JIC- Ustadz Mohammad Zein, M.Si mengungkapkan keprihatinannya dari hasil riset yang dilakukan Hidayatullah dan Institute Ilmu Al-Qur’an yang telah mendata dari dua ratusan juta penduduk Indonesia yang beragama Islam yang bisa membaca tulis Al-Qur’an tidak lebih dari 35%.
“Tapi ini menurut saya jumlah persentase hasil riset itu terlalu tinggi, karena dulu dari Muhammadiyah tidak lebih dari 20% yang bisa baca Al-Qur’an,” ungkap Kepala Divisi Komunikasi dan Penyiaran PPPIJ dalam pembukaan Training of Trainer Baca Cepat Al-Qur’an Metode Al-Barqy di Jakarta Islamic Centre, Kamis (24/3/2022).
Ini menurut Ustadz Zein menjadi tantangan untuk kita, karena permasalahan ini adalah permasalahan yang besar, karena menurutnya bagaimana kita mendakwahkan Islam sedangkan kita tidak bisa baca kitab Sucinya sendiri.
“Kita sering bicara tinggi, berdebat, tetapi tidak bisa baca Al-Qur’an. Terus bagaimana kita mengembangkan Islam kalau kita tidak pernah baca Al-Qur’an, inikan persoalan,” ujarnya.
Munculnya metode-metode cara membaca Al-Qur’an menurut Ustadz M. Zein menjadi khazanah keIslaman untuk pembelajaran baca dan tulis huruf Al-Qur’an dan tentunya masing-masing metode tersebut memiliki kelebihan masing-masing.
“Tapi yang penting dari tujuan adanya metode-metode ini tidak lebih agar orang yang ikut pendidikan metode ini bisa lebih cepat membaca Al-Qur’an, ini sangat penting dan bisa mengatasi masalah,” terangnya.
Acara training of Trainer yang digagas bersama Jakarta Islamic Centre dan Dewan Masjid Indonesia DKI Jakarta ini dihadiri oleh Ketua DMI Jakarta KH Ma’mun Al-Ayubi, KH Mastur Anwar, M.pdi (Kasubdiv Dakwah PPPIJ), Ustadz Arief Rahman Hakim, M.Ag (Kasubdiv Pendidikan dan Pelatihan), Ustadz Landy Effendi, S.Th.I (Kordinator Komunitas JIC). Acara yang berlangsung dari pagi hingga sore hari ini dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai wilayah di DKI Jakarta. [irfan]
