JIC, JAKARTA — Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) tengah berperan dalam program mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Sebanyak 18 persen atau 4,5 juta orang miskin telah merasakan manfaat dari program BAZNAS pada 2015.
Direktur Koordinator Zakat Nasional BAZNAS, Mohd. Nasir Tajang mengatakan, manfaat dari zakat sangat luar biasa. Walau baru 1,2 persen potensi zakat yang berhasil dihimpun, tapi sudah bisa dirasakan manfaatnya oleh 4,5 juta orang miskin di Indonesia.
“Kabayang kalau zakat bisa kita gali sampai 100 persen, itu manfaatnya luar biasa,” kata Nasir kepada Republika, Kamis (6/10).
Dia menerangkan, ada sebanyak 11 persen atau 28,5 juta orang miskin di Indonesia. Zakat yang dihimpun BAZNAS pada tahun lalu sudah dirasakan manfaatnya oleh 18 persen dari 28,5 juta orang miskin di Indonesia.
Ketua BAZNAS Prof Dr Bambang Sudibyo menerangkan, mengentaskan kemiskinan merupakan program unggulan BAZNAS. Pihaknya telah mengembangkan komunitas miskin yang berbasis zakat.
Melalui program tersebut, masyarakat miskin diberdayakan dengan cara mengembangkan perekonomian mereka. Bambang mencontohkan, BAZNAS telah memfasilitasi masyarakat miskin di Kalimantan untuk membudidayakan pepaya mini.
Tahun ini juga, pihaknya berencana, akan memberikan anak kambing kepada kelompok masyarakat miskin. Sehingga, tahun depan sebelum Idul Adha, anak kambing yang telah besar dibeli kembail oleh BAZNAS. Kemudian, dijual kepada orang-orang yang mau berkurban. “Itu cara kami menggerakan ekonomi mereka,” ujarnya.
Menurutnya, masih ada program-program lain yang akan dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan. BAZNAS akan memberikan pembiayaan mikro kepada masyarakat miskin dengan cara melakukan pendekatan komprehensif kepada mereka.
BAZNAS pun memberikan beasiswa kepada anak-anak orang miskin. Harapannya, dengan bersekolah mereka bisa merubah nasibnya. Minimal mereka tidak bernasib seperti orang tua mereka kelak. “Program ini kami lakukan bersinergi dengan apa yang dilakukan pemerintah,” ujar Bambang.
Dia menegaskan, kalau pemerintah bersama BAZNAS bisa mengentaskan kemiskinan 1 persen setiap tahunnya. Maka, mestinya dalam waktu 11 tahun kemiskinan sudah terentaskan.
“Pemerintah dan BAZNAS perlu bersinergi. Nanti bisa dibanding mana yang lebih efektif untuk mengentaskan kemiskinan, pakai dana APBN atau zakat,” katanya.












