
JIC – Waktu ibadah puasa di Indonesia lebih sebentar dibanding dengan negara-negara lain. Di Indonesia waktu berpuasa kurang lebih sekitar 12 jam. Sedangkan di negara lain seperti Eropa sampai 18 hingga 21 jam.
Hal itu pula yang diungkapkan oleh Rezkiva Natakusuma, warga negara Indonesia yang tahun ini menjalankan ibadah puasa di luar negeri yakni London, Inggris. Kiva panggilan dari Rezkiva menceritakan, Ramadan tahun merupakan pengalaman pertamanya puasa di negeri orang. Ini lantaran dirinya harus menemani istrinya, Ayodya Heristyorini, yang tengah menempuh pendidikan S2 di London.
“Tahun ini adalah tahun pertama saya dan istri melaksanakan puasa Ramadan di luar negeri, tepatnya di London, United Kingdom. Kami tinggal di London sejak September tahun lalu karena istri saya sedang menempuh pendidikan S2,” kata Kiva, kepada merdeka.com.
Dia mengatakan, puasa tahun ini bertepatan dengan musim panas dengan rata-rata suhu 17 derajat celcius. Sehingga siang hari lebih panjang dari pada malam. Meski puasanya lama namun Kiva dan istri tidak merasa kepanasan.
“Bulan Ramadan tahun ini jatuh pada musim panas (summer), saat matahari lebih lama bersinar, sehingga siang hari lebih panjang dari pada malam. Pada Ramadan ini di London rata-rata suhunya 17°C, jadi meskipun lama puasanya tapi kami tidak kepanasan,” ujarnya.
Kendati menjalankan puasa pada musim panas, namun tidak mengganggu aktivitas sehari-hari dan kekusyuan beribadah. Malah menurutnya, terkadang menggunakan jaket karena angin yang kencang.
“Karena terbantu cuaca yang tidak panas, malah kadang masih perlu berjaket karena hujan dan angin yang kencang, kami masih bisa beraktivitas sambil puasa panjang dengan nyaman,” tutur Kiva.
Lanjutnya, yang menarik dari puasa di London ialah setiap masjid memiliki jadwal buka dan imsak yang berbeda. Walaupun perbedaan itu hanya beberapa menit. Kiva mengatakan, itu terjadi karena perbedaan mahzab dalam perhitungan waktu terbit dan terbenam matahari.
“Yang menarik dari berpuasa di sini adalah tiap masjid di London bisa berbeda penetapan waktu imsak dan berbuka. Meskipun perbedaannya mungkin hanya beberapa menit. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) merilis jadwal puasa yang sama dengan Masjid Central London, yang sedikit berbeda dengan jadwal Masjid East London,” kata Kiva.
Akibat adanya perbedaan itu dia pun bingung mengatur jadwal masak dan makan buka dan sahur. Tapi Kiva mengatasinya dengan memasak banyak untuk dua kali makan.
“Awalnya, kami bingung bagaimana mengatur jadwal masak dan makan untuk berbuka dan sahur dalam waktu singkat. Untuk mensiasatinya, sebelum berbuka kami memasak porsi untuk dua kali makan sehingga untuk sahur kami hanya perlu menghangatkan lauk yang dimakan saat berbuka,” tandasnya.
Sumber : merdeka.com












