IDUL FITRI: PENGALAMAN HARI RAYA DI TENGAH PANDEMI COVID-19 – ‘TIDAK TERASA SEPERTI LEBARAN’ DAN ‘ADA YANG HILANG’ (4)

0
284
Di Banda Aceh, ribuan umat Muslim mengikuti salat berjemaah yang digelar di Masjid Baiturrahman. SUMBER GAMBAR,ANTARA FOTO

‘Tidak pakai masker kami imbau pulang’

JIC,– Salah satu pengurus masjid di kawasan Surabaya Timur yang tidak bersedia disebutkan namanya, mengatakan, masjidnya tetap melaksanakan salat Idul Fitri.

Namun ia mengklaim telah menekankan kepada jamaah untuk menaati aturan kesehatan yaitu mengenakan masker, membawa sajadah sendiri, tidak berjabat tangan, dan tidak melakukan komunikasi yang berlebihan dengan sesama jamaah.

“Saling menjaga dirilah. Nanti kita umumkan kalau (jemaah) tidak bawa masker atau sajadah kita imbau untuk pulang. Kita saling menghormatilah,” ujar pengurus masjid tersebut.

Idul Fitri

SUMBER GAMBAR,ANTARA FOTO/ FAKHRI HERMANSYAH

Keterangan gambar : Sejumlah warga mengikuti shalat Idul Fitri 1441 H di Masjid Jami An Nur Kramat, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (23/05).

Sementara Yani, warga di kawasan Surabaya Selatan, mengungkapkan bahwa dirinya dan keluarganya memilih untuk melakukan salat Id di rumah dengan pertimbangan keputusan pemerintah dan anjuran ulama.

“Ya memang kita harus prihatin, mungkin lebaran saat ini tidak sama dengan lebaran-lebaran sebelumnya. Karena sebelumnya tidak ada wabah, tidak ada pandemi Covid-19 ini. Jadi kita bebas salat di luar ya. Itu lebih afdal.”

“Kan kita juga karena musim pandemi ini, kita menghindari mudarat yang lebih besar. Dan kita juga punya pemimpin yang wajib kita patuh”, ujarnya.

Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, Eddy Christijanto, menyatakan Pemerintah Kota Surabaya bekerja sama dengan TNI-Polri untuk memantau dan mengawasi masjid-mesjid yang melaksanakan Salat Id dalam menjalankan protocol kesehatan.

“Petugas medis kita tetap di Posko terpadu. Ada tujuh Posko yang siap 24 jam. Personel keamanan, polisi maksimal, TNI juga maksimal, termasuk Satpol PP dan Linmas kita juga maksimal,” ujarnya.

Di sisi lain, MUI Jawa Timur tidak melarang umat Muslim untuk menyelenggarakan salat Id berjemaah di masjid atau lapangan. Namun MUI memberikan sejumlah catatan.

“Untuk pelaksanaan salat Idul Fitri bisa kondisional. Apabila diselenggarakan di masjid atau di musala, maka perlu ada satu keseriusan untuk menegakkan disiplin protokol Covid-19,” kata Sekretaris MUI Jatim, Ainul Yaqin.

“Kami mengimbau, di satu sisi kita bisa menegakkan syiar Islam, tapi satu sisi kita tetap menjaga diri dari bahaya penyebaran Covid, karena itu juga bagian dari ajaran agama”, tuturnya.

Sebelumnya Pemerintah Jawa Timu mengizinkan pelaksanaan salat Idul Fitri berjemah di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya. Namun, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Heru Tjahjono, mencabut surat izin tersebut.

Surabaya Raya dan Malang Raya di Jawa Timur hingga saat ini masih memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Pada PSBB tahap kedua untuk di Surabaya Raya dan tahap pertama di Malang Raya, angka positif Covid-19 di Jatim mencapai 2.491 kasus per 20 Mei 2020. Dari jumlah itu, sebanyak 243 pasien meninggal dunia.

Sumber : bbcindonesia.com

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

seven + three =