JIC– Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Hal itu sesuai dengan hadits Nabi SAW. berikut ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan Al Albani dalam Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir no. 3913)
Di dalam hadits yang lain pun diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa,
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.”
Hadiah bagi para pencari ilmu bukan hadiah yang main-main, bukan hadiah yang sembarangan, melainkan hadiahnya adalah surga.
Sehingga setiap muslim haruslah bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu. Ia harus memanfaatkan usianya untuk belajar dan menghindarkan diri dari sifat berleha-leha atau bermalas-malasan. Yahya bin Abi Katsir berkata, “lmu tidak akan didapat dengan tubuh yang dimanjakan (santai).’’
Rasulullah saw. pun kerap berbicara tentang keutamaan ilmu. Perintah mencari ilmu ini bahkan juga termasuk salah satu yang teramat penting dan menjadi perhatian Islam. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, ilmu ini ditempatkan sebelum kita berbicara, beramal, atau beraktivitas. Sehingga ilmu ini adalah pondasi dalam setiap gerak-gerik kehidupan kita. Ilmulah yang membedakan kita dengan hewan. Dan melalui ilmu jugalah manusia bisa berkembang dan maju.
Allah SWT yang Memberi Kita Ilmu
Kita harus meyakini seyakin-yakinnya bahwa ilmu yang kita miliki sekarang sebenarnya adalah pemberian dari Allah Swt. melalui para guru yang telah mengajar kita. Ilmu yang Allah Swt. berikan kepada kita merupakan salah satu bentuk kasih sayang Allah Swt. kepada kita.
Dulu, kita dilahirkan dalam kondisi lemah tak berdaya tanpa memiliki ilmu. Namun, Allah Swt. menganugerahkan kita panca indera yang melalui panca indera ini kita bisa belajar banyak hal. Mmeskipun kala itu kondisi kita misalnya masih bayi, akan tetapi kita tetap belajar dari sekeliling. Lalu seiring berjalannya waktu, kita pun semakin tumbuh besar dan dewasa. Maka, seharusnya dengan ilmu yang kita gali dan pelajari seiring berjalannya waktu membuat kita semakin bersyukur dan beriman kepada Allah Swt. Sebab, dari Allah Swt. lah segala ilmu itu.
وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun. Dan Dia memberi kalian pendengaran, penglihatan, dan hati agar kalian bersyukur.” (Q.S. An Nahl: 78).
Ilmu Adalah Cahaya
Imam Asy-Syafi’i berkata, “Al-‘ilmu nurun, wa nurullahi la yuhda lil ‘ashi.” Artinya ilmu itu cahaya, dan cahaya Allah tidak diberikan kepada pemaksiat/pendosa. Sehingga melalui ilmulah seseorang bisa mengenal Allah Swt. Ilmu tidak akan merasuk ke dalam jiwa dan menjadi amal nyata apabila ia masih bermaksiat atau melakukan dosa.
Oleh karena itu, beruntunglah orang-orang yang mencari ilmu dengan ikhlas hanya untuk mencari rida dari Allah SWT, malaikat bersamanya dan mendoakannya. “Selamat datang wahai penuntut ilmu. Sesungguhnya penuntut ilmu benar-benar ditutupi para malaikat dan dinaungi dengan sayap-sayapnya. Kemudian mereka saling bertumpuk-tumpuk hingga mencapai langit dunia (langit paling dekat dari bumi), karena kecintaan mereka (Malaikat) kepada ilmu yang dipelajarinya.” (H.R. Ath-Thabrani).
Bahkan, orang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya dimintakan ampunan oleh penduduk langit dan bumi. “Sesungguhnya Allah, para Malaikat-Nya, penduduk langit-langit dan bumi-bumi, hingga semut-semut yang ada di lubangnya, hingga ikat-ikan, benar-benar semuanya bershalawat (memintakan ampun) untuk orang yang mengajari kebaikan kepada manusia.” (H.R. At-Tirmidz).