Batik Betawi, Batik Islami

0
513

Jika mendengar kata batik, pikiran kita akan tertuju pada Kota Solo dan Pekalongan. Memang, kedua kota ini dikenal sebagai kota batik, produsen utama batik di Indonesia. Tapi tahukah kita, jika di Jakarta tempo dulu pernah diramaikan dengan tempat-tempat usaha pembuatan batik yang dimiliki oleh orang-orang Betawi? Dan, tahukah kita bahwa koperasi batik di Indonesia pertama kali berdiri di Jakarta, bukan di Solo atau Pekalongan?

Jika mendengar kata batik, pikiran kita akan tertuju pada Kota Solo dan Pekalongan. Memang, kedua kota ini dikenal sebagai kota batik, produsen utama batik di Indonesia. Tapi tahukah kita, jika di Jakarta tempo dulu pernah diramaikan dengan tempat-tempat usaha pembuatan batik yang dimiliki oleh orang-orang Betawi? Dan, tahukah kita bahwa koperasi batik di Indonesia pertama kali berdiri di Jakarta, bukan di Solo atau Pekalongan?

Menurut Hj Emma Amalia Agus Bisrie, cucu dari guru Madjid Pekojan, mantan ketua umum Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB), kolektor dan penulis buku batik nusantara, batik di Jakarta atau di Betawi sudah dikenal sejak dulu.
Daerah-daerah perbatikan ada di Karet Tengsin, Palmerah, Kebon Kacang, dan Bendungan Hilir. Ketika itu, proses pembatikan dilakukan di rumahrumah penduduk.

Adapun hasil pembatikan, khususnya batik-batik tulis, menjadi barang dagangan atau dikomersilkan karena memang ketika itu batik-batik tersebut dibuat dengan ragam hias sesuai dengan kesenangan atau selera masyarakat Betawi. Warna batik Betawi memiliki kekhasan, yaitu didominasi warna yang cerah, seperti merah, kuning, atau oranye. Hal ini dikarenakan pengaruh unsur-unsur kebudayaan Cina.

Masih menurut Hj Emma, sekitar tahun1970, gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, bersamasama masyarakat Betawi menentukan kain yang akan dipakai oleh none Jakarta, yaitu kain bermotif pucuk rebung atau tumpal yang diserasikan dengan kebaya panjang. Dipilihnya motif pucuk rebung karena memang motif inilah yang sudah lama ada dan dikenal oleh masyarakat Betawi. Kini, batik motif pucuk rebung telah identik dengan batik Betawi.

Seiring dengan perjalanan waktu, lambat laun para pengrajin batik Betawi hilang dari Jakarta karena alasan lingkungan dan sebagainya. Menurut Emma, seperti pembatik Eka Jaya di Karet Tengsin yang sudah tidak diperkenankan lagi melakukan usaha pembatikan di Jakarta karena alasan aspek lingkungan hidup sehingga pembatik ini harus pindah ke Kota Tangerang, Banten. Begitu pula batik Ibu Sud yang mengalami kemunduruan karena adanya keterbatasan dalam pengembangan batik, demikian pula batik Berdikari yang berada di Palmerah. Walhasil, warga Jakarta pun untuk beberapa lama tidak lagi melihat tempat pembatikan batik Betawi di Jakarta. Bahkan, batik Betawi pun tenggelam dengan popularitas batik Pekalongan, Solo, Yogya, dan menyusul Semarang.
Juga tidak lagi terdengar pada saat batik Indonesia diakui oleh UNESCO sebagai warisan atau identik dengan bangsa Indonesia, pada saat pemerintah menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai hari batik nasional dan para PNS mempunyai seragam batik dengan motif khusus yang mereka gunakan untuk bekerja di hari-hari tertentu.

Namun, kondisi ini tampaknya tidak berlangsung lama. dalah budayawan Ridwan Saidi, salah satu dari beberapa tokoh Betawi yang prihatin terhadap tenggelamnya pamor batik Betawi. Ia kemudian mengembangkan batik dengan motifmotif khas Betawi. Di antara motif-motif tersebut bahkan sudah ada yang ia patenkan.
Kepedulian ini juga datang dari orang nomor satu di Ibu Kota yang putra Betawi, Fauzi Bowo. Bang Foke, sapaan akrabnya, bahkan mengamanatkan secara khusus kepada para pengurus LKB periode 2012-2015 yang ia kukuhkan untuk segera melakukan inventarisasi terhadap batik-batik Betawi dan melakukan pengembangannya agar pamor batik Betawi kembali mencuat.

Jakarta Islamic Centre (JIC) sebagai pusat pengkajian dan pengembangan Islam Jakarta juga tidak tinggal diam karena batik Betawi dapat dijadikan sarana dakwah jika dapat mengembangkan motif-motifnya dengan motif-motif Islami. Juga terkait dengan persoalan menutup aurat jika melekat kepada busana Muslim dan Muslimah, jilbab dan sebagainya. Selain memiliki nilai ekonomis.

Pada program Halaqoh Betawi Corner tahun 2012 ini, JIC menjadikan batik Betawi sebagai satu bentuk kegiatan pengembangan untuk pemberdayaan masyarakat Jakarta yang bernilai dakwah dan juga ekonomis. JIC menggandeng salah seorang anak muda berbakat, putri Betawi Ernawati, yang memiliki usaha pembatikan dengan nama Seraci Batik Betawi di pinggiran Kota Jakarta. Ernawati telah mengkreasi beberapa motif batik Betawi yang Islami, seperti motif Masjid Al-Alam, Marunda; motif Jakarta Berdzikir; dan motif Jakarta Islamic Centre. Ada pula motif-motif yang menggambarkan tentang aktivitas orang dan jagoan Betawi masa lalu serta permainan dan benda-benda khas Betawi, seperti baritan, ngeluku, menjala ikan, menumbuk padi, menyebar padi, ngangon kebo, ngelajo, penganten Betawi, Pitung dan rumahnya, Pitung silat, Pitung ngelancong, bubu, maen jurus, gambang, kromong, dan topeng betawi.

Kegiatan Halaqoh Betawi Corner JIC berbentuk workshop selama tiga hari dari Jumat hingga Ahad, 30 Maret-1 April 2012 di mana diharapkan setelah peserta mengikuti workshop ini dapat membuka usaha pembatikan di daerahnya masingmasing yang memenuhi syarat amdal atau dapat membuka usaha galeri dan atau outlet penjualan batik Betawi. Tentu saja dengan motif-motif Islami. Kegiatan halaqah ini diselenggarakan oleh JIC bekerja sama dengan LKB selaku pihak yang akan membina sanggarsanggar atau galeri dan outlet batik Betawi pasca-workshop.
Kegiatan ini bekerja sama dengan Seraci Batik Betawi dalam pelaksanaan workshop dan pengembangan batik Betawi dengan motif-motif Islami beserta produk-produknya( dari busana Muslim dan Muslimah sampai jilbab).

Workshop ini dapat diikuti oleh warga Jakarta, diprioritaskan untuk perempuan, tanpa dipunggut biaya. Bagi yang berminat dapat menghubungi JIC ke nomor 021-4413069 via Lia, Dewi, atau Lala setiap hari kerja atau ke nomor 081314165949, peserta workshop dibatasi hanya 25 orang setiap angkatannya.

Oleh Rakhmad Zailani Kiki Koordinator Pengkajian JIC

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

three + 5 =