JIC– Segenggam kekuasaan itu kadang lebih efektif dari pada sekeranjang kebenaran, ucapan tersebut disampaikan wakil Kepala Pusat Pengembangan dan Pengkajian Islam Jakarta (PPPIJ) DR. KH. Didi Supandi,Lc. MA, ketika memberikan pembekalan kepada para calon mahasiswa yang akan menimba ilmu di Universitas Al-Azhar, Cairo-Mesir.
Kiai Didi yang juga alumni dari Universitas Al-Azhar Mesir ini lebih lanjut mengatakan bahwa tanda tangan seorang pejabat dengan selembar kertas bisa mampu membenahi kawasan hitam prostitusi terbesar se-Asia Tenggara ini menjadi tempat yang baik, menjadi Pusat Pengembangan dan Pengkajian Islam Jakarta.

“Dengan satu tanda tangan tadi maka itu menyelesaikan ribuan persoalan yang tidak bisa diselesaikan secara sederhana oleh satu orang, oleh banyak orang, oleh pendakwah saja, tetapi harus punya kekuatan,” terang kiai Didi, di Jakarta Islamic Centre, Jumat (4/3/2022).
“Maka mahasiswa-mahasiwa Al-Azhar kedepan tidak hanya kemudian berdakwahnya itu secara terbatas. Mahasiswa Al-Azhar boleh juga bermimpi untuk pulang kemudian setelah itu menguasai ilmu politik, etika politik, bisa kemudian menjadi Gubernur,” ujarnya.
“Agama itu adalah pondasi, agama itu adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar, tetapi setelah pondasi agama, pondasi aqidahnya itu kuat maka kemudian profesinya silahkan memilih pada profesi yang lain,” jelasnya.

Sementara itu Kepala UPK PPIJ H. Ahmad Juhandi mengatakan dalam sambutannya berharap ketika menyelesaikan pendidikan bisa menyebar dibanyak profesi.
“Masuklah kalian dari berbagai pintu,” kata Ahmad Juhandi seraya mengisahkan kisah nabi Yusuf yang terdapat dalam Al-Quran. “Artinya ada yang jadi ustadz, artinya ada yang jadi birokrat, artinya ada yang memimpin pesantren,” terangnya.
Para calon mahasiwa didampingi langsung oleh ustadz Syahrul Fadhil Syarif,Lc. MA, Ketua Umum dan Sekjen FORKAPMI (Forum Konsultasi Pendidikan Al Azhar Mesir Indonesia). [jay/fan]












