KABUR DARI KELUARGA DAN MENGAKU KELUAR DARI ISLAM, KASUS PEREMPUAN SAUDI DITANGANI BADAN PENGUNGSI PBB (2)

0
212

Otoritas Thailand kerja sama dengan Saudi?

JIC, JAKARTA- Jenderal Surachate mengaku dia tidak mengetahui adanya penyitaan paspor yang bersangkutan oleh otoritas Saudi.

Sementara itu, kepala imigrasi Thailand, Surachate Hakparn, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa kasus itu adalah “masalah keluarga” dan remaja itu “tidak memiliki dokumen lain seperti tiket pulang atau uang”.

Bangkok airportHak atas fotoREUTERS
Image captionRahaf Mohammed al-Qunun said her passport was seized at Bangkok airport

Namun, wakil direktur Human Rights Watch Asia, Phil Robertson, mengatakan kepada BBC: “Agaknya pemerintah Thailand membuat cerita bahwa ia mencoba mengajukan permohonan visa dan ditolak … pada kenyataannya, dia memiliki tiket untuk pergi ke Australia, dia tidak ingin memasuki Thailand sejak awal.”

Dia berargumen bahwa pihak berwenang Thailand secara jelas telah bekerja sama dengan Arab Saudi karena pejabat Saudi dapat mendatangi pesawat yang ditumpangi Rafat ketika mendarat di Bangkok.

Rahaf Mohammed al-Qunun mengatakan kepada BBC bahwa dia sekarang berada di sebuah hotel di area transit bandara.

Dia berkata: “Saya berbagi cerita dan foto saya di media sosial dan ayah saya sangat marah karena saya melakukan ini … Saya tidak bisa belajar dan bekerja di negara saya, jadi saya ingin bebas dan belajar dan bekerja seperti yang saya inginkan.”

‘Saya khawatir keluarga saya akan membunuh saya’

Rahaf menulis di akun Twitternya bahwa dia memutuskan membeberkan identitasnya dengan detil karena dia merasa “tidak ada yang salah” dengan tindakannya.

Dia juga membagikan foto paspornya “karena saya ingin Anda tahu saya nyata dan ada”.

Dalam cuitan lainnya, dia menulis: “Saya khawatir keluarga saya akan membunuh saya.”

Kasus yang dialami Rahaf menggaungkan kembali kasus perempuan Saudi lainnya yang tengah transit di Australia pada April 2017.

Dina Ali Lasloom, 24 tahun, sedang dalam perjalanan dari Kuwait melalui Filipina, tetapi dibawa kembali ke Arab Saudi dari bandara Manila oleh keluarganya.

Dia menggunakan telepon genggam milik seorang turis Kanada untuk mengirim sebuah pesan, video yang kemudian dia unggah ke Twitter, dengan mengatakan bahwa keluarganya akan membunuhnya.

Nasibnya belum diketahui setelah dia dipaksa kembali ke Arab Saudi.

sumber : bbcindonesia.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

eighteen − three =