MUHAMMADIYAH DAN KERETA API (1)

0
377

JIC,– Kereta Api ditemukan di Inggris pada awal abad ke-19, kereta api mulanya dipakai untuk keperluan mengangkat dan mengangkut barang yang sangat berat dan besar untuk keperluan industri. Belanda lalu mengembangkan alat transportasi ini di Jawa dan Sumatra. Dari seratus tahun lebih usia Persyarikatan Muhammadiyah, ada beberapa potong kisah kehidupannya yang bersinggungan dengan keberadaan si kereta panjang ini.

Pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, adalah seorang pengguna kereta api. Dan, perjalanannya dengan kereta api tidak hanya memungkinkannya bepergian ke daerah-daerah yang jauh di luar Yogyakarta, tapi juga memberinya kesempatan untuk mendapatkan ide-ide baru untuk aktivitas keagamaannya. Kereta api, dengan kata lain, adalah pembawa gagasan dan ruang tempat pikiran dipertemukan.

Dua tahun sebelum Kyai Dahlan mendirikan Muhammadiyah, ia merupakan anggota Jamiat Khair, organisasi yang bertujuan untuk memajukan pendidikan Islam di Hindia Belanda. Sebagian besar anggotanya adalah orang Arab, namun organisasi ini juga memberi kesempatan kepada kaum pribumi untuk turut berpartisipasi di dalamnya. Kereta api turut berperan dalam keterlibatan Kyai Dahlan di sana. Dalam suatu perjalanan panjang kereta api antara Batavia dan Surabaya, Kyai Dahlan menghabiskan waktunya sebagai penumpang dengan membaca majalah Al-Manar, majalah Islam progresif yang dipublikasikan oleh Rasyid Ridha antara tahun 1898-1935.

Dalam perjalanan itu, ada penumpang lain yang menaruh perhatian pada Kyai Dahlan dan Al-Manarnya. Dialah Ahmad Surkati, salah seorang pemimpin Jamiat Khair, yang kemudian berhasil membawa Kyai Dahlan ke dalam lembaga itu. Penumpang kereta api tahu berapa jam waktu yang dibutuhkannya untuk mencapai stasiun tujuannya, sehingga ia bisa menggunakan perjalanannya untuk kegiatan yang membutuhkan atensi lebih seperti membaca atau berdiskusi.

Jadi, perjalanan kereta api ibarat ruang pertemuan berjalan karena ada beberapa situasi yang membuatnya menjadi begitu, misalnya mengingat perjalanannya yang memakan waktu berjam-jam, kestabilannya di atas rel, adanya sensasi keterputusan dari dunia luar yang hiruk-pikuk, plus dengan pemandangan sekitar yang membantu membangun suasana diskusi. Tak heran bila kemudian tukar pikiran antara dua penumpang kereta api itu, Ahmad Dahlan dan Ahmad Surkati, berjalan dengan hidup.

 

Beberapa dekade kemudian, gagasan tentang kemajuan Islam yang dipromosikan oleh Muhammadiyah juga terbantu oleh kehadiran kereta api. Antara tahun 1912 hingga 1925, muktamar Muhammadiyah, atau yang kala itu hanya dikenal sebagai rapat Muhammadiyah, diselenggarakan di Yogyakarta saja. Artinya, para peserta rapat yang berasal dari seantero Residensi Yogyakarta bisa datang ke arena pertemuan hanya dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda.

Tapi, sejak tahun 1926 dan selepasnya, rapat, atau yang kemudian dikenal sebagai kongres, diadakan di kota-kota yang untuk menjangkaunya para peserta rapat sangat disarankan menggunakan kereta api lantaran jaraknya yang sudah mencapai puluhan bahkan ratusan kilometer dari Yogyakarta, misalnya di Surabaya (1926), Pekalongan (1927), Solo (1929), Semarang (1933), dan Batavia (1936).

 

Salah satu cara melihat pandangan dunia Muhammadiyah adalah dengan melihat pada bagaimana lembaga ini memvisualisasikan kegiatan-kegiatan terpentingnya. Yang menarik untuk dicatat di sini adalah bahwa untuk memperingati usianya yang ke-seperempat abad, Muhammadiyah menyelenggarakan kongres yang dengan segera membuat partisipan kongres maupun publik Hindia Belanda pada umumnya paham tentang arti kereta api bagi persyarikatan ini.

 

Untuk Kongres Tahunan ke-25 yang diadakan di Batavia tahun 1936, panitia kongres membuat desain poster yang tidak biasa: gambar kereta api. Di bagian atas tertulis: ‘CONGRES MOEHAMMADIJAH SEPEREMPAT ABAD’. Di bawahnya tampak lambang Muhammadiyah yang menyinari segala penjuru. Di bawah sinar Muhammadiyah itu tampak suatu gambar yang paling menonjol, yakni gambar sebuah lokomotif dengan cerobongnya yang mengeluarkan uap dan sela-sela rodanya menyemburkan asap.

Sumber : suaramuhammadiyah.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

5 × four =