DASAR KEISTIMEWAAN PALESTINA DI FADLAIL AL-QUDS

0
438
Subduing al-Quds

JIC, JAKARTA — Ibn al-Jauzi dalam kitabnya Fadlail al-Quds juga menyampaikan sebuah hadis yang dinukil dari syekhnya, Abu al-Ma’mar al-Mubarak bin Ahmad al-Anshari. Dalam hadis yang musalsal hingga Rasulullah itu, disebutkan tentang posisi penciptaan wilayah al-Quds.

Disebutkan dalam hadis itu bahwa daerah yang pertama kali diciptakan Allah di bumi ialah Makkah. Saat pertama kali diciptakan, Allah memosisikannya sebagai tempat yang terhormat. Makkah dilindungi oleh para malaikat sebelum Allah menciptakan apa pun selama 10 ribu tahun.

Lalu, Allah melanjutkan penciptaan Kota Madinah dan disusul kemudian al-Quds. Usai menciptakan ketiga kawasan itu, setelah lewat 10 ribu tahun kemudian, Allah ciptakan alam semesta secara keseluruhan.

Ia melanjutkan pemaparannya dengan menujukkan dasar keistimewaan al-Quds lainnya. Dalil tersebut, yaitu Allah memilih al-Quds sebagai tujuan isra’ Rasulullah. Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya.  (QS al-Isra [17] : 1).

Perhatian yang diberikan oleh Allah terhadap al-Quds tak sebatas terhenti pada peristiwa isra. Dalam sebuah riwayat dari Ka’ab al-Akhbar disebutkan bahwasanya Allah melakukan pengawasan terhadap al-Quds dua kali tiap harinya.

Keistimewaan inilah yang menjadikan al-Quds layak dikunjungi. Dan, sebuah riwayat yang dinukil dari Makhul menyebutkan beberapa ganjaran bagi mereka yang berziarah di al-Quds.

Dikatakan bahwa barang siapa yang mengunjungi al-Quds dengan penuh rasa kecintaan, Allah menjanjikan ia masuk surga dan kelak akan dikunjungi oleh para nabi di sana. Demikian pula, mereka yang berbondong-bondong ke Al-Quds maka ribuan malaikat akan menyertai mereka dan meminta ampunan serta mendoakan mereka.

Shalat di al-Aqsha juga memilliki nilai pahala yang lebih. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dari Rasulullah bahwa barang siapa yang shalat di Baitul Maqdis lima kali shalat sunah, tiap shalatnya empat rakaat dengan membaca surah al-Ikhlas 1.000 kali maka ia telah membebaskan dirinya dari api neraka. Riwayat lain dari Anas bin Malik menyebutkan perbandingan pahala shalat yang dilakukan di Masjid al-Aqsha di masjid biasa.

Di Masjid al-Aqsha, pahalanya mencapai 50 ribu pahala shalat. Jumlah pahala tersebut hampir mendekati pahala shalat di Masjidil Haram, Makkah, yaitu sebesar 100 ribu pahala sahalat. Berbeda dengan shalat di masjid biasa yang pahalanya hanya mencapai 26 derajat.

Demikian pula dengan ganjaran kebaikan ataupun keburukan yang dilakukan di kawasan tersebut. Sebuah riwayat Abu al-Ma’mar al-Mubarak bin Ahmad al-Anshari dari Shafwan bin Amar menyebutkan bahwa kebaikan dan kejelekan yang dikerjakan seseorang di Baitul Maqdis dilipatgandakan menjadi 1.000 kali lipat.

Di kawasan Baitul Maqdis, terdapat pula sejumlah situs bersejarah dan makam para nabi, antara lain, berdasarkan riwayat yang sahih, di Palestina terdapat tempat peristirahatan terakhir nabi Musa, Ibrahim, Ishaq, Ya’qub, dan Yusuf.

Di Palestinya juga, lokasi di mana Mihrab Daud berada. Selain itu, terdapat sumber mata air Salwan ‘ain Salwan. Sumber air itu dicantumkan secara tegas dalam kitab suci umat Kristiani, Injil. Dikatakan bahwa Salwan ialah mata air yang disebut-sebut merupakan sumber air yang dari surga.

Dari air mata itu, Maryam pernah minum saat dituduh oleh masyarakat akibat kehamilannya yang di luar kebiasaan. Jika ia terbukti salah, setelah meminum air Salwan ia disumpah meninggal dunia. Tetapi, yang terjadi malah sebaliknya. Setelah meneguk air  Salwan, justru kebaikan semakin berpihak kepadanya.

Sumber : republika.co.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

2 + eight =