian. Kegiatan itu dilakukan untuk berbagi budaya Islam dan agar membuat suara Muslim didengar oleh para pembuat undang-undang.
Ketua Dewan Hubungan Islam Amerika di Kentucky, Waheeda Muhammad mengatakan satu hal yang benar-benar membantu adalah agar orang-orang mengenal Muslim satu per satu secara pribadi. Menurutnya, itu adalah bagian dari mendorong umat Islam untuk keluar dan terlibat dalam masyarakat.
“Karena jika orang mengenal Anda secara pribadi, itulah citra Islam mereka,” ujarnya seperti dilansir dari publikasi WKU Public Radio, Kamis, (19/12/2019).
Rencananya, acara ini dihelat pada 22 Januari 2020 di ibukota negara bagian Frankfort. Para peserta akan mengunjungi gedung, bertemu legislator dan berdoa di Rotunda.
Menurut Waheeda, acara ini akan mendorong umat Islam untuk terlibat dalam politik dan mencalonkan diri dalam jabatan. Beberapa pengunjung bahkan berencana untuk mengadvokasi agar mengeluarkan undang-undang anti-intimidasi yang lebih kuat.
Ia menyoroti bahwa Hari Muslim di Frankfort tidak disetujui oleh Negara. Namun, ia berharap pertemuan itu akan menjadi acara tahunan. Meskipun acara di Kentucky bukan acara resmi, negara-negara Amerika lainnya telah mendedikasikan hari-hari khusus untuk umat Islam.
Di Ohio, misalnya, Hari Islam Ohio telah diakui oleh Negara dan ditandai setiap Sabtu kedua bulan Oktober sejak 1987.
Tradisi ini berlanjut, dan setiap tahun sebuah Pusat Islam di Negara Bagian Ohio dipilih untuk menjadi tuan rumah acara tersebut. Tujuan dari acara ini adalah untuk mempromosikan dan mendidik orang lain tentang Islam, cita-citanya, ajaran dan praktiknya kepada komunitas Ohio lokal.
Hari Islam juga merupakan hari pengakuan bagi Islam dan Muslim di Hawaii pada 24 September 2009 yang ditetapkan oleh resolusi simbolis Badan Legislatif Negara Bagian.
Sumber : gomuslim.co.id