KEPATUHAN, ANUGERAH YANG SESUNGGUHNYA

0
246

JIC – Para hamba Allah SWT sangat berhasrat ingin mengetahui bagaimana masa depannya, apakah ia dalam kondisi bahagia atau celaka, sehingga para hamba itu ingin mengetahui rahasia pertolongan Allah SWT. Lalu mereka berdoa, melakukan berbagai amaliah.

Keinginan para hamba itu menurut Syeikh Zarruq didasari oleh tiga hal:

  1. Ingin mengenal segala sesuatu sampai ke akar-akarnya, yang merupakan naluriyah jiwanya.
  2. Ingin mengenal factor-faktor penyebab yang menghantar pada keinginannya.
  3. Di dalam nafsunya ada klaim-klaim yang kuat, yang mendorong dirinya untuk mengenal factor sesuai yang dikehendaki.

Di sinilah Allah SWT mengembalikan bahwa segalanya itu atas kehendak-Nya, bukan kehendak kita. Kehendak-Nya tidak ada yang bisa memaksaNya. Dialah Sang Penimbul, Pemula dan Pembangkit segalanya. TindakanNya tidak dilatarbelakangi oleh faktor tertentu, sedangkan semua faktor penyebab yang ada ini adalah ciptaanNya pula.

Allah juga mengetahui, jika hambaNya dibiarkan mengetahui rahasia pertolonganNya, dipastikan mereka malah meninggalkan amaliyahnya, karena bersandar saja pada ketentuan Azali.

Mereka akan mengatakan, “Bila di zaman Azali ada ketentuan bahwa saya ahli syurga, untuk apa saya beribadah, berdoa, dan berusaha?”

Maka Allah SWT pun berfirman, “Sesungguhnya rahmat Allah itu teramat dekat dengan orang-orang yang berbuat kebajikan.”

Kita sebagai seorang hamba memiliki aturan yang harus dilakukan yaitu berusaha, beramal ibadah, taat, patuh dan senantiasa butuh kepada Allah SWT sebagai perwujudan kepatuhan hamba kepdaNya. Al-Wasithy mengatakan, sesungguhnya Allah tidak mendekati si fakir karena kefakirannya, juga tidak menjauhi si kaya karena kekayaannya. Seluruh makhluk ini tidak memiliki pengaruh, baik sukses maupun gagal, bahkan seandainya dunia dan akhirat anda serahkan sepenuhnya kepada Allah, anda tidak akan tetap sampai kepada Allah dengan dunia dan akhirat anda.

Namun, bila Allah SWT menghendaki hambaNya untuk meraih anugrahNya, maka si hamba pun ditakdirkan untuk berikhtiar, patuh dan beramal soleh serta ibadah yang benar, tetapi seluruh tindakan hamba itu tidak menjadi penyebab turunnya anugerah, tetapi amal ibadah dan kepatuhan itulah anugerah yang sesungguhnya.

Sumber: Cahaya Sufi _ Koleksi Perpustakaan JIC

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

4 + 6 =