JIC– Dalam satu dekade terakhir, perkembangan Islam di negara Jepang cukup pesat meskipun menjadi salah satu agama minoritas.
Berdasarkan data dari Jepang Muslim Association, jumlah Muslim di Jepang meningkat dua kali lipat dari 100.000 jiwa pada 2010 menjadi 200.000 pada 2020.
Islam masuk ke Jepang sejak 1877 M, ketika penduduk Jepang mulai mengenal Islam sebagai pemikiran agama Barat melalui terjemahan kitab-kitab tentang kehidupan Nabi Muhammad.
Hubungan diplomatik antara Turki Utsmani dan Jepang pada 1890 juga membawa pengaruh Islam ke Jepang.
Salah satu orang Jepang yang pertama memeluk Islam adalah Mitsutaro Takaoka, yang mengganti namanya menjadi Omar Yamaoka setelah menunaikan ibadah haji pada 1909.
Dilansir dari ayopalembang.com perkembangan Islam di Jepang semakin meningkat setelah masuknya para imigran Muslim dari berbagai negara, terutama dari Asia Tengah dan Rusia, yang mencari perlindungan di Jepang akibat Revolusi Bolshevik pada Perang Dunia I.
Para imigran itu mendirikan komunitas-komunitas Islam dan masjid-masjid di beberapa kota besar di Jepang, seperti Kobe dan Tokyo.
Seperti Masjid Kobe didirikan pada 1935 dan Masjid Tokyo didirikan pada 1938.
Lebih jauh, Islam di Jepang kini semakin berkembang seiring dengan meningkatnya jumlah imigran, mahasiswa, dan pekerja asing yang berasal dari negara-negara mayoritas Muslim.
Tak hanya itu, ada beberapa orang Jepang juga tertarik dengan ajaran Islam hingga memutuskan untuk masuk Islam.
Ada beberapa faktor yang mendorong orang Jepang untuk memeluk agama Islam antara lain, yakni rasa hormat terhadap nilai-nilai moral dan etika Islam, pengaruh media sosial dan internet, serta pengalaman berinteraksi dengan orang-orang Muslim.
Pemerintah dan masyarakat Jepang juga memberikan dukungan terhadap Islam karena mereka menghormati kebebasan beragama dan toleransi antarumat beragama.
Di Jepang ada beberapa kota yang dikenal sebagai kota ramah Muslim, seperti Tokyo, Osaka, Kyoto, Nagoya, dan Fukuoka.
Di kota-kota ini, tersedia fasilitas-fasilitas yang memudahkan umat Muslim untuk menjalankan ibadah dan kebutuhan sehari-hari, seperti masjid, musala, restoran halal, toko-toko produk halal, serta tempat wisata halal.
Sementara itu, Profesor emeritus sosiologi di Universitas Waseda di Tokyo, Hirofumi Tanada, memperkirakan Jepang kini menjadi rumah bagi lebih dari 200.000 Muslim.
Sebuah studi yang dilakukan Tanada dan rekan-rekannya menunjukkan terdapat 113 masjid di seluruh Jepang pada Maret 2021, naik dari hanya 15 pada tahun 1999.
Angka tersebut didasarkan pada statistik pemerintah, persentase populasi Muslim menurut negara, dan angka keanggotaan Asosiasi Studi Islam di Jepang.
Studi mereka menunjukkan bahwa sekitar 230.000 Muslim menyebut Jepang sebagai rumah mereka pada akhir tahun 2020.
Dari jumlah tersebut, warga negara Jepang dan mereka yang memperoleh status penduduk tetap melalui perkawinan dan keadaan lainnya berjumlah sekitar 47.000, lebih dari dua kali lipat perkiraan 10.000 hingga 20.000 pada satu dekade sebelumnya.
“Banyak dari mereka menjadi Muslim melalui pernikahan,” kata Tanada. “Semakin banyak orang yang mungkin bergabung dengan agama ini atas kemauan mereka sendiri,” ujarnya.
Masjid pernah menjadi pemandangan langka di Jepang, namun sekarang sudah tidak ada lagi.
Yang terbaru, Masjid Istiqlal Osaka, dibuka di Distrik Nishinari Osaka tahun lalu. Itu bertempat di bekas bangunan pabrik.












