“Menyemprotkan disinfektan dan menyediakan hand sanitizer di seluruh akomodasi jemaah haji Indonesia,” ujar Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Nizar Ali dalam keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (10/3).
Instruksi tersebut diterbitkan Ditjen Haji dan Umrah berdasarkan surat edaran yang dikeluarkan Nizar kepada seluruh Kepala Kanwil Kemenag Provinsi, Kepala UPT Arama Haji, dan Staf Teknis Haji di KJRI Jeddah.
Nizar turut menegaskan para personel penyedia layanan konsumsi dan transportasi seluruh jemaah haji di Arab Saudi harus bebas virus corona. Kondisi sehat, juga wajib bagi calon jemaah haji saat akan mengikuti manasik haji, baik di tingkat KUA Kecamatan maupun Kemenag Kab/Kota harus dalam kondisi sehat.
“Jika sedang sakit, jangan dipaksakan,” kata dia.
Terpisah, Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali mengaku sudah menerima edaran tersebut. Dia menduga hal yang sama juga menjadi perhatian Pemerintah Arab Saudi dalam penyelenggaraan haji tahun ini.
“Karena saat ini masih dalam tahap negosiasi. SE ini akan kita diskusikan bersama saat pembahasan kontrak nanti,” jelasnya.
Tim penyedia layanan haji di Arab Saudi diketahui kini sudah berada di Tanah Suci. Mereka sedang bekerja guna menyiapkan hotel, makanan, dan sarana transportasi jemaah untuk penyelenggaraan haji 1441H/2020 Masehi.
![]() |
Jadwal ulang keberangkatan umrah
Sementara itu, Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kemenag Arfi Hatim meminta agar Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) menjadwal ulang keberangkatan bagi para calon jemaah umrah asal Indonesia.
“Biar proses refund hanya untuk visa saja sebagaimana kebijakan dari Saudi,” kata Arfi dalam keterangan tertulisnya.
Diketahui hingga saat ini Arab Saudi masih menghentikan sementara visa umrah dan ziarah terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Arfi juga meminta calon jemaah umrah untuk bersabar menunggu update informasi dari Saudi terkait pencabutan kebijakan penangguhan visa umrah. Sebab, PPIU tentu menunggu kepastian pencabutan penangguhan terlebih dahulu saat akan melakukan penjadwalan ulang.
“Jika pilihannya adalah jadwal ulang, tentu yang kemarin tertunda keberangkatan jadi prioritas. Dan, jemaah tak akan dimintai biaya tambahan,” jelas Arfi.
Selain itu, Arfi juga mendorong PPIU untuk tidak membuka dan menerima pendaftaran paket umrah terlebih dahulu sampai ada kepastian keberangkatan dari Saudi. (rzr/ain)