MILENIAL MUSLIM BICARA SOAL MAKNA JIHAD: ‘MENGHIDUPKAN PERADABAN, BUKAN MEMATIKAN’, ‘LAYANI WARGA HINGGA KE PELOSOK’ (2)

0
230

Gracety Shabrina mendirikan Dentist Day Out saat ia masih berkuliah.                                        SUMBER GAMBAR,GRACETY SHABRINA

‘Gigi bengkak bukan kutukan’

JIC, — Bagi Gracety Shabrina, 28, jihad adalah perjuangan untuk melayani sesama.

“Kita bisa berjuang sesuai kemampuan kita atas keilmuan dan kesempatan yang kita miliki, untuk dimanfaakan sebaik-baiknya untuk masyarakat.

“Untuk kebermanfaatan seluas-luasnya agar bisa menjadi amal jariyah kita,” ujarnya.

Sebagai dokter gigi, yang dilakukannya adalah mengupayakan kesehatan gigi masyarakat melalui program yang dibentuknya sejak kuliah, Dentist Day Out.

Melalui program itu, dia telah bepergian ke sejumlah daerah pelosok di Indonesia untuk memberi penyuluhan terkait kesehatan gigi warga, juga pemeriksaan gigi warga secara gratis.

Salah satunya adalah ke Baduy Dalam, Provinsi Banten, yang warganya menyikat gigi dengan sabut kelapa.

Yang mengejutkan, kata Grace, gigi mereka sangat baik.

Hanya, saja, katanya, ada beberapa warga yang giginya bengkak karena cara menyikat gigi yang tak benar.

drg

SUMBER GAMBAR,DENTIST DAY OUT

Keterangan gambar : Dalam sejumlah kegiatan yang dilakukan Dentist Day Out, warga diberikan pemeriksaan gigi gratis.

Di daerah itu pula gigi bengkak dipercayai merupakan sebuah kutukan, hal yang kemudian diluruskannya kepada warga.

“Kami tidak melakukan interfensi agar mereka menggunakan sikat gigi seperti yang kita lakukan karena ada adat yang melarang mereka untuk menggunakan hal-hal modern.

“Sehingga kami melakukan pendekatan, tidak masalah mereka gunakan sabut kelapa, tapi dengan teknik dan cara yang benar,” ujarnya.

Di lain waktu, Grace dan kawan-kawannya menyambangi pedalaman Nusa Tenggara Timur (NTT), ke sebuah desa yang mayoritas beragama Kristen.

drg

SUMBER GAMBAR,GRACETY SHABRINA

Keterangan gambar : Gigi warga yang difoto dalam kunjungan Dentist Day Out ke kawasan Ijen tahun 2016.

Lulusan pesantren Santri Siap Guna Daarut Tauhiid, Bandung, Jawa Barat, ini mengatakan, ia tergerak untuk membuat gerakan itu setelah menyambangi Karimun Jawa di tahun 2012.

Di situ dia melihat sulitnya warga untuk mendapat pelayanan gigi. Bahkan, ada warga yang harus menyewa kapal ke Jepara untuk menuju fasilitas kesehatan.

Saat ini, di tengah pandemi, meski tidak seaktif dahulu menyambangi daerah-daerah terpencil, kegiatan penyuluhan tetap dilakukan Dentist Day Out, baik secara online, maupun offline.

Sejumlah anggota gerakan itu pun masih mengabdi di daerah terpencil di Maluku maupun Kalimantan.

gigi

SUMBER GAMBAR,DENTIST DAY OUT

Keterangan gambar : Bagi Gracety Shabrina, 28, jihad adalah upaya berguna bagi sesama.

Ia merasa apa yang dilakukannya kepada pasiennya adalah wujud ibadah dan caranya melaksanakan sumpah dokter.

“Semua orang sama, pasien kita juga. Mau di kota, di desa, yang kaya yang miskin, Islam, Hindu, Kristiani tetap pasien kita juga ada di sumpah dokter kita.

“Kalau di agama di bahasnya muamalah jadi dibolehkan, disarankan malah,” ujarnya.

Sumber : bbcindonesia.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

sixteen − 15 =