MAU FLEXING, JANGAN DEH BRO !

0
567
flexing-jangan-deh-bro

JIC- Hari ini sangat banyak kita lihat para artis atau pengguna media sosial baik itu Instagram, TikTok, YouTube, dan media lainnya memamerkan kekayaannya di akun media sosial. Aksi pamer kekayaan tersebut juga dikenal dengan “Flexing” di media sosial.

Bentuk flexing yang dilakukan seperti, memamerkan harta benda, kendaraan sport, rumah mewah, ataupun barang mewah lainnya. Sebagian alasan melakukan flexing ialah sebagai motivasi orang-orang yang melihat.

Pertanyaannya adalah bagaimana hukum flexing dalam agama Islam? Apakah seseorang yang memiliki harta berlimpah diperbolehkan memamerkan kepada orang lain walaupun untuk tujuan baik atau motivasi.

Memamerkan harta kekayaan kepada orang lain dengan alasan apapun pada dasarnya adalah termasuk perbuatan sombong. Sifat sombong juga masuk dalam kategori sifat yang buruk. Al-Qur’an dalam surah Lukman ayat 18 melarang untuk memamerkan harta dan bersikap sombong.

Janganlah engkau memalingkan wajahmu dari manusia dengan sikap sombong, dan janganlah berjalan di muka bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan sangat membanggakan diri.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam juga telah mengingatkan kepada umat Islam agar tidak melakukan sifat sombong dengan memamerkan pakaian mewah ataupun mahal. Rasulullah dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud yang artinya:

Seseorang yang memiliki kesombongan sekecil biji sawi di dalam hatinya tidak akan masuk surga. Ada yang bertanya, ‘Bagaimana dengan seseorang yang suka memakai pakaian dan alas kaki yang indah?’ Rasulullah menjawab, ‘sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan. Namun, kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.”

Bahkan dalam surah Al-Mukmin ditegaskan Allah Ta’ala sangat membenci orang yang sombong. Bahkan Allah juga akan mengunci hati mereka.

Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.” (Qs Al-mukmin : 35)

Maka jika lihat dari firman Allah diatas dan beberapa sabda Rasulullah bahwa sebagai umat Islam agar tidak melakukan atau memiliki sifat sombong.

Sebab sikap flexing ataupun menyombongkan sesuatu yang kita miliki, karena hal tersebut merupakan sifat yang tidak disukai Allah Ta’ala. Begitu juga ketika menyombongkan harta kekayaan atau barang-barang mewah yang dimiliki di media sosial dengan alasan apapun

Dua Musibah Besar Pelaku Flexing

Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali yang dikenal sebagai Imam Al-Ghazali dalam Kitab Minhajul Abidin menjelaskan bahwa riya artinya pamer (flexing) kepada orang lain. Menurut Imam Al-Ghazali, orang suka pamer selain mendapat dua aib, juga mendapat dua musibah besar.

Imam Al-Ghazali menjelaskan, perbuatan riya atau flexing juga menyebabkan dua musibah besar bagi pelakunya. Musibah pertama adalah terlepasnya surga.

Dalam sebuah riwayat disebutkan Nabi Muhammad SAW mengatakan, “Surga dapat berbicara dengan mengatakan aku (surga) diharamkan terhadap setiap orang yang pelit dan bersikap riya.”

Imam Al-Ghazali menjelaskan, musibah kedua orang yang riya adalah akan dimasukkan ke dalam neraka. Dari Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Orang yang pertama kali dipanggil pada hari kiamat kelak adalah para qori (pembaca Alquran), orang yang telah berperang dan mati syahid di jalan Allah, serta orang yang memiliki banyak harta (kaya raya).”

Kemudian Allah Azza wa Jalla bertanya kepada sang qori, “Bukankah Aku (Allah) telah mengajarkan kepadamu apa yang Aku turunkan kepada Rasul-ku.” Qori menjawab, “Benar wahai Rabb-ku.”

Allah SWT bertanya kembali, “Apa yang kau lakukan dengan apa yang telah Aku berikan kepadamu.” Qori menjawab, “Aku membacanya di tengah malam dan siang hari.”

Kemudian Allah SWT berfirman, “Dusta engkau.” Malaikat pun ikut mengatakan, “Engkau pendusta.”

Kemudian Allah berfirman, “Sebenarnya engkau ingin dipuji sebagai orang yang alim dan ahli membaca Alquran dan engkau sudah mendapatkan apa yang kau harapkan.”

Allah Ta’ala bertanya kepada orang yang kaya raya, “Bukankah Aku telah memberi banyak harta dan kekayaan yang membuatmu terbebas dari kekurangan.” Orang kaya itu menjawab, “Benar Wahai Tuhanku.”

Allah SWT bertanya lagi, “Apa yang kau perbuat dengan apa yang telah Aku berikan kepadamu itu.” Orang kaya itu menjawab, “Aku telah menyambung hubungan kekeluargaan dan bersedekah.”

Kemudian Allah SWT berfirman, “Dusta engkau.” Malaikat pun ikut mengatakan, “Engkau pendusta“.

Kemudian Allah berfirman, “Engkau sebenarnya ingin dipuji sebagai dermawan dan engkau telah mendapatkan sebutan itu.”

Kemudian didatangkan orang yang mati syahid. Allah bertanya kepadanya, “Apa yang kau lakukan di dunia?” Orang yang mati syahid menjawab, “Aku diperintah untuk jihad di jalan-Mu maka aku pun berperang dan terbunuh.”

Allah berfirman, “Dusta engkau.” Malaikat ikut mengatakan, “Engkau pendusta.”

Allah berfirman, “Sebenarnya kamu ingin dikatakan pemberani dan heroik. Itu telah engkau dapatkan.”

Abu Hurairah mengatakan, kemudian Rasulullah SAW menutup kedua lututku dengan tangan beliau. Beliau bersabda, “Abu Hurairah mereka itu adalah makhluk Allah yang pertama kali merasakan panasnya api neraka.”

Abdullah bin Abbas mengatakan, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya api neraka dan penghuninya itu menjerit-jerit disebabkan orang yang riya.” Kemudian beliau ditanya, “Wahai Rasulullah bagaimana cara api neraka itu menjerit.” Nabi Muhammad SAW menjawab, “Mereka menjerit akibat panasnya api neraka yang digunakan untuk menyiksa orang yang riya itu.”

Lihat betapa berat musibah yang harus diterima oleh orang yang gemar pamer di dunia dan hanya orang yang tajam pandangannya saja yang bisa mengambil pelajaran darinya. Hal ini dijelaskan Imam Al-Ghazali dalam Kitab Minhajul Abidin yang diterjemahkan Abu Hamas As-Sasaky dan diterbitkan Khatulistiwa Press 2013.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

eighteen + six =