FESTIVAL SENI BUDAYA ISLAM JIC RESMI DIBUKA

JIC- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membuka Festival Seni Budaya Islam 2022 yang digelar oleh Jakarta Islamic Centre di Koja, Jakarta Utara, (23/8). Kepala Biro Pendidikan dan Mental Spiritual (Dikmental) Provinsi DKI Jakarta Gunas Mahdianto mengatakan festival ini dapat menjadi momentum mengenalkan kembali seni budaya Islam di Indonesia khususnya kepada kaum milenial.

Sementara itu Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta mengatakan, Islam tidak anti seni, tetapi Islam mewarnai seni dan budaya agar mendatangkan manfaat bagi umat manusia.

KH Muhammad Subki, Lc menilai bahwa budaya dan seni adalah suatu kekayaan yang diberikan Allah kepada manusia. “Kalau kita hidup gak pakai seni, kering rasanya,” ujarnya.

Kiai Subki lebih lanjut mengatakan bahwa seni juga harus harus dikelola dengan baik, sebab menurutnya jika seni tidak dikelola dengan baik seni itu juga bisa merusak.

“Liat Citayam Fashion Week, kita sebetulnya tidak masalah dengan kegiatan itu, tapi kesini-sininya ada banci-banci ikut lenggak-lenggok, ada bendera LGBT, ada kebebasan pergaulan,” imbuhnya.

“Pengelolaan ini menjadi sangat penting, sebab jika kita tidak kelola dengan baik maka ini akan menjadi perusak generasi muda di masa yang akan datang,” tegasnya.

Atas dasar keprihatian itu, Kiai Subki mengatakan bawah Jakarta Islamic Centre merasa perlu mengajak anak-anak muda Indonesia, anak-anak muda millenial yang hari ini mereka bisa berhubungan dengan dunia luar tanpa batas dengan berbagai aplikasi dan sistem-sistem yang terbarukan itu semua adalah bagian dari sesuatu yang harus kita kelola.

“Atas nama Jakarta Islamic Centre mengucapkan banyak terimakasih kepada para pimpinan, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan para pelajar yang telah hadir di Jakarta Islamic Centre,” punkasnya.

Seperti diketahui, Jakarta Islamic Centre menggelar Festival Seni Budaya Islam Indonesia yang berlangsung dari tanggal 23-25 Agustus 2022.

Festival Seni Budaya Islam Indonesia ini juga akan dimeriahkan dengan pentas seni nasyid, gambus, dan teatrikal Islam. Kegiatan ini juga melibatkan sejumlah penggiat seni di antaranya Hadra Daeng Ratu, Musdalifah, Asma Nadia, dan Harun Tsaqif.[irfan]