KONFLIK PALESTINA-ISRAEL BERLANJUT DENGAN ‘PERANG NARASI’ DI MEDIA SOSIAL INDONESIA: JANGAN SAMPAI JADI PERSOALAN BESAR (3)

0
369
Dua bocah Palestina menyelamatkan boneka-boneka miliknya dari rumahnya di Menara Al-Jawhara, Gaza, Senin (17/05), yang rusak berat akibat serangan udara Israel. SUMBER GAMBAR,ANAS BABA/AFP

JIC,– “Orang di Indonesia itu tidak ngerti, saya itu selalu diserang dibilang ‘Anda penjajah’ terus. Tapi saya selalu tanya, Israel itu menjajah Palestina sejak tahun berapa, nggak ada yang kasih tahu jawabannya. Tahunnya itu tidak ada yang kasih tahu. Saya selalu tanya, nama pemimpin ketika Palestina dijajah Israel itu siapa?

Tidak ada juga yang bisa sebutkan. Inilah history denial yang menurut saya perlu dikoreksi oleh kita bersama,” ujarnya.

Maka mantan jurnalis itu mendirikan yayasan Hadassah of Indonesia pada 2016 untuk mengedukasi orang Indonesia tentang Israel, Yahudi dan sejarah Holocaust agar tidak ada lagi kebencian terhadap orang Yahudi dan anti-Israel.

Menurut dia, Indonesia tidak ada konflik dengan Yahudi. “Tapi kenapa sangat anti dengan negara Israelnya? Nah itu menurut saya, ternyata dari apa yang saya geluti selama 2016 sampai sekarang dasarnya adalah karena ketidaktahuan sejarah.”

Seperti sikap warga Indonesia terhadap konflik Palestina-Israel?

Lembaga Survei Indonesia Indicator, dalam riset terbarunya, menyimpulkan “masyarakat Indonesia merasa memiliki kedekatan dengan Palestina”.

Mereka menyoroti pemberitaan di beberapa media nasional dan asing, serta media sosial Twitter tentang konflik Israel-Palestina belakangan ini, sejak 7 Mei hingga 15 Mei lalu.

“Hal ini terlihat dari setiap ada isu tentang Palestina, masyarakat melalui medsos khususnya Twitter, seringkali bergolak dan mengajak “berjuang” untuk Palestina,” kata Direktur Komunikasi Indonesia Indicator, Rustika Herlambang, kepada BBC News Indonesia, Senin (17/05).

Israel

SUMBER GAMBAR,AHMAD GHARABLI/AFP

Keterangan gambar : Dua orang warga Israel di kota Ashdod dan seorang tim penyelamat berada di luar sebuah bangunan yang rusak akibat hantaman roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza, Senin (17/05).

Temuan mereka juga mengungkapkan, dilihat dari karakter netizen, terlihat bahwa netizen menganggap apa yang terjadi di Tepi Barat atau di Gaza merupakan “satu kesatuan, yaitu Palestina”.

“Ini terlihat dari beberapa postingan netizen yang mencoba mengklarifikasi insiden terakhir ini sering justru diserang balik,” ujar Rustika.

Hasil riset Indonesia Indicator juga menyebutkan mulai muncul beberapa tagar mendukung Palestina, seperti #inastandswithPalestine.

Disebutkan pula banyak gambar yang diviralkan di media sosial menggambarkan “kekejaman” dan terutama pada anak. “Hal ini yang seringkali menimbulkan empati,” jelasnya.

Gaza

SUMBER GAMBAR,SAID KHATIB/AFP

Keterangan gambar : Dua orang perempuan di Rafah, Jalur Gaza, menyaksikan proses pemakaman Tareq al-Qadi, yang tewas akibat serangan udara Israel, Senin (17/05).

“Empati itu telah menimbulkan dukungan masyarakat Indonesia dengan berbagai donasi untuk Palestina dengan jumlah yang cukup fantastis,” tambahnya.

Kemudian, “isu ini juga makin ‘panas’ karena netizen mempertanyakan kebenaran perihal isu bank di Indonesia tidak lagi bisa mengirim uang ke bank di Palestina.

Namun di sisi lain, demikian temuan riset Indonesia Indicator, pernyataan tegas Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendapat apresiasi dari netizen.

Tapi, “mereka menunggu ketegasan ini,” kata Rustia Herlambang.

Sumber : bbcindonesia.com

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

five × one =