DI PESANTREN KEBON JAMBU AL-ISLAMY, PARA SANTRI RIUH BERPUISI

0
317
Habib Luthfi dan Robith Hasymi Yassin (Dok. Pesantren Kebon Jambu, Cirebon)
Jakarta, JICĀ -Menulis adalah level ketiga sesudah mendengar dan membaca dalam aktivitas akademis. Kesadaran semacam ini tumbuh dengan baik di lingkungan Pesantren Kebon Jambu al-Islamy, Cirebon. Belasan santri di sana sudah mulai mengikuti jejak sang pengasuh mereka, Nyai Masriyah Amva.

Selain dikenal sebagai ulama perempuan, Masriyah tercatat sebagai penyair muslim terkemuka,Ā Apa & Siapa Penyair Indonesia, 2017. Dia telah menulis lebih dari 20 buku motivasi dan puisi.

 

Sejak beberapa tahun terakhir telah belasan buku karya para santri Kebon Jambu diterbitkan. Baik puisi, novel, maupun buku referensi. Hilyatul Aulia, misalnya, menerbitkan Santriwati Berbicara Islam, Pesantren, Gender, dan Sastra. Sementara M. Iqbal Saripudin menulis novelĀ Kabut Cinta di Ujung Senja, serta Muhammad Ridwan menerbitkanĀ Catatan sang Santri.

Salah satu anak lelaki Masriyah, Robith Hasymi Yassin, menerbitkan tiga buku. Dua di antaranya,Ā Dasar dasar Ilmu Mantiq, danĀ Skema dan Tabel AljurumiyyahĀ menjadi materi rujukan di berbagai pesantren besar dan universitas-universitas Islam. “Juga dipakai untuk pelatihan guru-guru dan dosen,” kata Masriyah bangga.

Sementara Syafii Atsmari, menantunya, menerbitkan enam buku sepertiĀ Minhajul ‘Abidin, Syarifaty ‘Imrity,Ā danĀ Atsmarul Iman.

M. Iqbal Saripudin dan novel karyanyaM. Iqbal Saripudin dan novel karyanya Foto: Dok. Pesantren Kebon Jambu

Belakangan, Awanilah Amva, pun ikut menulis puisi. Karyanya diterbitkan dalam antologiĀ 9-06-17.

Sedih yang terdalam adalah kehilanganmu / Hingga aku tak bisa memaknai kesedihan setelah itu / Bahagia yang kuasa dalah saat bersamamu / Hingga tak ada kebahagiaan lagi yang tersisa dalam rasaku

Demikian salah satu bait puisi dalam antologi tersebut. Sejak pertengahan 2017 hidup Awanilah berubah dari sekedar ibu rumah tangga menjadi pemimpin pesantren dengan seribuan santri di Kebon Jambu Al-Islamy. Kesedihan yang tak terperi selepas kepergian sang suami, Asror Muhammad, diubahnya menjadi semacam energi untuk berpuisi.

Sumber : detikNews.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

1 × four =