BEGINI RASANYA BERPUASA 11 JAM DI NEGERI KIWI SAAT MUSIM DINGIN

0
299

20130531-220941

JIC – Muslim di negeri Kiwi atau New Zealand melaksanakan puasa selama 11 jam dan dalam kondisi musim dingin. Mereka sahur dengan suhu udara di luar sekitar -4 derajat celcius. Bagaimana rasanya?

Arif Zuhdi, WNI yang tinggal di Hamilton, New Zealand mengatakan tahun ini adalah pertama dia puasa dalam kondisi cuaca dingin setelah 2 tahun sebelumnya menjalankan puasa di Pontianak, Kalimantan dengan cuaca panas.

” Puasa di musim dingin menurut saya lebih enak dan terasa lebih singkat jika dibandingkan di musim panas,” ucap Arif dalam surat elektronik yang diterima detikcom, Rabu (22/6/2016).

Menurut Arif, di New Zealand saat pertama kali sahur, suhu di sana berada pada -4 derajat celcius. Namun demikian, suhu relative berfluktuasi dari hari ke hari yang berkisar dari 0 hingga 10 derajat celcius.

94664534-03bd-400e-bdb9-811245a62e1b_169

“Puasa di New Zealand tahun ini menjadi puasa tersingkat yang pernah saya jalankan seumur hidup saya, yaitu kurang dari 12 jam atau sekitar 11 jam saja,” katanya.

Puasa dimulai pukul 06.00 pagi dan berbuka pukul 05.00 sore. Arif mengaku tidak terlalu merasa lapar dan haus saat menjalankan puasa karena suhu udara yang tidak terlalu panas. Kondisi ini sangat mendukung muslim di sana untuk berpuasa.

“Kondisi demikian dimanfaatkan oleh adanya sebagian orang dari Timur Tengah untuk berwisata ke sini, di mana suhu di sebagian besar Negara Timur Tengah berada di atas 40 derajat celcius atau hampir mendekati 50 derajat celcius. Salah satu keuntungan yang mereka dapatkan adalah selain suhu di sini yang relative dingin juga adanya puasa yang relatif lebih singkat,” ucapnya.

Menurut Arif, New Zealand yang merupakan salah satu negara maju dan sekuler tidak menghalangi seorang Muslim untuk menjalankan puasa. Bahkan komunitas Muslim Indonesia bisa mengadakan acara buka puasa bersama. Selain buka puasa bersama, muslim di sana juga mengumpulkan dana sebesar $800NZD untuk disumbangkan ke masjid Jam Hamilton.

“Di tempat saya tinggal, Hamilton yang jumlah kepala keluarga muslimnya hanya hitungan jari pun ikut berpartisipasi dalam rangka donasi buka puasa dan sahur bersama yang diadakan setiap hari di bulan Ramadan,” jelas Arif.

Baitul-Muqeet-Mosque-in-New-Zealand-e1383536666179

Buka bersama yang diadakan di masjid dimulai dengan santapan takjil yang terdiri dari menu ringan seperti kurma, anggur, pisang dan samosa. Jumlah orang yang ikut buka bersama biasanya ada sekitar 6 shaf, sekitar 70-90 orang. Mayoritas terdiri dari orang Somalia, kemudian disusul orang Timur Tengah, Asia Selatan dan sebagian kecil Asia Tenggara dan suku lain. Menu tersebut ditaruh di sebuah piring plastik dan ditata di atas tikar plastik tipis yang transparan dan memanjang. Posisinya disusun sedemikian rupa sehingga para jamaah bisa saling berhadap-hadapan.

Butuh waktu 10 menit untuk menyantap takjil yang disediakan, kemudian dilanjutkan dengan salat Magrib berjamaah. Selesai salat Maghrib para jamaah antre untuk mengambil menu utama yang biasanya berupa nasi biryani yang sudah dikemas dalam kotak kecil makanan dengan lauk ayam atau kambing yang berjumlah 2 kotak untuk 1 orang. Saya mengira setelah mendapatkan kotak makanan tersebut jamaah akan makan bersama di dalam masjid. Ternyata dugaan saya salah, setelah menerima kotak makanan tersebut jamaah pulang ke rumah masing-masing.

Kehidupan Umat Islam di New Zaeland

Selain buka puasa di lingkungan sekitar rumah, Arif juga ikut berbuka bersama komunitas muslim di Indonesia. Acara buka bersama sudah diadakan sebanyak dua kali, penyelenggaranya WNI yang sudah menetap selama puluhan tahun di New Zealand. Buka bersama ini tak hanya dihadiri oleh WNI saja tetapi juga muslim dari Arab Saudi, China dan Pakistan.

Selain buka puasa bersama, biasanya dilakukan salat Tarawih di masjid. Salat dimulai pukul 19.30 sebanyak 20 rakaat dengan bacaan hingga 1 juz. Sehingga selama 1 bulan bisa selesai 30 Juz.

“Semua Imam adalah penghafal Alquran. Bacaan surat yang dibacapun cukup panjang dengan target dalam satu kali salat Tarawih bisa menyelesaikan 1 juz,” katanya.

“Saya merasa bersyukur dan senang bahwa antusias warga muslim di Hamilton cukup tinggi untuk melakukan salat jamaah di masjid. Hal tersebut bisa terlihat dari jumlah parker mobil yang tak lagi mencukupi di pelataran masjid,” tambah Arif.

Sumber ; detiknews.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

19 + 15 =