Warga Kampung Bengek yang berlokasi di RT 11 RW 17 Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (26/2/2021). (KOMPAS.COM/ IRA GITA)
JAKARTA, JIC – Bukannya mereda, kasus Covid-19 di Indonesia semakin memburuk beberapa waktu belakangan. Pada Rabu (14/7/2021), Indonesia kembali mencatatkan rekor penambahan kasus harian, yakni di angka 54.517. Penambahan terbanyak ada di Ibu Kota Jakarta dengan 12.667 kasus. Kondisi ini tentu merugikan bagi banyak pihak, terutama warga miskin Ibu Kota yang serba kekurangan.
Hidup dalam ketidakberdayaan Koordinator Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Eny Rochayati mengatakan, masyarakat yang tinggal di kampung-kampung Jakarta, salah satunya di Jakarta Utara, kini hidup dalam ketidakberdayaan.
Warga bertahan tanpa nafkah hingga ada yang meninggal sesak napas tanpa teridentifikasi secara medis penyebab kematian tersebut. ”Kejadian kematiannya tinggi sekali. Setiap hari, ada kematian, paling tidak itu dua orang. Gejalanya sama, sesak napas,” kata Eny, dilansir dari Kompas.id.
Mereka yang meninggal itu ada yang hanya bertahan di rumah hingga mengembuskan napas terakhir. Sebagian warga meninggal setelah ditolak rumah sakit karena kapasitas ruang perawatan penuh. Salah satunya dialami kerabat Eny yang selama 10 hari menderita sakit kepala, lambung, dan sesak napas.
Usai Ditolak RS Kerabatnya yang juga bagian dari pengurus JRMK itu mencari rumah sakit di berbagai tempat. Ia sempat diterima di salah satu rumah sakit di wilayah Penjaringan dan ditempatkan di tenda darurat. Hanya saja, ia tidak mendapat banyak pelayanan kesehatan sehingga dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya. Dalam perjalanan pulang itu, kerabat Eny meninggal, tepatnya pada 7 Juli 2021.
Halaman Selanjutnya Satu per satu warga meninggal…
Sumber : Kompas.com,