INILAH ALASAN, MENGAPA KITA TIDAK BOLEH MENYEPELEKAN NIAT

0
332

Inilah-Alasan,-Mengapa-Kita-Tidak-Boleh-Menyepelekan-Niat1

JIC – Setiap aktivitas kebaikan yang kita lakukan sehari-hari sudahkah kita niatkan karena Allah? Atau bahkan tidak sama sekali kita niatkan?

Mengapa niat itu begitu penting kita perhatikan dan apa sebenarnya fungsi niat? Inilah alasannya, mengapa kita tidak boleh menyepelekan niat? Simak selengkapnya.

Sahabat Ummi, niat adalah hal penting dalam islam. Seseorang yang melakukan sesuatu akan dinilai oleh Allah sesuai dengan niatnya. Bahkan, seseorang akan mendapat balasan sesuai dengan niatnya. Seperti hadits berikut ini.

إنما الأ عمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما نوى

“Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR Bukhari & Muslim)

Amirul Mukminin, Abu Hafsh, Umar bin Khaththab RA berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. bersabda, ‘Segala perbuatan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan (pahala) apa yang diniatkannya. Barangsiapa berhijrah (ke Madinah) untuk mencari ridha Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa berhijrah untuk mencari harta dunia atau untuk seorang perempuan yang hendak dinikahi, maka hijrahnya hanya untuk itu (tidak mendapatkan pahala di sisi Allah).’” (Muttafaq alaihi).

Al-Hafidz Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah menyebutkan dalam kitab beliau Jami’ al-‘ulum wal hikam mengenai fungsi dari niat, bahwa ada dua fungsi niat, yaitu:

  1. Niat itu membedakan antara ibadah dengan kebiasaan

Maksudnya adalah saat kita melakukan kebiasaan mandi sehari-hari. Secara tata cara mandi sama, yaitu mengguyur air ke seluruh tubuh. Mandi dengan sabun dan keramas. Yang membedakan adalah niatnya. Ketika mandi yang sudah menjadi kebiasaan akan menjadi sesuatu yang biasa tanpa diniatkan sebelumnya pun kita akan mandi. Sedangkan mandi wajib harus diawali dengan niat. Inilah yang membedakan mandi biasa dengan mandi wajib, yaitu dari niatnya. Jika tidak niat, maka mandi biasa. Apa yang kita kerjakan bias bernilai ibadah karena niat.

  1. Niat itu membedakan ibadah yang satu dengan ibadah lainnya

Niat itu membedakan ibadah yang satu dengan ibadah lainnnya. Misalnya, kita melaksanakan shalat wajib dan shalat sunah qabliyah atau sunah ba’diyah. Shalat yang dikerjakan misalnya dua raka’at. Shalat dua raka’at itu banyak. Kita melaksanakan shalat subuh dengan shalat qabliyah subuh. Tata caranya sma, jumlah ruku’ dan sujudnya juga sama. Sama-sama diawali takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, yang membedakan adalah niatnya.

Demikianlah sahabat Ummi, penjelasan tentang mengapa kita tidak boleh menyepelekan niat. Karena dari niat itulah suatu amalan akan dinilai ibadah atau kebiasaan, dan niat pula yang akan membedakan ibadah yang satu dengan ibadah lainnya. Semoga bermanfaat.

Sumber: Ummi online

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

sixteen + 11 =